13. Laz- Al-hijrah
Jl. Pasundan 18 kec. Medan petisah sumut 14.
Lembaga Amil Zakat Dan Infaq Malang lagzis Jl. Bogowonto no. 45 surabya jawa timur
15. Laz Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia LAZ IPHI
Jl. Tegalan no. 1 matram, jakarta timur 16.
Laz Dewan Dakwah Indonesia LAZ DDI Jl. Kramat raya 45 jakarta pusat
17. Dompet Peduli Ummat- Daarut Tauhid Dpu- Dt- Pusat
Jl. Geger kalong girang no. 32 bandung jabar 18.
Dompet Dhuafa DD Komplek perkantoran ciputat indah permai jl. Ir h. Juanda no. 50
19. Bina Sejahtera Mitra Ummat BSM UMAT
Gedung bank syariah mandiri lt. Dasar jl. M. H. Tamrin no. 5 jakpus 20.
Bazis Bank Mandiri Plasa mandiri gatot subroto kav. 36-38 jakpus 12190
21. Baitul Maal Pupuk Kaltim BMPKT
Lantai dasar masjid baiturrahman jl. Tulip 01 pc vi pt pupuk Kaltim 22.
Baitul Maal Pupuk Kujang BMPK Jl. Jend. Ahmad yani no. 39 cikampek jabar
23. Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS
Gedung baznas jl. Kebon sirih raya no. 57 jakpus 24.
Bazis Dki Jakarta Gedung prasada sasana karya jl. Suryo pranoto no.08 jakarta pusat
25. Bamuis Bank Bni
Jl. Pejompongan raya 23 jkp 26.
Baituzzakah Pertamina BAZMA Jl. Medan merdeka timur no. 11 jakpus
27. Baitul Maal Muamalat BMM
Ged. Dana pensiun telkom lt. Ii jl. Letjend s. Parman kav. 56 jakarta
28. Baitul Maal Hidayatullah BMH
Jl. H. Samali no 79b, pejaten barat. Rt. 01701 ps. Minggu, Jaksel 29.
Laznas Amanah Takaful Jl. Mampang prapatan raya no. 100
30. Al-azhar Peduli Ummat
Kompleks masjid agung al-azhar jl. Sisingamangaraja kebayoran baru
39
BAB IV HASIL TEMUAN
A. Respon Kognitif terhadap UU No.232011
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat bahwa respon kognitif merupakan respon yang timbul setelah adanya
pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan. Hal ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui
atau dipersepsi oleh khalayak. Keberadaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat ini mengubah kedudukan BAZ dan LAZ yang awalnya mempunyai relasi yang sejajar, kini berubah menjadi hubungan yang
hirarki. Menurut Sabeth Abilawa mengenai hal ini :
“Sebenarnya Undang-undang itu banyak berbicara tentang BAZNAS, kalau boleh saya katakan Undang-undang zakat itu bukan
undang-undang zakat, tapi Undang-undang tentang BAZNAS. Tapi karena nggak enak judulnya, jadi undang-undang zakat. Karena
BAZNAS dan LAZ relasinya di dalam konteks Undang-undang baru ini LAZ adalah bagian dari BAZNAS.
”
1
Sedangkan menurut Bambang Suherman : “Undang-undang memberikan gambaran besarnya, pengelolaan
zakat ke sebuah badan yang dikenal dengan nama Badan Zakat Nasional. Tapi sebenarnya tidak dijelaskan juga apakah badan
tersebut adalah Baznas yang sudah ada hari ini atau perlu dibuat definisi baru dengan kriteria baru tentang badan amil zakat nasional
tersebut. Nah, tafsir bodohnya, masyarakat menerjemahkan badan tersebut adalah BAZNAS. Mengapa saya katakan tafsir bodoh?
Karena seharusnya hal ini yang dikritisi sejak awal. Penolakan kita terhadap mekanisme dan pelimpahan kewenangan dalam perspektif
Undang-undang ini bukan karena BAZNAS-nya tapi karena
1
Wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Selaku sekretaris Jendral FOZ, , Selasa, 21052013 10.00.
kualifikasi yang hari ini dimunculkan oleh BAZNAS dibandingkan pengelolaan zakat ini oleh LAZ lainnya. Sehingga agak sulit bagi
kita untuk memberikan harapan bahwa akan ada pengelolaan zakat yang rapi dengan performa yang ada.
“
2
Sedangkan menurut Nana Mintarti : “Ya menurut undang-undang ini, sih, BAZNAS memang menjadi
central, regulator, koordinator juga sebagai operator, sedangkan LAZ mejadi lembaga yang membantu BAZ dalam mengelola zakat di
Indonesia. Ya sangat disayangkan saja hal ini dapat mematahkan semangat yang pernah ada“
3
Namun lain halnya dengan pendapat Didin Hafidhuddin selaku komite pertimbangan zakat nasional di Forum Organisasi Zakat dan
sebagai ketua BAZNAS saat ini, yang dilansir di Harian Republika.co.id 190412. Menurutnya dalam Undang-undang tersebut tidak menafikan
keberadaan lembaga-lembaga zakat LAZ. Kekhawatiran yang muncul, menurutnya disebabkan belum dibacanya Undang-undang tersebut secara
teliti dan terperinci. Sehingga seolah-olah menafikan LAZ, dan mengangkat peran BAZNAS, kemudian memarginalkan lembaga LAZ
lainnya. Padahal itu tidak ada menurutnya. Didin juga mengatakan, tugas BAZNAS hanya dua, yakni sebagai operator terbatas dan koordinator.
Sedangkan yang lain diberikan pada LAZ.
4
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa adanya perubahan hubungan BAZ dengan LAZ menjadi hubungan
hirarki ini memberikan respon kognitif yang negatif, dimana kebanyakan
responden memberikan banyak kritik mengenai hal tersebut.
2
Wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Selaku Sekretaris Jendral FOZSelasa, 21052013 11.00.
3
Wawancara diperoleh di Kantor IMZ Ciputat, selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan Pengawasan, Selasa, 21052013.
4
www.republika.co.idberitanasionalumum120418m2on9ppenguatan-baznas- pengerdilan-laz