Sterilisasi Bakteri .1 Uraian umum

8 fraksi yang lebih polar dan fraksi air.Petroleum eter dan n-heksana juga dapat digunakan untuk menghilangkan lipid, wax dan senyawa lemak Dey, 2012. Pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi ada banyak, namun beberapa tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat.Pertama, pelarut harus tidak bercampur dengan air, mempunyai titik didih yang rendah jika digunakan untuk evaporasi dan sebaiknya memiliki densitas yang lebih rendah daripada air untuk membentuk lapisan atas sehingga pemisahan lebih mudah dilakukan.Kedua, pelarut harus aman dan tidak merusak lingkungan jika digunakan.Banyak pelarut yang tidak aman digunakan karena berbagai alasan seperti dietil eter mudah terbakar, toluen memiliki titik didih yang tinggi, benzen keamanan dan pelarut klorida seperti diklorometana berbahaya bagi lingkungan.Praktisnya, hanya ada beberapa pelarut saja yang biasa digunakan untuk ekstraksi seperti n- heksana, metil tertier butil eter MTBE dan etilasetat Venn, 2008.

2.4 Sterilisasi

Sterilisasi yaitu membebaskanbenda dari kontaminasi mikroorganisme, tujuannya untuk mendapatkan keadaanyang steril. Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a Sterilisasi pemanasan basah dengan uap atau air panas, b Sterilisasi kering dalam tanur, c Pembakaran total incineration Irianto, 2006. Berdasarkan dari tiga cara tersebut, sterilisasi dapat dibagi menjadi : 1. Sterilisasi kering a. Pemijaran Pemijaran digunakan untuk sterilisasi pada ose, ujung-ujung pinset dan sudipspatula logam. Universitas Sumatera Utara 9 b. Tanur uap panas Hot-Air Oven Sebagian besar sterilisasi kering dilakukan dengan alat tanur. Biasanya digunakan suhu 160-165ºC selama 1 jam. Cara ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering yang terbuat dari kaca, seperti tabung reaksi, cawan petri, labu, pipet, pinset, gunting, dan alat suntik dari kaca. Kadang-kadang dilakukan sterilisasi pada suhu 170ºC selama 2 jam Irianto, 2006. 2. Sterilisasi basah a. Perebusan dalam air Cara ini hanya cukup untuk mematikan mikroorganisme yang tidak berspora. b. Uap dalam tekanan Pensterilan dengan uap dalam tekanan dilakukan dalam autoklaf.Sterilisasi dilakukan pada suhu 121ºC selama 15-20 menit.Dalam suhu dan waktu tersebut semua mikroorganisme, baik vegetatif maupun spora dapat dimusnahkan Irianto, 2006. 2.5 Bakteri 2.5.1 Uraian umum Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” dari bahasa Yunani yang berartitongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop Dwidjoseputro, 1978. Bakteri yaitu mikroorganisme prokariot yang memiliki kromosom tunggal dantidak memiliki nukleus.Sel-selnya secara khas berbentuk bola, batang Universitas Sumatera Utara 10 atau spiral.Bakteri yang khas berdiameter sekitar 0,5 – 1,0 µm dan panjangnya 1,5 – 2,5 µm. Struktur sel bakteri yang paling penting adalah dinding sel yang bersifat kaku dan berfungsi untuk mempertahankan bentuknya serta melindungi sel bakteri dari perubahan tekanan osmotik yaitu antara sel dengan lingkungannya Irianto, 2006.

2.5.2 Pertumbuhan dan perkembangan bakteri

Pertumbuhan dan perkembangan bakteri dipengaruhi oleh: 1. Zat makanan nutrisi, sumber zat makanan bagi bakteri diperoleh darisenyawa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, tembaga dan kobalt, vitamin dan air untuk fungsi metabolik dan pertumbuhannya. 2. Keasaman dan kebasaan pH, bakteri umumnya tumbuh optimum pada pH antara 6,5 - 7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau basa. 3. Temperatur, proses pertumbuhan bakteri tergantung pada reaksi kimiawi dan laju reaksi kimia yang dipengaruhi oleh temperatur. Berdasarkan hal tersebut, maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bakteri psikofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 0 - 30 o C, dengan temperatur optimum adalah 10 - 20 o C. b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 5 - 60 o C, temperatur optimum adalah 25 - 40 o C. c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur optimum adalah 55 - 65 o C. 4. Oksigen, berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 11 a. Aerobik, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. b. Anaerobik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh tanpa oksigen. c. Anaerobik fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan oksigen ataupun tanpa oksigen. d. Mikroaerofilik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik dengan adanya sedikitoksigen. 5. Tekanan osmosa, medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri adalah medium isotonis terhadap isi sel bakteri. 6. Kelembapan, secara umum bakteri tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada lingkungan yang lembap. Kebutuhan akan air tergantung dari jenis bakterinya Pelczar dan Chan, 1988.

2.5.3 Pewarnaan Gram

Berdasarkan proses pewarnaan gram, bakteri dibagi menjadi dua yaitu: 1. Bakteri Gram positif Bakteri Gram positif menyerap zat warna pertama yaitu kristal violet yang menyebabkan warna ungu. 2. Bakteri Gram negatif Bakteri Gram negatif menyerap zat warna kedua yaitu safranin dan menyebabkannya berwarna merah. Perbedaan hasil pewarnaan Gram disebabkan perbedaan struktur, terutama dinding sel kedua bakteri Waluyo, 2010.Menurut Volk1993, struktur dinding sel bakteri Gram positif lebih sederhana, yaitu berlapis tunggal dengan kandungan lipid yang rendah 1- 4 sehingga memudahkan bahan bioaktif masuk ke dalam sel. Sedangkan struktur dinding sel bakteri Gram negatif lebih kompleks, yaitu berlapis tigaterdiri dari lapisan luar lipoprotein, lapisan tengah Universitas Sumatera Utara 12 lipopolisakaridayang berfungsi sebagai penghalang masuknya bahan bioaktif antibakteri danlapisan dalam terdapat peptidoglikan dengan kandungan lipid yang tinggi 11 - 12.

2.5.4 Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus termasuk suku Micrococcaceae, merupakanbakteri gram positif, berbentuk bulat kokus dengan diameter sekitar 1 μm, tidakmembentuk spora, katalase positif, oksidasi negatif dan dan termasuk anaerob fakultatif. Staphylococcus aureus adalah bakteri mesofil dengan suhu pertumbuhan optimum 37 o C.Staphylococcus aureushidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan seperti hidung, mulut, tenggorokan dan dapat pula dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin Supardi dan Sukamto, 1999. Keracunan makanan yang disebabkan oleh enterotoksin bakteri Staphylococcus aureus dapat menimbulkan berbagai gejala, yaitu muntah, diare, mual, kejang dan kram pada abdominal serta sakit kepala.Pemulihannya cepat, bekisar sampai dua hari Supardi dan Sukamto, 1999. Adapun sistematika dari bakteri Staphylococcus aureus yaitu: Divisi : Schizophyta Kelas : Schizomycetes Ordo : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus Spesies : Staphylococcus aureusHolt, et al., 1988. 2.5.5Escherichia coli Escherichiacoli disebut juga Bacterium coli,yaitubakteri gramnegatif, Universitas Sumatera Utara 13 bersifataerob atau anaerob fakultatif, panjang 1-4 μm, lebar 0,4-1,7 μm,berbentuk batang, tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh baik pada suhu 37°C tetapi dapat tumbuh pada suhu 8-40°C, membentuk koloni yang bundar, cembung, halus dan dengan tepi rata. Eschericia colibiasanya terdapat dalam saluran cerna sebagai flora normal. Bakteri ini dapat menjadi patogen bila berada diluar usus atau dilokasi lain dimana flora normal jarang terdapat Jawetz, dkk., 2001. Adapun sistematika dari bakteri Escherichia coli adalah sebagai berikut: Divisi : Schizophyta Kelas : Schizomycetes Ordo :Eubacteriales Suku : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia Spesies : Escherichia coliHolt, et al., 1988.

2.6 Morfologi Bakteri

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

7 21 82

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 1 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 1 21

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 2