Sistem pertahanan tubuh pada inflamasi Mekanisme terjadinya inflamasi

2.4.3 Sistem pertahanan tubuh pada inflamasi

Pertahanan tubuh dapat dibagi menjadi dua: a. Sistem imun nonspesifik bawaan Sel-sel dari sistem ini adalah neutrofil fagositosis, makrofag, basofil, sel-sel mast, eosinofil, trombosit, monosit dan sel-sel pembunuh alami Natural Killer NK sel. Faktor-faktor yang larut adalah lisozim sitokin, INF, komplemen, protein fase akut Soenarto, 2010. b. Sistem imun spesifik penyesuaian Zat yang larut termasuk pada sistem ini adalah antibody, immunoglobulin yang dihasilkan oleh limposit B dan sel plasma, dan limpokin-limpokin yang kebanyakan diproduksi oleh limposit T. Sedangkan faktor-faktor yang larut lainya adalah lisosim, interferon, sitokin, komplemen protein fase akut Soenarto, 2010. Fungsi makrofag, sel mast, neutrofil dan limposit dalam proses inflamasi yaitu menangkap, menghalau, memangsa, membersihkan dan berusaha menyingkirkan antigen pada jaringan cidera. Usaha tersebut dapat dilaksanakan karena sel-sel yang berfungsi melawan antigen atau protogen telah memiliki zat-zat yang ada dalam sel yang telah siap dibentuk sebelum ada rangsang atau pacu. Kemudian dapat dikeluarkan dan berfungsi dalam pertahanan tubuh untuk mengatasi inflamasi, dengan zat atau bahan yang berfungsi sebagai mediator Soenarto, 2010. Universitas Sumatera Utara Sel-sel pemangsa fagosit merupakan pertahanan dalam lini pertama guna membinasakan zat-zat pathogen. Dan yang berfungsi dalam hal ini termasuk makrofag dan neutrofil Soenarto, 2010. Sel-sel yang ada didalam tubuh dilengkapi dengan reseptor-reseptor yang ada dipermukaan sel. Disamping itu dari sel-sel dilengkapi pula zat yang dapat dikeluarkan dengan fungsi untuk pengaktifan atau pemicu terhadap sel lain agar menjadi aktif. Zat-zat tersebut merupakan mediator Soenarto, 2010.

2.4.4 Mekanisme terjadinya inflamasi

Inflamasi terjadi dengan diawali adanya stimulus yang merusak jaringan noksi, baik karena bakteri, trauma, bahan kimiawi, panas atau fenomena lainnya, mengakibatkan sel mast pecah dan terlepasnya mediator- mediator inflamasi. Kemudian terjadi vasodilatasi dari seluruh pembuluh darah pada daerah inflamasi sehingga aliran darah meningkat. Perubahan volume darah dalam kapiler dan venula, yang menyebabkan sel-sel endotel pembuluh darah meregang dan kemudian meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, protein plasma keluar dari pembuluh darah lalu menimbulkan udem. Infiltrasi leukosit ke tempat inflamasi, pada tingkat awal infiltrasi oleh neutrofil, selanjutnya infiltrasi oleh sel monosit. Sel monosit akan berubah menjadi makrofag. Baik neutrofil maupun makrofag dapat melepaskan enzim lisosom untuk membantu mencerna eksudat radang. Bila tidak terjadi resolusi, maka dapat meningkat menjadi inflamasi kronik Underwood, 1999. Patogenesis dan gejala peradangan dapat dilihat pada Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Patogenesis dan gejala peradangan Mutschler,1999

2.4.5 Macam-macam inflamasi

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Majakani Terhadap Tikus

2 67 86

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 52 100

Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall) Terhadap Tikus Putih yang Diinduksi λ-Karagenan

0 3 88

Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Majakani (Quercus Infectoria G. Olivier) Terhadap Tikus Putih Yang Diinduksi Karagenan

0 2 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Majakani (Quercus Infectoria G. Olivier) Terhadap Tikus Putih Yang Diinduksi Karagenan

0 0 27

Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Majakani (Quercus Infectoria G. Olivier) Terhadap Tikus Putih Yang Diinduksi Karagenan

0 0 15

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 0 30

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 1 25

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 0 14