Prosedur Penelitian Metode Analisis Data

4. Mufradat Penjelasan Kata Yang Terkandung Dalam Q.S. aL-

Mujadalah 58: 11 1. Lapangkanlah, dan hendaknya sebagian kamu melapangkan kepada sebagian yang lain. 2. Allah melapangkan rahmat dan rezekinya untukmu. 3. Bangkitlah untuk memberi kelapangan kepada orang-orang yang datang. 4. Bangkitlah kamu dan jangan berlambat-lambat. 5. Allah meninggikan orang-orang yang beriman 6. Dan Allah meninggikan orang-orang yang berilmu di antara mereka, khususnya derajat-derajat dalam kemuliaan dan ketinggian kedudukan. 5

5. Asbabun Nuzul Q.S. aL-Mujadalah 58: 11

Menurut Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat ini turun pada hari jumat, di saat pahlawan-pahlawan Badar datang ke tempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang tidak memberi tempat kepada yang baru datang itu, sehingga terpaksa mereka berdiri. Rasulullah menyuruh berdiri kepada pribumi, dan tamu-tamu itu pahlawan Badar disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yang disuruh pindah tempat itu merasa tersinggung perasaannya. Dan juga ayat ini turun sebagai “perintah kepada kaum mukmin untuk mentaati perintah Rasulullah dan memberikan kesempatan duduk kepada sesama mukmin ”. 6 5 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Terjemahan Tafsir Al Maraghi, Semarang: Thoha Putra, tt, h.22-23. 6 Qomarudin Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul, Bandung: Diponegoro, 1986, h. 502.

6. Tafsir Isi Kandungan Q.S. aL-Mujadalah 58: 11 Menurut Beberapa

Ahli Tafsir Mufassir Dalam pembahasan ini, penulis akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tafsir mufassir sebagai berikut: a. Menurut Ibnu Katsir Allah Taala berfirman guna mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman dan memerintahkan kepada mereka agar satu sama lain bersikap baik di majlis.               58 Karena siapa yang menanam kebaikan maka ia juga akan memperoleh kebaikan. Karena ayat ini turun berkenaan dengan majlis- majlis zikir, yaitu apabila mereka mempersempit tempat duduk di samping Rasulullah SAW, kemudian Allah SWT memerintahkan kepada mereka untuk melapangkan tempat duduk satu sama lain. 7 Telah dikukuhkan pula bahwa para sahabat Nabi tidak pernah berdiri untuk menyambut kedatangan beliau, sebab mereka tahu bahwa beliau sangat tidak menyukai hal itu.               58 Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi Ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, yaitu janganlah kamu mengira bila kamu memberikan kelapangan kepada saudaramu yang datang atau bila ia diperintahkan untuk keluar, lalu dia keluar, akan mengurangi haknya. Bahkan itu merupakan ketinggian dan perolehan 7 M. Nasib Ar-Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, jakarta: Gema Insani, 2000, h. 629. martabat di sisi Allah SWT. Sedang Allah SWT tidak akan menyia- nyiakan hal itu. Bahkan dia akan memberikan balasan kepadanya di dunia dan di akhirat. Karena orang yang merendahkan diri karena Allah SWT, “maka Allah SWT akan mengangkat derajatnya dan akan mempopulerkan namanya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, yaitu, Maha Mengetahui orang yang berhak untuk mendapatkan hal itu dan orang yang tidak berhak untuk mendapatkannya ”. 8 b. Dalam tafsir aL-Mishbah, Ayat ini menerangkan tentang perintah untuk memberi kelapangan dalam segala hal kepada orang lain. Ayat ini juga tidak menyebut secara tegas bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu. Tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-derajat yakni “yang lebih tinggi dari sekadar beriman, tidak disebutkan kata meninggikan itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimiliki itulah yang berperanan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari faktor di luar ilmu itu ”. 9 Yang dimaksud dengan yang diberi pengetahuan adalah mereka yang beriman dan menghiasi diri mereka dengan pengetahuan. Ini berarti ayat di atas membagi kaum beriman jadi dua, “yang pertama sekadar beriman dan beramal saleh, yang kedua beriman, beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kedua kelompok ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan atau tulisan maupun keteladanan ”. 10 Ilmu yang dimaksud oleh ayat di atas bukan hanya ilmu agama, tetapi ilmu apapun yang bermanfaat. Dan dalam pandangan aL-Quran ilmu tidak hanya ilmu agama, tetapi juga yang menunjukan “bahwa ilmu itu haruslah menghasilkan rasa takut dan kagum pada Allah SWT, yang pada 8 Ibid., h. 632. 9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Quran, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 79. 10 Ibid., h. 80.