Ekstraksi Fraksinasi TINJAUAN PUSTAKA

6 paling banyak ditemukan yang dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antibakteri Khan, et al., 2003.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan penarikan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu.Cara ekstraksi yang tepat tergantung pada bahan tumbuhan yang diekstraksi dan jenis senyawa yang diisolasi Ditjen POM RI, 1995. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dengan cara menyari simplisia nabati atau hewani dibuat menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung Ditjen POM RI, 1979. Menurut Departemen Kesehatan RI 2000, beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu: 1. Cara dingin a. Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengancaraperendaman menggunakanpelarut dengan sesekali pengadukan pada suhu kamar. Penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi. b. Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna pada suhu kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan, maserasiantara dan perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh perkolat. 2. Cara panas a. Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya dan selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Universitas Sumatera Utara 7 b. Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C. c. Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. d. Infudansi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 15 menit. e. Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit.

2.3 Fraksinasi

Fraksinasi adalah suatu metode pemisahan senyawa organik berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa tersebut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, biasanya antara pelarut air dan pelarut organik seperti metanol, etanol, etil asetat, n-heksana dan petroleum eter Basset, dkk., 1994. Teknik pemisahan ekstraksi cair-cair ini biasanya dilakukanmenggunakancorong pisah separatory funnel.Kedua pelarut yang saling tidak bercampur tersebut dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian digojok dan didiamkan.Solut atau senyawa organik akan terdistribusi ke dalam fasenya masing-masing bergantung pada kelarutannya terhadap fase tersebut dan kemudian akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah yang dapat dipisahkan dengan membuka kunci pipa corong pisah Odugbemi, 2008. Aglikon umumnya terekstraksi pada fraksi nonpolar seperti terpenoid dan steroid sedangkan flavonoid, glikosida, saponin dan gula ester ditemukan pada Universitas Sumatera Utara 8 fraksi yang lebih polar dan fraksi air.Petroleum eter dan n-heksana juga dapat digunakan untuk menghilangkan lipid, wax dan senyawa lemak Dey, 2012. Pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi ada banyak, namun beberapa tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat.Pertama, pelarut harus tidak bercampur dengan air, mempunyai titik didih yang rendah jika digunakan untuk evaporasi dan sebaiknya memiliki densitas yang lebih rendah daripada air untuk membentuk lapisan atas sehingga pemisahan lebih mudah dilakukan.Kedua, pelarut harus aman dan tidak merusak lingkungan jika digunakan.Banyak pelarut yang tidak aman digunakan karena berbagai alasan seperti dietil eter mudah terbakar, toluen memiliki titik didih yang tinggi, benzen keamanan dan pelarut klorida seperti diklorometana berbahaya bagi lingkungan.Praktisnya, hanya ada beberapa pelarut saja yang biasa digunakan untuk ekstraksi seperti n- heksana, metil tertier butil eter MTBE dan etilasetat Venn, 2008.

2.4 Sterilisasi

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

7 21 82

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 1 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 1 21

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 2