Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

Adapun menurut Depdikbud dalam KBBI, “Integrasi merupakan pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat ”. 3 Sedangkan menurut WJS. Poerwadarminta “Integrasi yaitu penyatuan supaya menjadi suatu kebulatan yang utuh ”. 4 Dari berbagai pendapat yang terurai diatas, bahwasanya integrasi sains dengan Islam dalam konteks sains modern bisa dikatakan sebagai profesionalisme atau kompetensi dalam satu keilmuan yang bersifat duniawi di bidang tertentu disertai atau dibangun dengan pondasi kesadaran ke-Tuhanan. Kesadaran tersebut akan muncul dengan adanya pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu ke- Islaman. “Oleh sebab itu, ilmu- ilmu Islam dan kepribadian merupakan dua aspek yang saling menopang satu sama lain dan secara bersama-sama menjadi sebuah pondasi bagi pengembangan sains dan teknologi ”. 5

2. Teori Integrasi

Salah satu istilah yang populer dipakai dalam konteks integrasi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum adalah kata “Islamisasi”. Menurut Echols dan Hasan Sadily, “kata Islamisasi berasal dari bahasa Inggris “Islamization” yang berarti peng-islaman. Dalam Kamus Webster, Islamisasi bermakna to bring within Islam. Makna yang lebih luas adalah menunjuk pada proses peng-islaman, di mana objeknya adalah orang atau manusia, bukan ilmu pengetahuan maupun objek lainnya.” 6 Islamisasi ilmu pengetahuan, menurut Faruqi: Menghendaki adanya hubungan timbal balik antara realitas dan aspek kewahyuan. Dalam konteks ini, untuk mengetahui nilai- nilai kewahyuan, umat Islam harus memanfaatkan ilmu pengetahuan. Tanpa memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memahami wahyu, umat Islam akan terus tertinggal oleh umat lainnya. Karena realitasnya, saat ini ilmu pengetahuanlah yang 3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Beirut, 2000, h. 383. 4 Wjs. Poerwadarminta, Op.,Cit., h. 384. 5 Turmudi, dkk, Islam, Sains dan Teknologi Menggagas Bangunan Keilmuan Fakultas Sains dan Teknologi Islami Masa Depan, Malang : UIN Maliki Press, 2006, h. 15 6 H. Abuddin Nata, dkk. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003, cet 1, h. 171 amat berperan dalam menentukan tingkat kemajuan umat manusia. 7 Dalam konteks Islamisasi ilmu pengetahuan, “yang harus mengaitkan dirinya pada prinsip tauhid adalah pencari ilmu thalib al- ilm-nya, bukan ilmu itu sendiri. Begitu pula yang harus mengakui bahwa manusia berada dalam suasana dominasi ketentuan Tuhan secara metafisik dan aksiologis adalah manusia selaku pencari ilmu, bukan ilmu pengetahuan.” 8 Maraknya kajian dan pemikiran integrasi keilmuan islamisasi ilmu pengetahuan dewasa ini yang senter didengungkan oleh kalangan intelektuan muslim, antara lain Nauqib aL- Attas, Ismail Raji’ aL-Faruqi, mereka tidak lepas dari kesadaran berislam di tengah pergumulan dunia global yang sarat dengan kemajuan ilmu teknologi. Mereka misalnya berpendapat “bahwa umat Islam akan maju dan dapat menyusul Barat manakala mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan dalam memahami wahyu, atau sebaliknya, mampu memahami wahyu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan”. 9

B. Iman

1. Pengertian Iman

Iman menurut bahasa “berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati ”. 10 Abul ‘Ala al-Maududi menterje mahkan iman dalam bahasa inggris yaitu, “to know, to believe, to be convinced beyond the last shadow of doubt yang artinya: mengetahui, mempercayai, meyakini yang di dalamnya tidak terdapat keraguan apapun ”. 11 Iman berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar amana- yu‟minu- 7 Ibid, h. 172 8 Ibid, h. 171 9 Ibid, h. 176 10 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2000, h. 18. 11 Abu Ala Al-Maududi, Toward Understanding, Comiti Riyadh: Islamic Dakwah, 1985, h. 18.