Respon Psikomotorik Terhadap UU No.232011
2 Pasal 18 tentang persyaratan pemberian izin bagi LAZ yang mempersyaratkan harus berasal dari organisasi kemasyarakat Islam.
3 Pasal 29 tentang mekanisme ‘koordinasi’ BAZNAS dan BAZNAS Provinsi, BAZNAS KabKota serta antara BAZNAS dan LAZ.
4 Pasal 38 dan pasal 41 tentang ancaman sanksi bagi masyarakat yang mengelola zakat tapi tidak memiliki izin dari pemerintah.
Menurutnya, pasal-pasal tersebut jika penjelasan dan petunjuk pelaksanaannya tidak jelas, bisa berakibat menjadi kontra produktif dan
mematikan sebagian potensi perkembangan zakat yang sudah baik selama ini. Pada Ketentuan Peralihan pasal 43 Undang-Undang zakat
baru ini BAZNAS, BAZ Propinsi, dan BAZ KabKota yang sudah ada sebelum Undang-undang zakat ini tetap berlaku dan dinyatakan sebagai
BAZNAS Pusat, BAZNAS Propinsi dan BAZNAS Kabupaten atau kota. LAZ yang telah dikukuhkan oleh Menteri sebelum undang-undang ini
berlaku dinyatakan sebagai LAZ berdasarkan Undang-Undang ini. LAZ sebagaimana dimaksud pada ayat 3 wajib menyesuaikan diri paling
lambat 5 lima tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
23
Dalam hal ini respon psikomotorik yang diberikan oleh Sabeth Abilawa adalah mengajukan Judicial Review. Dengan mengajak atau
sosialisasikan kepada anggota FOZ lainnya juga kepada LAZ-LAZ, mengajak mereka untuk ikut menggugat.
“Yang menggugat itu ada 19 orang, pemohon individu dan pemohon lembaga Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Lampung Peduli, Lembaga
Manajemen Infaq. Kami tergabung dari koalisi masyarakat zakat. Kami menggugat ke MK, yang kedua kami mengadakan sosialisasi
kepada anggota FOZ ke LAZ-LAZ, mengajak mereka untuk ikut menggugat. Ada yang tidak peduli di daerah-daerah, sebenarnya
yang paling peduli mereka itu LAZ-LAZ provinsi karena tidak ada aturan di sana, mereka digantung nasibnya, yang paling banyak
memberikan respon positif adalah LAZ Nasionalnya karena sudah merasa aman dengan adanya pasal LAZ yang sudah ada tinggal
23
http:www.forumzakat.netindex.php?act=paparanid=16
meminta perpanjangan, tetapi LAZ provinsi akan di delete semuanya.”
24
Sedangkan menurut beliau dampak yang dapat diperkirakan melalui Judicial Review adalah jika diterima maka akan banyak pasal
yang akan diganti atau menggubah seluruh isi Undang-undang tersebut. “Kalau nanti berhasil satu pasal saja digugurkan oleh MK, runtuh
nanti, undang-undang jadi banci nanti tidak akan bisa diterapkan. Kemarin kami menggugat 17 pasal, satu pasal misalnya pasal pidana,
nah kalau nggak ada sanksi mau ngapain? Mau mengadu apa?”
25
Dalam upaya judicial review, beberapa ahli diajukan untuk memperkuat argumentasi betapa bermasalahnya Undang-Undang ini.
Ada ahli hukum tata negara dan pidana, yang memahami kedudukan ormas dalam aktivitas publik, memahami perlindungan hak asasi dan hak
konstitusional, dan memahami pemidanaan. Ahli syariah Islam dan ekonomi Islam, dengan kompetensi memahami peran serta masyarakat
berbagai negara. Akan dihadirkan pula ahli keuangan Negara, yang memahami pengelolaan keuangan negara dalam lembaga-lembaga negara
bantu dan pengelolaan dana masyarakat oleh lembaga negara bantu. Terakhir ahli sosiologiantropologi masyarakat muslim yang memahami
peran masyarakat sipil dan negara dalam pelaksanaan agama.
26
Judicial review ini memang didukung pula oleh beberapa rekan FOZ seperti Bambang Suherman dan Nana Mintarti dalam
pernyataannya ;
24
wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, selaku Ketua Bidang Advokasi dan Pengawasan FOZ, Selasa 21052013
25
wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, selaku Ketua Bidang Advokasi dan Pengawasan FOZ, Selasa 21052013
26
Heru Susetyo,dkk, Selamatkan Gerakan Zakat, Jakarta: KOMAZ, 2012, h, 48
“Saya mendukung Teman-teman melakukan Judicial Review, inikan proses legal, dikarenakan menurut teman-teman UUPZ ini kok tidak
senafas dengan UUD, ini tujuannya peninjauan ulang.”
27
Sedangkan Bambang Suherman sendiri juga mendukung adanya judicial review dengan pernyataanya :
“Bentuk kepedulian saya adalah mendukung Judicial Review, dengan hadir ketika sidang.”
28
Namun dalam hal ini ada bentuk lain yang dilakukan Nana Mintarti dalam upaya perbaikan zakat di Indonesia:
“Ya kita ikut mensosialisasi tentang zakat, baik melalui media cetak, campaign, pelatihan-pelatihan tentang zakat dan sebagainya. Kita
masih menunggu
keputusan Mahkamah
Konstitusi, kita
menghormati Mahkamah Konstitusi dengan melakukan tabayun. menunggu keputusan. kita berharap diterima jika ditolak ya kita
harus menghormati Mahkamah Konstitusi dan kita kan harus menjalankannya. Kalau ditolak ya tidak apa-apa bagaimanapun kita
harus jajaki, kita harus mengikuti aturan.”
29
Dalam pengajuan Judicial Review atau uji materiil ini Bambang Suherman berharap Mahkamah Konstitusi menyetujuinya sehingga akan
dibahas ulang agar kedepannya mendapat jalan keluar bersama. “Harapannya reviewnya diterima. Kalau diterima maka ia akan
mengacu pada tentang tuntutan-tuntutan review. Maka akan dibahas ulang.
”
Lain halnya dengan Anwar Sani.
27
wawancara diperoleh di Kantor IMZ,selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan Pengawasan, Ciputat, Selasa 21052013
28
wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Selaku sekretaris Jendral FOZ, Selasa 21052013
29
wawancara diperoleh di Kantor IMZ, selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan Pengawasan, Ciputat, Selasa 21052013
“Karena kalau saya kan orangnya ketika diajarkan guru saya itu tidak memberontak. Kebijakannya seperti apa pasti ada jalan lain
untuk menuju ke arah tujuan yang kita tuju, ada cara-cara lain, jadi saya ikut saja aturan pemerintah.”
30
Dalam menyikapi undang-undang pengelolaan zakat ini, menurut Sri Adi Bramasetya, respon masyarakat pada dasarnya terbagi ke dalam
empat kelompok besar. Kelompok pertama adalah yang setuju sepenuhnya, sehingga melaksanakan seutuhnya. Kelompok kedua yang
setuju terhadap sebagian pasal saja, Kekuranganya diperbaiki dengan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama, baru kemudian
dilaksanakan. Kelompok ketiga adalah yang menolak sebagian, yang akhirnya melakukan judicial review atas pasal-pasal yang tidak disetujui,
untuk selanjutnya setelah diperbaiki dapat dilaksanakan. Adapun kelompok keempat yang menolak sepenuhnya UU ini, kemudian
diajukan judicial review untuk dibatalkan dan tidak jadi dilaksanakan sepenuhnya.
31
Kesimpulan yang dapat diambil dari respon psikomotorik pengurus FOZ, banyak yang mengajukan judicial review atau uji materiil sebagai
respon penolakan terhadap Undang-undang Pengelolaan Zakat. Dengan melihat respon-respon penolakan terhadap UUPZ tersebut, dampak yang
terjadi sedikitnya ada tiga kemungkinan. Pertama, jika judicial review ini diterima oleh Mahkamah Konstitusi maka akan ada pasal-pasal yang
akan dirombak atau diperbaiki. Kedua, jika judicial review ini diterima baik oleh Mahkamah Konstitusi maka Undang-undang akan diganti
seluruhnya. Ketiga, Jika judicial review ditolak maka tidak ada pergantian pada Undang-undang dan semua harus patuh pada aturan
30
wawancara diperoleh di kantor Darul Quran, selaku wakil Sekjed FOZ, Rabu 01052013
31
http:www.forumzakat.netindex.php?act=paparanid=16
Undang-undang pengelolaan zakat tersebut. Harapan terakhir, semua berharap Peraturan Pemerintah akan menjadi solusi yang terbaik.
56
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam skripsi ini penulis menyimpulkan tanggapan atau respon pengurus Forum Organisasi Zakat dalam tiga kategori melalui sample 4 pengurus yang
ada: 1.
Respon Kognitif : Pada respon ini keempat pengurus memiliki penilaian yang tidak jauh berbeda terhadap isi Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dimana secara umum seluruh responden Mengetahui tentang undang-undang
tersebut. Walaupun tidak semua responden memahami secara keseluruhan isi pasal dalam undang-undang no.232011, apalagi
terhadap undang- undang yang dianggap “multitafsir”, namun
responden mencoba menerka yang dimaksud pada Undang-undang tersebut sesuai dengan informasi yang mereka dapat atau ketahui.
2. Respon Afektif : Pada respon ini keempat pengurus terdapat
perbedaan dalam merespon secara emosi, ada yang tidak senang terhadap isi undang-undang tersebut, ada juga yang setuju terhadap
isi undang-undang baru tersebut, ada juga yang kecewa terhadap isi Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang baru. Namun dapat
disimpulkan itu merupakan bentuk atau tanda kepedulian responden terhadap Undang-undang pengelolaan zakat dan
tentunya terhadap pengelolaan zakat di Indonesia. 3.
Respon Psikomotorik : Melalui judicial review atau uji materiil 3 dari 4 responden mengajukan Judicial Review yang merupakan
jalan legal yang dilakukan pengurus Forum Organisasi Zakat terhadap penolakan isi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Zakat. Melalui uji materiil inilah yang diharapkan responden dapat merubah isi Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Dari keempat responden satu dari ketiga responden mengambil sikap tidak
mendukung Judicial Review dimana responden tersebut memilih mendukung Undang-undang pengelolaan zakat yang baru.