370 kabel tsb dan hal tersebut hanya
menjadi gambaran dalam pemeliharaan dan petunjuk.
Perhitungan itu tidak menunjukan gangguan tak semestinya dari
sistem kabel tsb.
d. Test kooefisient impregnasi.
Setelah selesai secara lengkap penggelaran kabel dan
penyambungannya, setiap seksi minyaknya harus diperiksa dengan
tujuan efisiensi dari minyak impregnasi dengan cara sbb :
manometer air raksa mercury dihubungkan ke kabel dimana
sistim instalasi minyaknya ditutup dan sisakan sedikit minyak,
biarkan beberapa menit agar stabil, kemudian diukur jumlahnya
minyak yang tarikannya menyebabkan penurunan tekanan
yang telah diketahui. Koefisient impregnasi K didifinisikan sebagai
berikut, tidak boleh leibih besar dari 4.5x 10
-4
: dP
V dV
K 1
u Dimana :
dV = volume minyak yang tersisa liter
dP = dorpnya tekanan mmHg. V = volume minyak didalam seksi
kabel liter termasuk isolasi penghubung tangki.
Ketika kondisi kabel dalam keadaan alat monitornya terpasang
setiap kabel akan diuji secara terpisah.
2 2
2 2
2
02 .
1 1
067 .
98 1
10 35559
. 7
1
cm kg
Bar m
KN cm
Kg mmHg
cm Kg
u
Dalam membandingkan aliran yang diperoleh pada kabel yang sehat, harus
diingat bahwa semua joint akan ikut terukur dan secara gambaran teoritis
hanya beberapa saja yang kondisinya baik dan dijadikan referensi.
Hasil pengujian menunjukan tak semestinya tidak ada gangguan pada
sistim. Tetsting ini akan dikerjakan setelah penggantian kabel atau isolasi
sambungan.
8.21. Auxiliary Cable. 1. Continyuity Test
Setelah kabel digelar maka sebelum disambung diperlukan periksa
kontinyuitas dari semua konduktor sebagai konfirmasi.
2. test tegangan pada lapisan anti karat anti corrosion sheath
Panjang kabel kabel akan tetap setelah digelar dan sebelum
disambung tegangan DC 4 kV per mm dari tebalnya lapisan seperti
yang tertulis pada spesifikasi teknik dari kabel tsb digunakan untuk
menguji ketahanan lapisan terhadap armour dan permukaan luar untuk
beberapa menit.
3. test tahanan isolasi
Setelah kabel digelar maka sebelum disambung harus diukur tahanan
isolasi secara individu diantara setiap kabel serta terhadap armour.
371 Menggunakan alat ukur tahanan
dengan tegangan operasi 500 Volt DC untuk satu menit dan
jangan menggunakan alat dengan tegangan 5000 V dan
temperatur 20ºC. Pengukuran tahanan isolasi dilanjutkan lagi
setiap kabel telah tersambung dengan kabel yang lain dan hasil
tidak boleh lebih kecil dari 50 M
Ƿkm dan lebih kecil 90 jika hasil pengukuran lebih besar
dari 1000 M ȍkm.
4. Test Ketahanan Tegangan.
Setelah lengkap memasang kabel maka kabel tersebut harus
diuji ketahanan terhadap tegangan. Ketahanan Tegangan
kabel adalah antara konduktor dan konduktor lainnya dan
terhadap armournya yang terhubung ketanah. Tegangan
dinaikan secara bertahap dan dipertahanankan selama 1 satu
menit. Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
Kabel type 15 kV. Maka digunakan tegangan 15 kV DC
antara konduktor dan armour. Jika kabel telah dihubungan
dengan beban yang mungkin berbentuk koil maka spesifikasi
koil dan beban lain sangat diperhatikan dan jika perlu
didiskusikan terlebih dulu dengan engineer yang lebih ahli.
5. Cross Talk.
Cross talk antara urat pair kabel diukur dan tidak
boleh lebih jelek lagi dari nilai 74 dB pada frekuensi 1300 Hz dan
kondisi kabel pada keadaan seimbang.