Ruang Lingkup Respon Respon Pengurus Forum Organisasi Zakat Terhadap Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

Menurut Ahmad Subandi, respon adalah sebagai istilah umpan balik feed back yang memiliki peran atau pengaruh besar baik atau tidaknya suatu komunikasi. 6 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa respon terbentuk dari proses rangsangan atau pemberian aksi atau sebab terhadap suatu peristiwa yang berujung pada hasil kreasi dan akibat dari proses rangsangan tersebut.

2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon

Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori S-O-R berasal dari psikologi kemudian menjadi teori komunikasi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi juga tidak mengherankan,karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. 7 Dalam proses komunikasi berkenaan dengan sikap adalah aspek “How” bukan “What” atau “Why”,How To Change The Attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan dalam proses perubahan sikap. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi. Jadi unsur- unsur dalam model ini adalah: a. Pesan Stimulus, S b. Komunikan Organism, O 6 Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, cet. ke- 19, h. 50. 7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003, cet. 3 h. 254. c. Efek Respone, R 8 Prof. Dr. Ma’rifat dalam bukunya; “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya ”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan Gambar teori S-O-R 9 Gambar di atas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003 cet. 3, h. 254. 9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003 cet. 3 h. 254 Organisme :  Perhatian  Pengertian  Penerimaan Stimulus Response Perubahan Sikap kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. 10 Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. 11 Prinsip stimulus respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulti tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audien. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah pesan stimulus, seseorang atau receiver organism dan efek respon. 12

3. Jenis-Jenis Respon

Respon akan terjadi karena beberapa hal. Terjadinya respon akan sangat tergantung dengan penyebab yang menimbulkannya. Menurut Jalaludin Rahmat, Respon terbagi atas tiga bagian yaitu: a. Respon kognitif yaitu respon yang timbul setelah adanya pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan. Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui atau dipersepsi oleh khalayak b. Respon afektif yaitu respon yang timbul karena adanya perbuahan perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai. Timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak 10 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003cet. 3 h. 255 11 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003 cet. 3 h. 256. 12 S. Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, Jakarta : Univ. Terbuka, cet. 9 h. 514. c. Respon konatif yaitu respon yang berupa tindakan, kegiatan atau kebiasaan yang terkait dengan perilaku nyata. Merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. 13 Dalam hal ini Abu Ahmadi menerangkan, berdasarkan indera yang dipakainya tanggapan terbagi menjadi lima macam : “Menurut indera yang digunakan, tanggapan dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu: 1 tanggapan pengadilan, 2 tanggapan baru, 3 tanggapan pengecap, 4 tanggapan pendengaran dan 5 tanggapan peraba. Menurut ikatannya, tanggapan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan” 14 Sedangkan menurut Alisuf Sabri, dari segi bentuknya tanggapan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Tanggapan kenangan, yaitu sekadar reproduksi dari pada pengamatan-pengamatan di masa lampau. 2. Tanggapan khayal, yaitu seolah-olah hasil baru. Tetapi meskipun demikian sebenarnya tanggapan khayal itu tidak sepenuhnya baru sifatnya. Tanggapan khayal itu dibentuk dengan menggunakan kesan atau pengalaman lama; hanya saja telah disusun oleh daya khayalnya sebagai sesuatu yang baru keadaan atau bentuknya. 15

4. Respon Kognitif, Afektif, Psikomotorik

a. Aspek Kognitif 13 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1999, h. 218. 14 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial Jakarta: Bulan Bintang 1982, h. 36. 15 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993, h. 60. Kawasan kognitif merupakan kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau berpikirnalar. Di dalamnya mencakup pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, penguraian analyze, pemaduan synthesis, dan penilaian evaluation. 16 Komponen respon evaluatif kognitif adalah gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa, atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau ide sesesorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir. 17 b. Aspek Afektif Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek- aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Di dalamnya mencakup penerimaan receivingattending, sambutan responding, tata nilai valuing, pengorganisasian organization, dan karakterisasi characterization. 18 Komponen respons evaluatif afektif dari sikap adalah perasaaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap. Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasian, benci, marah, cemburu atau suka. 19 c. Aspek Psikomotorik 16 Solichin, Mohammad Muchlis. Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar Dalam Proses Pembelajaran Yogyakarta: Suka Press, 2012, h. 86 17 Hanurawan, Fattah, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2010 h. 65 18 Solichin, Mohammad Muchlis. Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar Dalam Proses Pembelajaran Yogyakarta: Suka Press, 2012, h. 87 19 Hanurawan, Fattah, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2010 h. 65 Kawasan psikomotorik yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkann fungsi sistem syaraf dan otot neuronmuscular system dan berfungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari kesiapan set, peniruan imitation, membiasakan habitual, menyesuaikan adaptation, dan menciptakan origination. 20 Dapat diambil kesimpulan terdapat tiga komponen sikap atau respon seseorang terhadap suatu objek. Tiga komponen tersebut adalah kognitif, afektif dan psikomotorik dimana melalui ketiga komponen itu secara bertahap, merupakan penentu sikap seseorang terhadap objek tertentu.

5. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon

Sejak lahir manusia sudah dapat menerima stimulus dan sekaligus dituntun untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh yang ada dalam dirinya, semua itu dilakukan untuk mengembangkan semua fungsi alat inderanya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Seperti yang dikatakan Bimo Walgito, “Alat indera itu penghubung antara individu dengan dunia luarnya”. 21 Tanggapan atau respon yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya. Menurut Bimo Walgito, terdapat dua faktor yang menyebabkan individu melakukan respon, yaitu: a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada pada diri individu. Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu : jasmani dan rohani, maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur tersebut, maka akan melahirkan respon 20 Solichin, Mohammad Muchlis. Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar Dalam Proses Pembelajaran Yogyakarta: Suka Press, 2012, hlm. 87 21 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: UGM, 1996, h. 53. yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan respon, atau akan berbeda responnya tersebut diantara satu orang dengan yang lainnya. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini biasa dikenal juga dengna faktor stimulus. Faktor ini berhubungan dengan objek yang diamati, sehingga menimbulkan stimulus, kemudian stimulus tersebut sampai pada indera yang menggunakannya. 22 Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu dapat mengamati sesuatu hal atau menanggapi suatu kegiatan yang timbul akibat adanya stimulus dari alat indera yang dimilikinya, sehingga timbul suatu bayangan yang tertinggal dalam ingatan pada tiap individu tersebut setelah adanya pengamatan dan dapat ditimbulkan kembali sebagai jawaban dan tanggapan.

B. Organisasi Pengelolaan Zakat

1. Pengertian Organisasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia organisasi adalah kesatuan susunan yang terdiri atas bagian-bagian orang dalam perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu, atau kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut : Defenisi lain dari Stephen P. Robbins adalah bahwa organisasi merupakan kesatuan entity sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang 22 Bimo Walgito, Psikologi Belajar, Jakarta: Reneka Cipta, 1997, h. 6. relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 23 Sedangkan menurut Stoner; Organisasi adalah suatu pola hubungan- hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. 24 Untuk menyederhanakan defenisi dari organisasi itu sendiri, terdapat beberapa karakteristik organisasi. Organisasi : 1 mempunyai tujuan tertentu dan merupakan kumpulan berbagai manusia; 2 mempunyai hubungan sekunder impersonal; 3 mempunyai tujuan yang khusus dan terbatas; 4 mempunyai kegiatan kerjasama pendukung; 5 terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas; 6 menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya; dan 7 sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan. 25 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah atau tempat berkumpulnya orang-orang untuk bekerja bersama- sama dan merealisasikan tujuannya.

2. Organisasi Pengelolaan Zakat