3. Tahap-tahap Pembentukan Undang-Undang
a. Persiapan
Rancangan Undang-Undang RUU dapat diajukan oleh DPR atau Presiden.
RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan LPND sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung
jawabnya. RUU ini kemudian diajukan dengan surat Presiden kepada DPR, dengan ditegaskan menteri yang ditugaskan mewakili Presiden
dalam melakukan pembahasan RUU di DPR. DPR kemudian mulai membahas RUU dalam jangka waktu paling lambat 60 hari sejak
surat Presiden diterima. RUU yang telah disiapkan oleh DPR disampaikan dengan
surat pimpinan DPR kepada Presiden. Presiden kemudian menugasi menteri yang mewakili untuk membahas RUU bersama DPR dalam
jangka waktu 60 hari sejak surat Pimpinan DPR diterima. DPD dapat mengajukan RUU kepada DPR mengenai hal
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan
dan pemekaran
serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. b.
Pembahasan Pembahasan RUU di DPR dilakukan oleh DPR bersama
Presiden atau menteri yang ditugasi, melalui tingkat-tingkat pembicaraan, dalam rapat komisipanitiaalat kelengkapan DPR yang
khusus menangani legislasi, dan dalam rapat paripurna. DPD diikutsertakan dalam Pembahasan RUU yang sesuai
dengan kewenangannya pada rapat komisipanitiaalat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi. DPD juga memberikan
pertimbangan kepada DPR atas RUU tentang APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
c. Pengesahan
Apabila RUU tidak mendapat persetujuan bersama, RUU tersebut tidak boleh diajukanlagi dalam persidangan masa itu.
RUU yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan
menjadi UU, dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama.
RUU tersebut disahkan oleh Presiden dengan menandatangani dalam jangka waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui oleh DPR
dan Presiden. Jika dalam waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama tidak ditandatangani oleh Presiden, maka RUU tersebut sah
menjadi UU dan wajib diundangkan.
32
32
http:id.wikipedia.orgwikiUndang-undang
29
BAB III GAMBARAN UMUM FORUM ORGANISASI ZAKAT
A. Sejarah Awal Berdirinya Forum Organisasi Zakat
Umat Islam semakin percaya bahwa zakat memiliki peran strategis bagi pengembangan masyarakat, sehingga para muzaki sadar akan pentingnya
menyalurkan zakat melalui lembaga. Berbeda dengan pengelolaan zakat yang masih tersentral kepada golongan-golongan tertentu misalnya kepada kyai
yang dipraktekkan pada masa-masa sebelumnya. Pertumbuhan seperti itu disertai dengan keinginan para pegiat zakat untuk membentuk sebuah wadah
silaturrahmi antar pengelola zakat, bernama Forum Zakat FOZ, yaitu Asosiasi Lembaga Pengelola Zakat Seluruh Indonesia. Para pegiat zakat yang
tergabung di dalam FOZ, memandang perlu untuk memasukkan zakat ke dalam domain Negara.
1
Forum Organisasi Zakat Sebagai asosiasi lembaga dan badan amil zakat pertama di Indonesia yang didirikan oleh lembaga-lembaga amil zakat
pada tahun 1997. Salah satu peran besar yang dimainkan oleh Dompet Dhuafa Republika adalah membidani kelahiran Asosiasi Organisasi Pengelola Zakat
“Forum Zakat” disingkat FOZ. Melalui Seminar Zakat Perusahaan yang diadakan pada tanggal 7 Juli 1997, maka dideklarasikanlah Forum Zakat,
yang pada awalnya dikonsorsiumi oleh 11 lembaga, yaitu: Dompet Dhuafa Republika, Bank Bumi Daya, Pertamina, Telkom Jakarta, Baitul Mal Pupuk
Kujang, Bazis DKI, Hotel Indonesia dan Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia STEI Jakarta.
2
1
Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. Zakat dan Peran Negara. Jakarta : Forum Organisasi Zakat, 2006, h. 2.
2
Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. Zakat dan Peran Negara. Jakarta : Forum Organisasi Zakat, 2006, h. 36.
Pada awal berdirinya, Forum Zakat berbentuk yayasan, namun sejak Musyawarah Kerja Nasional I Mukernas I tanggal 7-9 Januari 1999 status
yayasan tersebut dirubah menjadi asosiasi dengan Ketua Umumnya Drs. Eri Sudewo. Perubahan badan hukum dari Yayasan menjadi asosiasi, kemudian
dicatatkan di notaris sebagai perkumpulan. Badan hukum perkumpulan inilah yang sampai sekarang dimiliki oleh Forum Zakat, dan sudah dicatatkan di
lembaran Negara. Dalam perkembangannya FOZ telah mengalami tiga kali pergantian
kepengurusan: 1. Periode 1997-2000 dengan ketua Eri Sudewo,MDM.
2. Peride 2000-2003 dengan ketua Iskandar Zulkarnaen,SE,Msi. 3. Periode 2003-2006 dengan ketua dr.Naharus Surur,M.Kes.
4. Periode 2006- dengan ketua Ahmad Juwaini 5. Periode 2012-2015 dengan ketua Sri Adi Bramasetya
3
Hasil pemikiran berjamaah pada Mukernas I, FOZ tanggal 07-09 Januari 199919-21 Ramadhan 1419 H di Hotel Indonesia-Jakarta adalah telah
dirumuskannyafungsi-fungsiForum Organisasi
Zakat sbb:
Koordinatif,Konsultatif,Informatif,Edukatif dan Aspiratif, sehingga tujuan utama dari Forum Zakat adalah untuk optimalisasi zakat di Indonesia dapat
tercapai.
4
Dan hingga saat ini jumlah Forum Zakat Wilayah sebanyak 8 lembaga. Terdiri : DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur,Kalimantan
Barat, Jawa Timur, Jogjakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
3
Forumzakat.net.
4
Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. Zakat dan Peran Negara. Jakarta : ForumOrganisasi Zakat, 2006, h. 92.