Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Karakteristik impedansi Ciri-ciri nya :

383

9.9. Karakteristik Relai Jarak

Karakteristik relai jarak merupakan penerapan langsung dari prinsip dasar relai jarak, karakteristik ini biasa digambarkan didalam diagram R-X.

9.9.1. Karakteristik impedansi Ciri-ciri nya :

ƒ Merupakan lingkaran dengan titik pusatnya ditengah-tengah, sehingga mempunyai sifat non directional. Untuk diaplikasikan sebagai pengaman SUTT perlu ditambahkan relai directional. ƒ Mempunyai keterbatasan mengantisipasi gangguan tanah high resistance. ƒ Karakteristik impedan sensitive oleh perubahan beban, terutama untuk SUTT yang panjang sehingga jangkauan lingkaran impedansi dekat dengan daerah beban. Gambar 9.7. Karakteristik Impedansi 9.9.2. Karakteristik Mho Ciri-ciri : ƒ Titik pusatnya bergeser sehingga mempunyai sifat directional. ƒ Mempunyai keterbatasan untuk mengantisipasi gangguan tanah high resistance. ƒ Untuk SUTT yang panjang dipilih Zone-3 dengan karakteristik Mho lensa geser. R X ZL Z1 Z2 Z3 Directional 384 Gambar 9.8. Karakteristik Mho Gambar 9.9. Karakteristik Mho Z 1 ,Z 2 parsial Cross-polarise Mho, Z 3 Lensa geser 9.9.3. Karakteristik Reaktance Ciri-ciri : ƒ Karateristik reaktance mempunyai sifat non directional. Untuk aplikasi di SUTT perlu ditambah relai directional. ƒ Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka relai reactance dapat mengantisipasi gangguan tanah dengan tahanan tinggi. R X ZL Z1 Z2 Z3 R X ZL Z1 Z2 Z3 385 Gambar 9. 10. Karakteristik Reaktance dengan Starting Mho

9.9.4. Karakteristik Quadrilateral

Ciri-ciri : ƒ Karateristik quadrilateral merupakan kombinasi dari 3 macam komponen yaitu : reactance, berarah dan resistif. ƒ Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka karakteristik relai quadrilateral dapat mengantisipasi gangguan tanah dengan tahanan tinggi. ƒ Umumnya kecepatan relai lebih lambat dari jenis mho. Gambar 9.11. Karakteristik Quadrilateral Z3 Z2 Z1 X R ZL R Z X Z3 Z2 386

9.10. Pola Proteksi

Agar gangguan sepanjang SUTT dapat ditripkan dengan seketika pada kedua sisi ujung saluran, maka relai jarak perlu dilengkapi fasilitas teleproteksi.

9.10.1. Pola Dasar

Ciri-ciri Pola dasar : ƒ Tidak ada fasilitas sinyal PLC ƒ Untuk lokasi gangguan antara 80 – 100 relai akan bekerja zone-2 yang waktunya lebih lambat tertunda. T Z2 = Timer zone 2 TZ3 = Timer zone 3 Gambar 9.12. Rangkaian logic Basic Scheme

9.10.2. Pola PUTT Permissive Underreach Transfer Trip

Prinsip Kerja dari pola PUTT : ƒ Pengiriman sinyal trip carrier send oleh relai jarak zone-1. ƒ Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan menerima sinyal. carrier receipt. ƒ Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar. ƒ Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak. . CS = sinyal kirim Z 2 = trip zone 2 CR = sinyal terima TZ 2 = waktu trip zone 2 Gambar 9. 13. Rangkaian logic Pola PUTT Z1 Z3 OR TRIP Z2 TZ2 Z1 Z3 OR TRIP TZ2 Z2 TZ3 TZ3 CS Z1 C OR TRIP Z2 TZ2 AND CS Z1 C OR TRIP TZ2 Z2 AND