Pengaruh Partisipasi Penganggaran Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Pada Inna Dharma Deli Medan

(1)

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN KEADILAN

PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PADA INNA DHARMA DELI MEDAN

TESIS

Oleh

DEDY HUSRIZAL SYAH

077017035/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E

K O L A

H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN KEADILAN

PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PADA INNA DHARMA DELI MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

DEDY HUSRIZAL SYAH

077017035/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA INNA DHARMA DELI MEDAN Nama Mahasiswa : Dedy Husrizal Syah

Nomor Pokok : 077017035

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) Ketua

(Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada Tanggal: 22 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak 2. Drs. Rasdianto, MA, Ak

3. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul :

“PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN KEADILAN

PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA INNA

DHARMA DELI MEDAN”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 22 Juli 2009


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial pada Inna Dharma Deli Medan.

Data diperoleh dari persepsi-persepsi manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran, semua level manajer. Hasilnya terlihat kuesioner yang dikirimkan kepada 33 manajer. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus, dikarenakan jumlah populasi relatif kecil.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural berpengaruh terhadap kinerja manajerial dalam tingkat yang signifikan. Penelitian ini menemukan pengaruh yang positif antara partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial.


(7)

ABSTRACT

The objective of this research is to show the effect of budgeting participation and procedural fairness to the managerial performance on Inna Dharma Deli Medan.

Date are resulted from the manager’s perceptives that involved in budgeting arrangement, including all of manager. The result as seen on questioners which are sent to the 33 managers. Analysis model that used is multiple regression. The technic in taking sample uses sensus method, it is caused by the total of population with a few relative.

This result shows that budgeting participation, procedural fairness simultaneously effect the managerial performace. This research also found that budgeting participation and procedural fairness simultaneously give position effect to the managerial performance.

Keywords: Budgeting Participation, Procedural Fairness, and Managerial Performance.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menuntun kita semua. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Magister Sains jurusan Akuntansi, isi tesis ini menjelaskan bagaimana pengaruh partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial di Hotel Inna Dharma Deli Medan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan akibat keterbatasan yang penulis miliki, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis sertakan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc. Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara,

2. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua Jurusan Akuntansi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara,

3. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. Selaku Dosen Pembimbing II, 4. Bapak Drs. Rasdianto, MA., Ak., Bapak Drs. Iskandar Muda, M.Si., Ak dan

Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si selaku Dosen Penguji tesis,

5. Kedua Orang Tua, adikku dan juga tunanganku yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan usaha serta doa yang tulus sampai saat ini,

6. Abang-abang di tempatku bekerja (Puskom Unimed) yang telah membantu semuanya,


(9)

7. Kawan-kawan stambuk 2007 Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU: Ali Fikri Hasibuan, Abdul Nasser, Anggiat Situngkir, Anhar, Bati, Fery Rahmadsyah, Endang, Januri, Ilham, Fauzan n Dewi, Ulfa n Okto, Lusi, Sri Wangi, Maslizon, Gembira M, Dina, Ikhsan, Yogi, Jhon Robet, Yeti, Yosefine, Akmal, Mangasi. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran penulis terima dengan tangan terbuka. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu-ilmu dimasa yang akan datang. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb Medan, Juli 2009

Penulis


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dedy Husrizal Syah

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 17 Desember 1984 Pekerjaan : Honorer

Agama : Islam

Orang Tua :

a. Ayah : H. Muhammad Husni

b. Ibu : Hj. Nasriah

Alamat Rumah : Jl. Nangka No. 18 Medan Pendidikan

SD Negeri 060834 Medan SLTP Negeri 19 Medan SMA Negeri 4 Medan

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Jurusan Akuntansi.

Magister Sains Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

RIWAYAT HIDUP...v

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... i18

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah... ...1

1.2.Rumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 5

1.5.Originalitas... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1.Tinjauan Teori ... 7

2.1.1.Partisipasi Penganggaran ... ..7

2.1.2.Kinerja Manajerial ... 10

2.1.3.Keadilan Prosedural ... 11

2.1.4.Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Kinerja Manajerial ... 12

2.1.5.Pengaruh Keadilan Prosedural terhadap Kinerja Manajerial ... 15

2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 18

3.1.Kerangka Konseptual ... 18

3.2.Hipotesis... 20

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1.Jenis Penelitian... 21

4.2.Populasi dan Sampel ... 21

4.3.Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 22

4.4.Lokasi dan Waktu penelitian... 26

4.5.Prosedur Pengumpulan Data ... 26

4.6.Model dan Teknik Analisis Data... 27

4.6.1.Model Analisis Data... 27


(12)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 34

5.1.Deskripsi Data... 34

5.1.1.Deskripsi Lokasi ... 34

5.2.Analisis Data ... 34

5.2.1.Karakteristik Responden ... 35

5.2.2.Statistik Deskriptif ... 36

5.2.3.Uji Kualitas Data... 43

5.2.4.Uji Asumsi Klasik ... 46

5.2.5.Uji Hipotesis ... 49

5.3.Hasil Persamaan Regresi... 53

5.4.Pembahasan... 55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

6.1.Kesimpulan ... 57

6.2.Keterbatasan Penelitian... 58

6.3.Saran... 58


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Rangkaian Penelitian Terdahulu...17

4.1. Sampel Penelitian... ...22

4.2. Definisi Operasional Variabel...25

5.1. Tingkat Pengolahan Data Kuesioner... 34

5.2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden Inna Dharma Deli Medan ... 35

5.3. Karakteristik Masa Kerja Responden Inna Dharma Deli Medan... 35

5.4. Statistik Deskriptif Variabel Partisipasi Penganggaran (X1)... 36

5.5. Statistik Deskriptif Variabel Keadilan Prosedural (X2)... 38

5.6. Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Manajerial (Y)... 40

5.7. Hasil Pengujian Validitas Data ... 44

5.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Partisipasi Penganggaran... 45

5.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keadilan Prosedural... 45

5.10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial ... 45

5.11. Hasil Pengujian Normalitas Data dengan 1-Sample KS ... 46

5.12. Hasil Uji Gejala Multikolinearitas...47

5.13. Hasil Uji F Simultan ... 49

5.14. Hasil Uji t Secara Parsial ... 50


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 3.1. Model Penelitian Pengaruh Partisipasi Penganggaran

dan Keadilan Prosedural terhadap Kinerja Manajerial ... 18 5.1. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 48


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner... 63

2. Hasil Kuesioner... 66

3. Organization Chart Hotel Inna Dharma Deli Medan... 67

4. Analisis Deskriptif... 68


(16)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial pada Inna Dharma Deli Medan.

Data diperoleh dari persepsi-persepsi manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran, semua level manajer. Hasilnya terlihat kuesioner yang dikirimkan kepada 33 manajer. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus, dikarenakan jumlah populasi relatif kecil.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural berpengaruh terhadap kinerja manajerial dalam tingkat yang signifikan. Penelitian ini menemukan pengaruh yang positif antara partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial.


(17)

ABSTRACT

The objective of this research is to show the effect of budgeting participation and procedural fairness to the managerial performance on Inna Dharma Deli Medan.

Date are resulted from the manager’s perceptives that involved in budgeting arrangement, including all of manager. The result as seen on questioners which are sent to the 33 managers. Analysis model that used is multiple regression. The technic in taking sample uses sensus method, it is caused by the total of population with a few relative.

This result shows that budgeting participation, procedural fairness simultaneously effect the managerial performace. This research also found that budgeting participation and procedural fairness simultaneously give position effect to the managerial performance.

Keywords: Budgeting Participation, Procedural Fairness, and Managerial Performance.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Agar dapat menjalankan atau mengoperasikan suatu organisasi yang besar dan kompleks secara efisien maka manajemen akan membutuhkan berbagai informasi yang diperlukan sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan. Pengendalian manajemen merupakan bagian dari satu siklus kejadian yang berkesinambungan. Pengendalian juga adalah aktivitas terakhir setelah pencapaian tingkat yang baru.

Kinerja manajerial dapat diukur berdasarkan pengendalian perilaku yang menunjukkan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam serangkaian kebijakan, aturan, prosedur, standar operasi dan perintah dari atasan serta pengendalian terhadap output yang menunjukkan apa yang harus dicapai dengan memfokuskan pada hasil perilaku tertentu. Atasan akan menilai kinerja bawahan mengacu pada teori atribusinya.

Penelitian dalam bidang akuntansi mengenai pemahaman hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajer telah banyak dilakukan. Para peneliti akuntansi di Amerika Serikat telah banyak melakukan riset untuk memahami hubungan antara partisipasi penganggaran dan kinerja manajer. Dalam riset tersebut


(19)

partisipasi penganggaran merupakan variabel independen, dan kinerja manajer merupakan variabel dependen.

Penelitian mengenai penyusunan anggaran dan efektivitasnya dalam peningkatan kinerja merupakan topik yang penting, karena anggaran menjadi alat utama pengendalian setiap perusahaan. Selain menjadi alat pengendalian, anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur sejauhmana performance dari setiap manajer. Anggaran juga dapat menjadi alat untuk memotivasi kinerja anggota organisasi, anggaran sebagai alat yang dapat digunakan atasan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan dan memotivasi bawahan, dan alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada bawahan Hofstede dalam Supomo (1998).

Selain hal tersebut di atas, dalam pengertian anggaran yang lebih luas juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur orang-orang dalam organisasi. Dengan demikian, penyusunan anggaran menjadi kompleks karena akan berdampak kepada fungsional atau disfungsional suatu sikap dan perilaku anggota organisasi yang ditimbulkannya. Untuk menghindari terjadinya disfungsional prilaku anggaran di dalam organisasi, perlu diikutsertakan manajemen pada level yang lebih rendah dalam proses penyusunan anggaran. Para bawahan yang ikut dilibatkan di dalam penyusunan anggaran akan mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral serta pengetahuan mengenai usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan.

Partisipasi penganggaran merupakan pendekatan manajerial yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasional baik individual maupun kinerja manajerial


(20)

di dalamnya. Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial merupakan penelitian bidang akuntansi manajemen yang masih dalam perdebatan karena hasil penelitian mengenai hubungan kedua variabel tersebut tidak konsisten. Penelitian Indriantoro (2000) menyatakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan penganggaran dengan kinerja manajerial. Tetapi, Pinandito (2008) menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja. Begitu juga Penelitian Batubara (2008) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial dalam tingkat yang signifikan.

Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa persepsi bawahan (subordinat) mengenai keadilan merupakan pemrediksi yang penting atas sikap dan perilaku, namun demikian pula bahwa hubungan antara keadilan prosedural dan kinerja seringkali tidak konsisten, dalam arti suatu penelitian menemukan bahwa penelitian keadilan prosedural berkorelasi secara positif dengan kinerja, sedangkan penelitian lain menemukan korelasi negatif Milani dalam Arief Wasisto, (2004).

Penelitian ini dilakukan karena mengingat ketidakkonsistenan dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini menguji kembali hubungan antara partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial pada Inna Dharma Deli Medan. Variabel keadilan prosedural dianggap penting karena mempengaruhi begitu banyak sikap dan perilaku yang berbeda. Peneliti memilih perusahaan Inna Dharma Deli Medan sebagai objek penelitian karena perusahaan ini dinilai sudah lama tidak muncul sebagai perusahaan go public, semenjak perusahaan induknya


(21)

Hotel Indonesia terjual, serta memiliki departemenisasi yang baik dalam pendelegasian tanggung jawab, sehingga memiliki sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik pula. Dimana sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan melahirkan suatu kemudahan dalam menentukan tindakan-tindakan korektif untuk menilai kinerja manajerial Gordon (2007) dalam Batubara (2008).

Terdapat 5 (lima) departemen di perusahaan tersebut, masing-masing departemen menyusun anggarannya setiap bulan dan menentukan sasaran-sasaran yang harus dicapai. Setiap anggaran yang telah disusun oleh masing-masing departemen akan digabung menjadi rekapitulasi untuk dikirim ke manajer level atas. Apakah dengan mengikutsertakan masing-masing lini manajer akan meningkatkan performa ataupun kinerja manajer Inna Dharma Deli Medan?. Karyawan yang diikutsertakan dalam penyusunan anggaran memiliki kesempatan untuk mengajukan ide-ide pribadinya yang diharapkan tidak bertentangan dengan keselarasan tujuan (good congruence). Selain karyawan merasa dihargai, merekapun akan merasa diperlakukan adil dalam bekerja yang pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan kinerja manajerial. Inna Dharma Deli Medan ini dipilih untuk memberikan kontribusi ilmiah yang cukup membantu dan juga diduga adanya praktek partisipasi penganggaran dalam Inna Dharma Deli Medan ini yang dilakukan oleh pimpinan baik dari level atas, level menengah, maupun level bawah.


(22)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini, yaitu:

Apakah partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja manajerial pada Inna Dharma Deli Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

Menguji partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja manajerial pada Inna Dharma Deli Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Bagi peneliti untuk menambah kemampuan intelektual, mengembangkan wawasan berpikir, dan mengkaji lebih dalam tentang pengaruh partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial.

b. Bagi manajemen Inna Dharma Deli Hotel Medan, sebagai masukan dan informasi dalam sistem penyusunan anggaran dan perbaikan kinerja manajerialnya.

c. Bagi akademisi, sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk perkembangan ilmu akuntansi manajemen, akuntansi keperilakuan dan penganggaran perusahaan, khususnya pada bidang yang sejenis.


(23)

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Makhyar Batubara yang menguji Pengaruh partisipasi anggaran dan motivasi terhadap kinerja manajerial pada Siantar Top, Tbk Medan. Beda penelitian ini dengan sebelumnya adalah: penelitian ini meneliti kembali pengaruh partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial dengan menggantikan variabel motivasi dengan keadilan prosedural pada Inna Dharma Deli Medan, sebagaimana disarankan peneliti terdahulu untuk mengganti salah satu variabel dan objek penelitiannya. Inna Dharma Deli Medan ini dipilih untuk memberikan kontribusi ilmiah yang cukup membantu dan karena adanya praktek partisipasi penganggaran pada Inna Dharma Deli Medan ini yang dilakukan oleh general manajer, para manajer level atas/departemen, kepala-kepala bagian, kepala-kepala seksi pada berbagai fungsi dan bagian tugasnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Partisipasi Penganggaran

2.1.1.1. Penganggaran

Anggaran merupakan rencana jangka pendek (biasanya satu tahun) perusahaan untuk melaksanakan sebagian rencana jangka panjang yangt berisi langkah-langkah strategik untuk mewujudkan strategi objektif tertentu deserta taksiran sumber daya yang diperlukan. Penganggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan (Nafarin, 2000). Penganggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan, hal-hal berikut ini:

a. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.

b. Untuk memotivasi manajer pelaksanaan diperlukan partisipasi top manajemen (direksi).


(25)

c. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.

d. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi lebih dini.

Anggaran merupakan dokumen perencanaan anggaran yang dibuat oleh setiap unit verja berdasarkan Surat Edaran dari Tim Anggaran (Mardiasmo, 2002).

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda tentang arti anggaran yang sebenarnya, berikut ini adalah beberapa pendefinisian tentang apa yang dimaksud dengan anggaran. “Anggaran merupakan alat perencanaan manajerial dalam bentuk keuangan” (Mulyasari dan Sugiri, 2004: 439). “Anggaran merupakan ungkapan kuantitatif yang normal tentang rencana manajemen” (Horngren, 1996: 188).

“Anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial” (Mardiasmo, 2002: 61).

Sedangkan partisipasi penganggaran memiliki beberapa definisi Menurut Browneel dalam Yulia, (2004: 582): “Anggaran partisipatif adalah suatu proses di mana individu-individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan target anggaran yang akan dievaluasi” dan Menurut Kennis “Partisipasi Anggaran adalah sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran”.

Anggaran membantu manajer dalam merencanakan kegiatan dan mengawasi kinerja operasi serta data yang dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban/


(26)

responsbility centre. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.

Dengan menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja para manajer akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standart yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standart yang ditetapkan, dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya (Milani, 1975) dalam Ratnawati Kurnia, semakin tinggi tingkat keterlibatan manajer dalam proses penyusunan anggaran, akan semakin meningkatkan kinerja (Indriantoro, 2000).

2.1.1.2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran

Partisipasi merupakan suatu konsep di mana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002: 179). Sementara Supomo dan Indriantoro (1998) menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses di mana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran. Perbedaan penganggaran partisipatif dengan non partisipatif terletak pada tingkat keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran.


(27)

Keunggulan partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah dapat memotivasi bawahan untuk mencapai target anggaran, dapat memacu peningkatan moral, inisiatif untuk para lini manajer, pertukaran informasi yang efektif antar pembuat dan pelaksana anggaran. Sedangkan kelemahan partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah terkadang menetapkan standar yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan kesenjangan anggaran/budgetary slack.

2.1.2. Kinerja Manajerial

Menurut Mahoney (dalam Indriantoro dan Supomo, dalam Sumadiyah dan Sri, 2004) kinerja manajerial adalah kinerja para individu organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, staffing, negoisasi dan representasi. Menurut Indriantoro (1993) dan Supomo (1998) dalam Ratnawati Kurnia, (2004) bahwa kinerja dikatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya sehingga dapat menghindarkan dampak negatif anggaran yaitu faktor kriteria kinerja, sistem penghargaan (reward) dan konflik. Menurut Mulyadi dan Johny (dalam Mardiyah dan Listiyaningsih, 2005) kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi, dan lain-lain. Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan


(28)

kompleks manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada di dalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi.

2.1.3. Keadilan Prosedural

Menurut McFarlin dan Sweeny (dalam Wasisto dan Sholihin, 2004: 566)

“Keadilan Prosedural adalah persepsi bawahan mengenai seluruh proses yang diterapkan oleh atasan mereka untuk mengevaluasi kinerja mereka, sebagai saran untuk mengkomunikasikan feedback kinerja dan untuk reward bagi mereka seperti promosi, atau kenaikan gaji”.

Keadilan Prosedural berhubungan dengan persepsi bawahan mengenai seluruh proses yang diterapkan oleh atasan mereka untuk mengevaluasi kinerja mereka, sebagai sarana untuk mengkomunikasikan feedback kinerja dan untuk menentukan reward bagi mereka seperti promosi atau kenaikan gaji (McFarlin dan Sweeny, 1992 dalam Wasisto, 2004). Anggapan adil (tidak adil) mengenai proses dan prosedur yang diterapkan menunjukkan tingginya (rendahnya) keadilan prosedural menurut bawahan. Lind dan Tyler (1988) dalam Wasisto, (2004) mengemukakan bahwa keadilan prosedural berkaitan dengan apakah karyawan percaya atau menganggap prosedur dan hasil telah adil, bukan apakah prosedur dan hasil telah adil dalam pengertian yang lebih objektif.

Thibaut, (1975) dalam Wasisto (2004) menjelaskan bahwa prosedur yang berbeda dapat dipandang secara berbeda oleh orang yang berbeda dalam situasi yang


(29)

berbeda pula. Selanjutnya mereka mengungkapkan bahwa prosedur yang berbeda diperlukan untuk menyelesaikan perselisihan yang berbeda. Karena penelitian mereka terutama berdasarkan pada sistem keadilan hukum untuk penyelesaian perselisihan hukum, mereka menganggap pertimbangan situasi individual adalah hal yang penting. Dalam kesimpulannya mereka mengemukakan bahwa keadilan prosedural dipengaruhi oleh sejauhmana pihak-pihak yang berselisih diperbolehkan untuk bersuara dalam penyelesaian perselisihan hukum.

Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik benang merah, yaitu partisipasi memang terkait dengan keadilan prosedural (Thibaut, 1975 dalam Wasisto, 2004), namun partisipasi dan keadilan prosedural adalah dua hal yang berbeda. Keadilan prosedural memiliki pengertian yang lebih luas dibanding partisipasi, dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

2.1.4. Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Kinerja Manajerial

Salah satu fungsi dari partisipasi penganggaran adalah sebagai sarana komunikasi antara bawahan dan atasan, tidak hanya seputar masalah anggaran, tetapi juga isu lain yang terkait dengannya. Partisipasi penganggaran memungkinkan bawahan untuk bertukar dan mencari informasi dari atasan mereka, yang tentunya dapat mendukung terciptanya pemahaman yang lebih mendalam mengenai proses penentuan anggaran dan urusan keorganisasian lain. Selain itu, partisipasi penganggaran juga memungkinkan bawahan untuk mengemukakan kritiknya, untuk mencari informasi bagi penyelesaian tugas Brownell 1986 (dalam Wasisto, 2004),


(30)

dan menjamin kecukupan anggaran dengan mengikutsertakan input mereka pada jumlah sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas mereka.

Menurut Kenis (Sumadiyah dan Susanta, 2004: 481) “Tingkat partisipasi manajer pelaksana akan mempengaruhi moral, sikap, kinerja, dan kepuasan kerja”. Greenberg dan Folger (Wasisto dan Sholihin, 2004: 568) partisipasi dapat meningkatkan kinerja karena:

a. Partisipasi memungkinkan bawahan mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan kepada atasanya.

b. Partisipasi dapat memungkinkan bawahan untuk memilih, dan tindakan memilih tersebut dapat membangun komitmen dan dianggap sebagai tanggung jawab atas apa yang telah dipilih.

Dalam menciptakan suatu anggaran ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu (Alim dalam Sumadiyah dan Susanta, 2004: 481):

a. Anggaran partisipatif (bottom-up)

Pada proses anggaran partisipatif proses penyusunan anggaran mengijinkan manajer dengan level yang lebih rendah untuk berpartisipasi secara signifikan dalam pembentukan anggaran sementara.

b. Anggaran Top-down

Proses penyusunan anggaran tidak melibatkan bawahan secara signifikan.

Menurut Ulum (2005: 80) karakteristik anggaran yang baik, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Berdasarkan program,


(31)

c. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.

Sedangkan menurut Ahmad (1996: 167) anggaran dapat diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu:

a. Appropriation Budget

Budget ini memberikan batas daripada pengeluaran yang boleh dilakukan.

b. Performance Budget

Budget yang didasarkan atas fungsi, aktivitas dan proyek. c. Fixed Budget

Budget yang dibuat untuk suatu tingkat kegiatan selama jangka waktu tertentu.

d. Flexible Budget

Suatu anggaran yang dibuat dalam rentang aktivitas.

Program anggaran dalam bentuk apapun akan sangat bermanfaat bagi perusahaan, lepas dari bentuk dan ketidakpastiannya. Manfaat utamanya adalah (Charles, 1996: 186):

a. Secara formal memberikan tanggung jawab kepada manajer atas segala perencanaan, maka anggaran akan memaksa para manajer untuk berfikir jauh ke depan.

b. Anggaran memberikan harapan yang pasti, yang merupakan kerangka kerja yang baik untuk memberikan prestasi kerja.

c. Anggaran membantu para manajer untuk mengkoordinasikan segala upayanya, agar sasaran perusahaan secara keseluruhan sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh bagian-bagianya.

Mardiasmo (2002: 63) memaparkan fungsi anggaran sebagai berikut: a. Anggaran sebagai alat perencana (Planing Tool).

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja tersebut. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang digunakan, mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.


(32)

b. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool).

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya over-spending, underspending dan salah sasaran dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas.

c. Anggaran sebagai alat kebijakan.

Anggaran sebagai alat kebijakan digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

d. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi.

Setiap unit kerja terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran merupakan alat koordinasi antar bagian, anggaran yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

e. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja.

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.

f. Anggaran sebagai alat motivasi.

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi pimpinan dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2.1.5. Pengaruh Keadilan Prosedural terhadap Kinerja Manajerial

Dalam penelitiannya, Tang dan Sarfield-Baldwin (1996) dalam Arief Wasisto (2004) mengemukakan bahwa apabila manajer dapat menerapkan peraturan secara adil dan konsisten keseluruh karyawan dan memberikan reward bagi mereka berdasarkan kinerja dan kelebihan yang dilakukannya tanpa bias pribadi, maka karyawan akan memiliki persepsi positif mengenai keadilan prosedural, yang dapat meningkatkan kepuasan, komitmen, dan keterlibatan. Akan tetapi, Lind (1988) dalam Wasisto (2004) mengungkapkan bahwa hubungan antara kinerja dengan variabel sikap (attitudinal variable) tidaklah bersifat langsung.


(33)

Sebagaimana telah dinyatakan pada bab latar belakang, bahwa hasil penelitian mengenai dampak keadilan prosedural pada kinerja tidaklah konsisten satu sama lain. Ada yang menyimpulkan bahwa keduanya berkorelasi positif (Earley dan Lind (1987), dalam Wasisto, (2004)), sedangkan dalam penelitian lain ada yang menyimpulkan negatif. Hal ini terjadi karena model yang digunakan berupa model hubungan langsung antara keadilan prosedural dan kinerja.

Berdasarkan teori goal-setting, keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran, menumbuhkan komitmen untuk mencapai tujuan. Persepsi manajer atas keadilan dapat mempengaruhi komitmen mereka, karena manajer merasa dalam proses anggaran terdapat keadilan secara distribusi atau prosedural. (Wasisto dan Sholihin, 2004: 567) mengemukakan bahwa apabila manajer dapat menerapkan peraturan secara adil dan konsisten keseluruh karyawan dan memberikan reward bagi mereka berdasarkan kinerja dan kelebihan yang dilakukannya tanpa bias pribadi maka karyawan akan memiliki persepsi positif.

Dalam pengaplikasiannya kinerja dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bagian, yaitu (Schuler dan Jackson, 1999: 11):

1. Kriteria Berdasarkan Sifat.

Kriteria ini memusatkan diri pada bagaimana seseorang, bukan apa yang dicapai atau tidak dicapai seseorang dalam pekerjaannya.

2. Kriteria Perilaku

Terfokus pada bagaimana pekerjaan dilaksanakan 3. Kriteria Berdasarkan Hasil


(34)

Namun secara umum, tujuan pengukuran kinerja adalah (Ulum, 2005: 277)

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up).

2. Untuk mengukur kinerja financial dan non-financial secara berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi.

3. Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence; dan

4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif nasional.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rangkaian penelitian terdahulu diringkas dalam tabel berikut ini, Tabel 2.1. Rangkaian Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

Indriantoro (2000)

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja manajerial

1)Partisipasi anggaran 2)Kinerja manajerial

Ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajer

Mulyasari dan Sugiri (2004)

Pengaruh Keadilan Prosedural, Komitmen pada Tujuan, dan Job-Relevant Information terhadap Hubungan

antara Anggaran

Partisipasif dan Kinerja Manajer

1)Keadilan Prosedural

2)Komitmen pada

tujuan

3)Job Relevant Information

4)Partisipasi anggaran 5)Kinerja manajerial

Adanya hubungan signifikan antara anggaran partisipasif dengan kinerja manajerial melalui keadilan prosedural, komitmen pada tujuan dan job relevant information

Batubara (2008)

Pengaruh partisipasi anggaran dan motivasi

terhadap kinerja

manajerial

1)Partisipasi anggaran 2)Motivasi

3)Kinerja manajerial

Adanya pengaruh positif antara partisipasi anggaran dan motivasi terhadap kinerja manajerial

Wasisto dan Sholihin (2004)

Peran Partisipasi

Anggaran dalam

Hubungan Antara

Keadilan Prosedural

dengan Kinerja

Manajerial dan

Kepuasan Kerja

1)Partisipasi Anggaran 2)Keadilan Prosedural 3)Kinerja Manajerial 4)Kepuasan Kerja

Adanya pengaruh signifikan dalam hubungan negatif antara keadilan prosedural dengan kinerja manajerial dan kepuasan kerja


(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi, dan lain-lain, keadilan prosedural adalah persepsi bawahan mengenai seluruh proses yang diterapkan oleh atasan mereka untuk mengevaluasi kinerja mereka, sebagai saran untuk mengkomunikasikan feedbackkinerja dan untuk reward bagi mereka seperti promosi, atau kenaikan gaji, sedangkan penganggaran merupakan alat perencanaan dan juga pengendalian bagi manajemen yang berguna untuk meningkatkan pencapaian kinerja.

Gambar 3.1. Model Penelitian Pengaruh Partisipasi Penganggaran dan Keadilan Prosedural terhadap Kinerja Manajerial

Partisipasi Penganggaran

(X1) Kinerja

Manajerial (Y) Keadilan

Prosedural (X2)


(36)

Dengan penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja manajer akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar dirancang dengan melibatkan banyak pihak, maka pihak-pihak yang berpartisipasi tersebut akan menginternalisasikan tujuan atau standar yang dirancang tersebut dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta dalam penyusunan tersebut. Semakin meningkat partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya semakin menurun partisipasi dalam penganggarannya maka kinerja manajerial akan menurun juga. Demikian dengan keadilan prosedural, semakin tinggi tingkat keadilan prosedural manajer akan tinggi pula kinerja manajerialnya, begitu juga sebaliknya.

Dari gambar, dapat dilihat partisipasi sebagai variabel independen pertama (X1) dan keadilan prosedural sebagai variabel independen kedua (X2) sama-sama mempengaruhi kinerja manajerial sebagai variabel dependen (Y). Yang mana indikator di dalam partisipasi penyusunan anggaran seperti kontribusi dalam penyusunan anggaran, keterlibatan dalam penyusunan anggaran, alasan dalam melakukan revisi anggaran, usulan kepada atasan, penyelesaian terakhir dan meminta pendapat dari atasan mempengaruhi indikator dari kinerja manajerial dalam segi perencanaan, investigasi, pengkoordinasi, pengaturan, staffing, negosiasi, perwakilan, pengawasan, evaluasi kinerja manajernya. Dari segi keadilan prosedural juga mengindikasikan evaluasi kinerja, promosi jabatan, komunikasi umpan balik, dan kenaikan gaji juga mempengaruhi indikator-indikator dalam kinerja manajerial


(37)

di atas. Namun demikian, perilaku sang manajer sendiri mendapatkan pengaruh dari faktor-faktor psikologis, hal ini dikarenakan manajer adalah seorang manusia yang merupakan makhluk sosial. Salah satu dari faktor psikologis tersebut adalah keadilan, yaitu rasa di mana tercapainya suatu hak. Secara psikologis reaksi terhadap keadilan akan memberikan dampak positif. Rasa adil dan layaknya suatu prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengalokasikan keputusan-keputusan dalam organisasi adalah keadilan prosedural.

3.2. Hipotesis

Dari kerangka konseptual dan uraian teoritis tersebut, maka peneliti mengajukan sebagai berikut:

“Partisipasi dalam penyusunan anggaran dan keadilan prosedural berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja manajerial”.


(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelatif, penelitian yang melihat pengaruh (hubungan) antara beberapa variabel independen, dengan satu variabel dependen. Dalam hal ini yang menjadi variabel independennya adalah partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja manajerial.

4.2. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pimpinan mulai dari General Manajer, manajer-manajer departemen, kepala-kepala bagian, kepala-kepala seksi yang terdapat pada Inna Dharma Deli Medan yang berjumlah 40 orang, dapat dilihat pada bagian struktur organisasi Inna Dharma Deli Medan yang dilampirkan pada penelitian ini. Semua populasi pada penelitian ini adalah sebagai manajer pusat pertanggungjawaban.

Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus, sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen”. Sehingga seluruh manajer pusat pertanggungjawaban di Inna Dharma Deli Medan yang berjumlah 40 orang dijadikan sampel. Metode yang


(39)

digunakan adalah metode survey, seperti yang disebutkan dalam Ikhsan dan Ghozali (2006) bahwa “metode survey merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli”.

Adapun level/tingkatan manajer pimpinan yang berada di perusahaan Inna Dharma Deli Medan tersebut antara lain:

1. General Manajer (pimpinan paling atas di Inna Dharma Deli Medan). 2. Manajer-manajer yang mengepalai tiap-tiap departemen/divisi.

3. Manajer-manajer di bawah manajer tiap-tiap departemen di atas, di sini disebut kepala-kepala bagian.

4. Manajer-manajer yang di bawah kepala bagian, di sini disebut kepala-kepala seksi.

Tabel 4.1. Sampel Penelitian

Jabatan Jumlah

General Manajer 1 orang

Manajer Departemen 5 orang

Kepala-kepala bagian 11 orang Kepala-kepala seksi 23 orang

Jumlah Sampel 40 orang

4.3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel penelitian, yaitu: partisipasi penganggaran sebagai variabel independen, keadilan prosedural sebagai variabel independen, sedangkan kinerja manajerial sebagai variabel dependen.

Manajer Pusat Pertanggungjawaban


(40)

Partisipasi penganggaran

Partisipasi penganggaran yaitu tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses perancangan anggaran Milani (Supomo dan Indriantoro, 1998). Indikator dalam variabel ini yaitu kontribusi dalam menyusun anggaran, keterlibatan, pemberian usulan, alasan untuk melakukan revisi, usulan, finishing dan meminta pendapat atasan. Untuk mengukur variabel ini digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (Supomo dan Indriantoro, 1998) di mana setiap responden diminta untuk menjawab enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh yang dirasakan, dan kontribusi responden dalam proses penyusunan anggaran, dengan memilih skala di antara 1 sampai dengan 5. Skala 1 menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi, dan skala 5 menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah.

Kinerja manajerial

Kinerja manajerial, yang dimaksud dalam penelitian ini Menurut Mahoney (dalam Sumadiyah dan Sri, 2004) adalah kinerja para individu organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, staffing, negoisasi dan representasi kinerja para manajer pusat pertanggung jawaban dalam kegiatan-kegiatan perusahaan. Indikator variabel ini diantaranya: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, perwakilan, representasi kinerja manajer Kinerja manajerial yang diukur meliputi delapan dimensi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran


(41)

kinerja seorang pimpinan secara keseluruhan. Variabel ini diukur menggunakan nine-dimensional Mahoney et al (Wasisto dan Sholihin, 2004: 570) self rating measure. Dalam instrumen ini setiap responden diminta untuk mengukur sendiri kinerjanya dengan memilih skala 1 (di bawah rata-rata) sampai dengan skala 5 (di atas rata-rata). Keadilan prosedural

Keadilan prosedural adalah persepsi bawahan mengenai seluruh proses yang diterapkan oleh atasan mereka untuk mengevaluasi kinerja mereka, sebagai saran untuk mengkomunikasikan feedback kinerja dan untuk reward bagi mereka seperti promosi, atau kenaikan gaji. Keadilan prosedural berhubungan dengan persepsi bawahan mengenai keadilan atas prosedur yang diterapkan. Indikator pada variabel keadilan prosedural yaitu: evaluasi kinerja, promosi jabatan, komunikasi umpan balik, dan kenaikan gaji. Keadilan prosedural diukur dengan menggunakan instrumen empat item yang digunakan oleh Lau dan Lim (Wasisto dan Sholihin, 2004: 570) dengan memilih skala di antara 1 sampai dengan 5. Skala 1 menunjukkan tingkat keadilan yang tinggi, dan skala 5 menunjukkan tingkat keadilan yang rendah.

Secara format tabel, gambaran variabel operasional yang akan diteliti dan pengujiannya adalah sebagai berikut:


(42)

Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Parameter Skala

Ukuran Independen Partisipasi penganggaran tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses

perancangan anggaran

 tingkat partisipasi

 pengaruh yang dirasakan

 kontribusi responden dalam penyusunan anggaran Interval Independen Keadilan Prosedural persepsi bawahan mengenai seluruh proses yang diterapkan oleh atasan mereka untuk mengevaluasi kinerja mereka, sebagai saran untuk mengkomunikasikan feedback kinerja dan untuk reward bagi mereka seperti promosi, atau kenaikan gaji

 evaluasi kinerja

 promosi jabatan

 komunikasi umpan balik

 kenaikan gaji

Interval

Dependen

Kinerja Manajerial

kinerja para individu organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial  perencanaan,  investigasi,  pengkoordinasian,  evaluasi,  pengawasan,

 pemilihan staf,

 negosiasi perwakilan,

 pengukuran kinerja seorang pimpinan


(43)

4.4. Lokasi dan Waktu penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi penelitian dilakukan di Inna Dharma Deli Medan Jl. Balaikota No. 2 Medan. Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada akhir bulan April 2009. Metode yang dipakai adalah metode survei dengan menyebarkan kuisioner pada responden.

4.5. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini bersifat primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner pada responden, menurut Indriantoro dan Supomo (1999) “data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

Untuk instrumen kuesioner partisipasi penganggaran dikembangkan dari Milani (dalam Supomo dan Indriantoro, 1998), instrumen kuesioner kinerja manajerial dikembangkan dari Mahoney et al (dalam Wasisto dan Sholihin, 2004; 570), sedangkan instrumen keadilan prosedural dikembangkan dari Lau dan Lim (dalam Wasisto dan Sholihin, 2004: 570). Instrumen tersebut disesuaikan menurut objek penelitian yaitu semua populasi diantaranya general manajer, para manajer level atas, kepala-kepala bagian, kepala-kepala seksi.

Responden pada penelitian ini adalah semua populasi manajer pusat pertanggungjawaban yang berperan sebagai koordinator pada tiap-tiap bidang pada Inna Dharma Deli Medan.


(44)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999) bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh manajer pusat pertanggungjawaban di Inna Dharma Deli Medan, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh manajer pusat pertanggungjawaban Inna Dharma Deli Medan untuk dilakukan pengolahan data. Setelah batas waktu yang ditentukan, kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi maka akan dicoba kembali untuk mengirim kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut. Cara ini dipilih peneliti untuk meyakinkan daftar pertanyaan diterima langsung responden yang dituju. Jawaban pertanyaan diambil langsung oleh peneliti dari masing-masing responden.

4.6. Model dan Teknik Analisis Data 4.6.1. Model Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Hasil ini mendeskripsikan variabel-variabel dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi absolute dengan mengitung rata-rata, sebaran dan deviasi standar.


(45)

Metode analisis data yang digunakan adalah analisa regresi berganda, karena menyangkut dua variabel independen dan satu variabel dependen. Sugiyanto (2004) menyebutkan “analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen”.

Di samping itu, metode analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut.

Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis, dengan formulasi sebagai berikut:

Y = Kinerja Manajerial

A = Konstanta

2 1,b

b = Keofisien arah regresi

1

X = Partisipasi penganggaran

2

X = Keadilan Prosedural

e = Tingkat kesalahan pengganggu

4.6.2. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah dalam teknik penganalisisan data dapat dilakukan dengan: 4.6.2.1. Uji kualitas data

Menurut Heir et al (dalam Wasisto dan Sholihin, 2004: 571) “kualitas dari data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui

e X b X b a


(46)

uji validitas dan reabilitas”. Pengujian masing-masing untuk mengetahui akurasi dan konsistensi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

4.6.2.1.1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya (Sugiono, 2004: 105). Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ikhsan dan Ghozali, 2006). Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan program SPSS dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Priyanto (2008) mengemukakan “… criteria pengujiannya dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 yaitu jika r hitung  r table maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan valid), dan jika r hitung < r tabel maka insrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)”. 4.6.2.1.2. Uji reabilitas

Menurut Riyadi (2000) uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Umar (2008) juga mengatakan “pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama”. Uji reabilitas akan dilakukan dengan koefisien cronbachs


(47)

alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable jika memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 1992).

4.6.2.2. Uji asumsi klasik 4.6.2.2.1. Uji normalitas data

Uji ini untuk mengetahui apakah skor variabel yang diteliti mengikuti distribusi normal atau tidak. Menurut Heir et al (dalam Wasisto dan Sholihin, 2004: 570), ada anggapan bahwa skor variabel yang dianalisis mengikuti hukum sebaran normal baku (kurva) dari Gauss. Jika sebaran normal artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi teoritis kurva. Kaidah yang dipakai bila p > 0.05 sebaran normal, sebaliknya bila p < 0.05 sebaran tidak normal. Ada beberapa jenis pengujian normalitas data, diantaranya dengan kurva histogram, kurva normal p-plot, tetapi pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Jika angka signifikannya > 0,05 maka data menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian juga sebaliknya.

4.6.2.2.2. Uji multikolinearitas

Menurut Singgih (2000) Multikolinieritas adalah menguji apakah pada model Regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas.

Salah satu cara untuk mendeteksi terjadi Multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai-nilai VIF (Variance Inflation Factor) atau angka toleransi hasil olahan data dengan menggunakan SPSS For Windows versi 14.00. Peluangnya apabila nilai


(48)

VIF di sekitar 1 atau angka toleransi mendekati 1 maka variabel tersebut tidak akan mempunyai masalah Multikolinieritas Singgih, (1999).

Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu:

b. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B yang saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

c. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. 4.6.2.2.3. Uji heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap disebut Heteroskedastisitas, Singgih, (2000). Menurut Nugroho (2005) mengemukakan:

“...analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier tidak terdapat heteroskedastisitas jika: titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja, penyebaranh titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola”.

Untuk melihat model regresi terkena heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilihat dengan melihat scatter plot menggunakan software SPSS.

4.6.2.3. Uji hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunaka analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel-variabel dependen. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS dapat diperoleh hasil dari regresi yang terdiri model


(49)

summary, ANOVA (Analysis of Variance), dan Ceofficients. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan analisa untuk memperoleh jawaban hipotesis apakah diterima atau ditolak.

4.6.2.3.1. Uji F

Priyatno (2008) menyebutkan “Uji simultan dengan uji F bertujuan untuk mengetahui apoakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji F dapat dihitung dengan bantuan program SPSS pada tabel ANOVA. Hasil uji F menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (sebesar 5%) atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1= k –

1, dan df2 = k – 2, di mana k adalah jumlah variabel dependen dan variabel independen, dan n adalah jumlah responden atau jumlah kasus yang diteliti.

4.6.2.3.2. Uji t

Priyatno (2008) menyebutkan “uji t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji t dapat dihitung dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel t hitung (tabel ceofficients). Nilai dari uji t hitung dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau t hitung (pada kolom t) lebih


(50)

besar dari t tabel (dihitung dari two tailed  = 5% df-k, k merupakan jumlah variabel independen), maka nilai variabel independen seara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dalam arti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

4.6.2.3.2.Keofisien determinasi

Menurut Nugroho (2005) “keofisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen”. Dengan bantuan olahan program SPSS keofisien determinasi (R2) terletak pada tabel model summary dan tertulis R square.


(51)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data 5.1.1. Deskripsi Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah Hotel Inna Dharma Deli Medan yang beralamat di Jalan Balaikota No. 2 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer pusat pertanggungjawaban Inna Dharma Deli Medan yang berjumlah 40 (empat puluh) orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 40 orang manajer pusat pertanggungjawaban Inna Dharma Deli Medan. Namun, dari 40 eksemplar yang dibagikan yang kembali berjumlah 33 eksemplar. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini.

5.2. Analisis Data

Dari data hasil pengumpulan kuesioner yang dikirim, yang diterima dan yang dioleh adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1. Tingkat Pengolahan Data Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dikirim 40 kuesioner Kuesioner yang diterima 33 kuesioner Kuesioner yang diolah 33 kuesioner Sumber: Hasil pengolahan peneliti dari sumber.


(52)

5.2.1. Karakteristik Responden

Data yang diperoleh menunjukkan adanya karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 5.2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden Inna Dharma Deli Medan

Jabatan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 1 orang

General Manajer

Perempuan -

Laki-laki 5 orang

Manajer Divisi/Departemen

Perempuan -

Laki-laki 10 orang

Kepala-kepala Bagian

Perempuan 1 orang

Laki-laki 20 orang

Kepala-kepala Seksi

Perempuan 3 orang

Sumber: Hasil pengolahan peneliti dari sumber.

Dari Tabel 5.2 di atas diketahui bahwa karakteristik responden pada Hotel Inna Dharma Deli Medan umumnya didominasi oleh laki-laki sebanyak 95%, sedangkan responden dengan karakteristik perempuan hanya berjumlah 5%.

Tabel 5.3. Karakteristik Masa Kerja Responden Inna Dharma Deli Medan

Jabatan Jenis Kelamin Jumlah

1 – 10 Tahun - General Manajer

Lebih dari 10 Tahun 1 orang 1 – 10 Tahun - Manajer Divisi/departemen

Lebih dari 10 Tahun 5 orang 1 – 10 Tahun 1orang Kepala-kepala Bagian

Lebih dari 10 Tahun 10 orang 1 – 10 Tahun 5 orang Kepala-kepala Seksi

Lebih dari 10 Tahun 18 orang Sumber: Hasil pengolahan peneliti dari sumber.

Hasil penelitian berdasarkan masa verja (Tabel 5.3) menunjukkan bahwa manajer pusat pertanggungjawaban Inna Dharma Deli Medan mempunyai masa kerja


(53)

paling banyak lebih dari 10 tahun sebanyak 91%, dan paling sedikit antara 1 – 10 tahun sebanyak 9%.

5.2.2. Statistik Deskriptif

Tabel 5.4 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner partisipasi penganggaran.

Tabel 5.4. Statistik Deskriptif Variabel Partisipasi Penganggaran (X1) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pp1 pp2 pp3 pp4 pp5 pp6 Valid N (listwise) 33 33 33 33 33 33 33 1.00 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 3.6667 3.6970 3.9394 4.0303 3.8182 3.5152 .98953 .84723 1.05887 .98377 .95048 .870389

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (data diolah). Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jawaban terhadap pertanyaan pertama, yang berkaitan dengan seberapa besar unsur kontribusi manajer dalam proses penyusunan anggaran. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,67. ini menunjukkan bahwa para manajer memberikan kontribusi yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 0,98 menunjukkan tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan kedua, yang berkaitan dengan seberapa besar unsur keterlibatan manajer dalam proses penyusunan anggaran. Jawaban terendah


(54)

adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,69. ini menunjukkan bahwa para manajer menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 0,84 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan ketiga, yang berkaitan dengan seberapa masuk akal alasan manajer dalam melakukan revisi anggaran. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,93. ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki alasan yang sangat masuk akal ketika melakukan revisi anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan keempat, yang berkaitan dengan seberapa sering para manajer dalam memberikan usulan kepada atasan. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 4,03. ini menunjukkan bahwa para manajer tertentu saja yang sering memberikan memberikan usulan kepada atasan. Nilai standar deviasi sebesar 0,98 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan kelima, yang berkaitan dengan seberapa banyak pengaruh manajer dalam penyelesaian akhir. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,81. ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki banyak pengaruh dalam melakukan penyelesaian akhir. Nilai standar deviasi sebesar 0,95 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.


(55)

Jawaban terhadap pertanyaan keenam, yang berkaitan dengan seberapa sering para manajer meminta pendapat dari atasan. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,51 ini menunjukkan bahwa para manajer tertentu saja yang sering meminta pendapat dari atasan. Nilai standar deviasi sebesar 0,87 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Tabel 5.5 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner keadilan prosedural.

Tabel 5.5. Statistik Deskriptif Variabel Keadilan Prosedural (X2) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kp1 kp2 kp3 kp4 Valid N (listwise) 33 33 33 33 33 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 3.9697 3.6364 3.5455 3.9394 .91804 .82228 .83258 .89928

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan Tabel 5.5, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jawaban terhadap pertanyaan ketujuh, yang berkaitan dengan seberapa adil prosedur yang digunakan para manajer dalam pengevaluasian kinerja karyawan. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,96. ini menunjukkan bahwa para manajer adil dalam mengevaluasi kinerja karyawannya. Nilai standar deviasi sebesar 0,91 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.


(56)

Jawaban terhadap pertanyaan kedelapan, yang berkaitan dengan seberapa adil prosedur yang digunakan manajer dalam menentukan promosi/jabatan. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,63, ini menunjukkan bahwa para manajer menunjukkan keadilan dalam menentukan promosi/jabatan karyawannya. Nilai standar deviasi sebesar 0,82 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan kesembilan, yang berkaitan dengan seberapa adil prosedur yang digunakan manajer dalam mengkomunikasikan umpan balik kinerja. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,54. ini menunjukkan bahwa para manajer tingkat keadilan yang cukup tinggi dalam mengkomunikasikan umpan balik kinerja karyawannya. Nilai standar deviasi sebesar 0,83 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan kesepuluh, yang berkaitan dengan seberapa adil prosedur yang digunakan manajer dalam menentukan kenaikan gaji. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,93. ini menunjukkan bahwa para manajer adil dalam menentukan kenaikan gaji karyawannya. Nilai standar deviasi sebesar 0,89 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Tabel 5.6 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner kinerja manajerial.


(57)

Tabel 5.6. Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Manajerial (Y) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

km1 km2 km3 km4 km5 km6 km7 km8 km9 Valid N (listwise) 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.0000 3.7879 3.5152 3.9091 3.6061 3.4242 3.3030 3.6364 3.5152 .75000 .92728 .88039 1.07132 .78817 .90244 .95147 .85944 .87039

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jawaban terhadap pertanyaan kesebelas, yang berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan manajer dalam melakukan perencanaan. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 4,00. ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 0,75 menunjukkan tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan keduabelas, yang berkaitan dengan seberapa tinggi kemampuan manajer dalam melakukan investigasi. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,78, ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan investigasi. Nilai standar deviasi sebesar 0,92 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.


(58)

Jawaban terhadap pertanyaan ketigabelas, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan manajer dalam melakukan koordinasi. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,51, ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan koordinasi. Nilai standar deviasi sebesar 0,87 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan keempatbelas, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan manajer dalam melakukan evaluasi. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,90. ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan evaluasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,07 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan kelimabelas, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan manajer dalam melakukan pengawasan. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,60, ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki kemampuan yang baik dalam pengawasan. Nilai standar deviasi sebesar 0,78 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan keenambelas, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan manajer dalam melakukan staffing. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,42, ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan staffing. Nilai standar


(59)

deviasi sebesar 0,90 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan ketujuhbelas, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan manajer dalam melakukan negosiasi. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,30, ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan negosiasi. Nilai standar deviasi sebesar 0,95 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan kedelapanbelas, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan manajer dalam melakukan perwakilan. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,63, ini menunjukkan bahwa para manajer memiliki kemampuan perwakilan yang baik. Nilai standar deviasi sebesar 0,85 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Jawaban terhadap pertanyaan kesembilanbelas, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan manajer dalam mengevaluasi kinerja manajer secara menyeluruh. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 5, dengan rata-rata 3,51, ini menunjukkan bahwa para manajer melakukan evaluasi yang baik terhadap kinerja manajer secara menyeluruh. Nilai standar deviasi sebesar 0,87 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.


(60)

5.2.3. Uji Kualitas Data

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner yang digunakan dilakukan dengan menggunakan metode construct validity. Pengukuran ini menguji makna dan isi dari suatu konsep dan alat ukur yang dipakai untuk mengukur konsep tersebut. Construct validity ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar skor item yang lebih besar dari batasan r-tabel yang ditentukan. Hasil pengujian terhadap masing-masing variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

5.2.3.1. Uji validitas

Pengujian validitas instrumen dengan bantuan SPSS, nilai validitas jika dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation, jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=33-2=31 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,361. Berdasarkan pengujian validitas insrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan diatas nilai r tabel 0,361 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel partisipasi dalam penganggaran (X1), keadilan prosedural (X2) dan kinerja manajerial (Y) adalah sebagai berikut:


(61)

Tabel 5.7. Hasil Pengujian Validitas Data

No. Butir Instrument

Koefisien Korelasi

r tabel Keterangan

X1-1 0.755 0,361 Valid

X1-2 0.462 0,361 Valid

X1-3 0.633 0,361 Valid

X1-4 0.708 0,361 Valid

X1-5 0.619 0,361 Valid

X1-6 0.542 0,361 Valid

X2-7 0.405 0,361 Valid

X2-8 0.564 0,361 Valid

X2-9 0.575 0,361 Valid

X2-10 0.457 0,361 Valid

Y-11 0.381 0,361 Valid

Y-12 0.580 0,361 Valid

Y-13 0.518 0,361 Valid

Y-14 0.625 0,361 Valid

Y-15 0.591 0,361 Valid

Y-16 0.406 0,361 Valid

Y-17 0.476 0,361 Valid

Y-18 0.691 0,361 Valid

Y-19 0.434 0,361 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (data diolah). 5.2.3.2. Uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas data dilakukan dengan keofisien cronbach alpha yang dapat dipergunakan untuk insrumen pernyataan yang berskala interval. Untuk instrumen yang berupa angket, reliabilitas tersebut dinyatakan reliable jika r yang diperoleh paling tidak mencapai 0,6 (Indriantoro, 2000).

Berikut daftar output hasil SPSS pengujian reliabilitas masing-masing variabel:


(62)

1. Pengujian reliabilitas terhadap variable instrument Partisipasi Penganggaran. Tabel 5.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Partisipasi Penganggaran

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N of Items

.841 .839 6

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (data diolah).

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,839, berdasarkan hasil ini pertanyaan variabel partisipasi penganggaran memiliki reliabilitas tinggi.

2. Pengujian reliabilitas terhadap variable instrument Keadilan Prosedural. Tabel 5.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keadilan Prosedural

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N of Items

.710 .715 4

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (data diolah).

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,715, berdasarkan hasil ini pertanyaan variabel keadilan prosedural memiliki reliabilitas tinggi

3. Pengujian reliabilitas terhadap variable instrument Kinerja Manajerial. Tabel 5.10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial

Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N of Items

.820 .820 9


(63)

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,820, berdasarkan hasil ini pertanyaan variabel kinerja manajerial memiliki reliabilitas tinggi

5.2.4. Uji Asumsi Klasik

5.2.4.1. Uji normalitas data

Tujuan uji normalitas data adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan kali ini adalah dengan menggunakan analisis statistik nonparametrik kolmogorov.

Tabel berikut Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam uji statistik nonparametrik kolmogorov-smirnov (K-S):

Tabel 5.11. Hasil Pengujian Normalitas Data dengan 1-Sample KS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual N

Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation

Most Extreme Absolute Differences Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

33 .0000000 4.57811528

.200 .132 -.200 1.147 .144 Test distribution is Normal.


(64)

Dari hasil pengujian Tabel 5.11 tersebut, didapat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,147 dan signifikan pada 0,144 hal ini berarti Ho ditolak yang berarti data residual terdistribusi normal.

5.2.4.2. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel-variabel independen antara yang satu dengan lanilla. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol.

Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada Tabel 5.12 berikut. Tabel 5.12 Hasil Uji Gejala Multikolinearitas

No Variabel Toleransi VIF

1 Partisipasi Penganggaran 0.554 1,806

2 Keadilan Prosedural 0.554 1,806

Dari hasil pengujian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih dari dari 10. Berdasarkan hasil ini didapat nilai VIF dari variabel partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural sama-sama memiliki nilai 1,806 yang mana nilai ini dikatakan tidak lebih dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasi penganggaran dan keadilan prosedural lolos uji gejala multikolinearitas. Sedangkan hasil perhitungan nilai tolerance dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas.


(1)

ANOVAb

176.277 2 88.139 3.942 .030a

670.692 30 22.356

846.970 32

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), kp, pp a.

Dependent Variable: km b.

Coefficientsa

19.516 5.252 3.716 .001

-.106 .263 -.088 -.404 .689

1.033 .442 .510 2.338 .026

(Constant) pp kp Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: km a.

Residuals Statisticsa

28.0399 37.2016 32.6970 2.34705 33

-13.99596 5.67814 .00000 4.57812 33

-1.984 1.919 .000 1.000 33

-2.960 1.201 .000 .968 33

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: km a.


(2)

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

33 .0000000 4.57811528 .200 .132 -.200 1.147 .144 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(3)

Lampiran 5. Uji Hipotesis, Uji t dan Uji F

Regression

Descriptive Statistics

32.6970 5.14469 33

22.6667 4.26956 33

15.0909 2.54170 33

km pp kp

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .253 .451

.253 1.000 .668

.451 .668 1.000

. .078 .004

.078 . .000

.004 .000 .

33 33 33

33 33 33

33 33 33

km pp kp km pp kp km pp kp Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

km pp kp

Variables Entered/Removedb

kp, ppa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: km b.

Model Summaryb

.456a .208 .155 4.72826 .208 3.942 2 30 .030 1.703

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics

Durbin-Watson Predictors: (Constant), keadilan prosedural, partisipasi penganggaran


(4)

ANOVAb

176.277 2 88.139 3.942 .030a

670.692 30 22.356

846.970 32

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), kp, pp a.

Dependent Variable: km b.

Coefficientsa

19.516 5.252 3.716 .001 8.791 30.241

-.106 .263 -.088 -.404 .689 -.644 .431 .253 -.074 -.066 .554 1.806

1.033 .442 .510 2.338 .026 .131 1.936 .451 .393 .380 .554 1.806

(Consta pp kp Mode 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.Lower BounUpper Boun Confidence Interval

Zero-ordePartial Part Correlations

Tolerance VIF ollinearity Statisti

Dependent Variable: km a.

Coefficient Correlationsa

1.000 -.668 -.668 1.000 .195 -.078 -.078 .069 kp

pp kp pp Correlations Covariances Model

1

kp pp

Dependent Variable: km a.

Collinearity Diagnosticsa

2.973 1.000 .00 .00 .00

.017 13.108 .89 .35 .04

.010 17.614 .11 .65 .96

Dimension 1

2 3 Model 1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant) pp kp

Variance Proportions

Dependent Variable: km a.


(5)

Residuals Statisticsa

28.0399 37.2016 32.6970 2.34705 33

-13.99596 5.67814 .00000 4.57812 33

-1.984 1.919 .000 1.000 33

-2.960 1.201 .000 .968 33

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: km a.

Regression

Variables Entered/Removedb

kp, ppa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: km b.

Model Summary

.456a .208 .155 4.72826

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), kp, pp

a.

ANOVAb

176.277 2 88.139 3.942 .030a

670.692 30 22.356

846.970 32

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), kp, pp a.

Dependent Variable: km b.


(6)

Coefficientsa

19.516 5.252 3.716 .001

-.106 .263 -.088 -.404 .689

1.033 .442 .510 2.338 .026

(Constant) pp kp Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: km a.

Coefficient Correlationsa

1.000 -.668 -.668 1.000 .195 -.078 -.078 .069 kp

pp kp pp Correlations Covariances Model

1

kp pp

Dependent Variable: km a.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada Akademi Pariwisata Medan

1 52 98

Pengaruh partisipasi penganggaran, keadilan prosedural, dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi

0 9 11

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

0 3 14

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

0 4 9

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

0 2 26

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN PROSEDURAL SEBAGAI VARIABEL ANTESEDEN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN PROSEDURAL SEBAGAI VARIABEL ANTESEDEN ( Survey pada Pergurua

0 1 12

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN PROSEDURAL SEBAGAI VARIABEL ANTESEDEN ( Survey pada Perguruan Tinggi swasta di Surakarta ).

0 1 8

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KEPUASAN KERJA.

0 1 14

PERAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DALAM HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KINERJA Peran Partisipasi Penganggaran Dalam Hubungan Antara Keadilan Prosedural Dengan Kinerja Manajerial Dan Kepuasan Kerja Pegawai Di Pemerintah Kota Surakarta.

0 1 13

Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada Akademi Pariwisata Medan

0 0 19