setelah 24 jam Juheini, 1990. Karagenan sebagai penginduksi radang lebih peka dipengaruhi oleh obat antiinflamasi Aggraini, 2008, lebih aman dan
lebih baik untuk memperkirakan potensi antiinflamasi dibandingkan iritan lainnya Parmar, et al., 2006. Gambar penambahan volume kaki tikus dapat
dilihat pada Lampiran 16, halaman 96.
4.1.2 Persentase inhibisi radang
Persentase radang kaki tikus yang lebih kecil dari kontrol menunjukkan bahwa suspensi natrium diklofenak dan suspensi EEM mampu menghambat
peradangan pada kaki tikus yang disebabkan karagenan. Kemampuan untuk menghambat peradangan ini yang disebut dengan inhibisi radang. Contoh
perhitungan persentase inhibisi radang dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 67. Hasil persentase inhibisi radang yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 4.1
dan Tabel 4.1.
Gambar 4.2 Grafik persentase inhibisi radang tiap waktu pengamatan
Keterangan: EEM = ekstrak etanol majakani
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Persentase inhibisi radang tiap waktu pengamatan ekstrak etanol
majakani
Waktu menit
Perlakuan K
P EEM200
EEM300 EEM400
15 0,00
60,25 11,46
28,93 55,88
30 0,00
70,39 5,43
22,43 67,14
45 0,00
79,07 29,60
57,56 79,14
60 0,00
62,02 27,62
62,23 71,58
75 0,00
52,90 29,70
52,07 63,85
90 0,00
49,29 22,91
54,79 61,96
105 0,00
51,60 20,74
52,57 54,32
120 0,00
50,56 17,78
51,62 52,33
135 0,00
42,26 15,34
41,46 47,23
150 0,00
41,25 15,82
36,65 45,60
165 0,00
34,01 14,48
33,98 46,51
180 0,00
30,29 18,78
31,73 47,52
195 0,00
26,81 21,50
28,32 47,43
210 0,00
24,95 22,27
27,52 46,97
225 0,00
25,02 21,69
24,62 46,32
240 0,00
30,50 20,64
31,16 46,39
255 0,00
36,72 19,72
33,57 49,15
270 0,00
34,15 17,75
30,87 47,08
285 0,00
36,60 13,19
33,07 47,92
300 0,00
34,26 9,58
32,45 47,92
315 0,00
32,82 5,70
36,26 48,06
330 0,00
34,58 9,22
36,26 48,06
345 0,00
36,43 7,72
35,75 47,64
360 0,00
36,43 7,72
37,84 56,57
Keterangan:
K : kontrol, P: perlakuan , PI: EEM dosis 200 mgkg bb, PII: EEM dosis
300 mgkg bb, PIII: EEM dosis 400 mgkg bb
Pada Gambar 4.2 tersebut terlihat bahwa terjadi perbedaan pada persentase inhibisi radang diawal yaitu pada menit ke-30. EEM dosis 200 dan
Universitas Sumatera Utara
300 mgkg bb mengalami penurunan sedangkan EEM 400 mgkg bb dan pembanding mengalami peningkatan persentase inhibisi radang. Kemungkinan
terjadi karena masing-masing tikus mempunyai sistem pertahanan tubuh yang berbeda-beda.
Pada Tabel 4.2 efek inhibisi pembentukan radang kelompok uji EEM dosis 400 mgkg bb merupakan persentase inhibisi radang terbesar dari semua
kelompok uji lainnya 79,14 yang terjadi pada menit ke-45. Pada kelompok EEM dosis 300 mgkg bb, efek inhibisi maksimal terjadi pada menit ke-60
sebesar 62,23. Pada kelompok uji EEM dosis 200 mgkg bb, efek inhibisi maksimal terjadi pada menit ke-75 sebesar 29,70. Pada kelompok
pembanding natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb, efek inhibisi maksimal terjadi pada menit ke-45 sebesar 79,09. Hal ini disebabkan oleh semakin
tinggi dosis ekstrak EEM, jumlah zat aktif yang terkandung didalamnya semakin tinggi sehingga kemampuannya dalam menginhibisi radang juga
semakin besar. Data persentase inhibisi radang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 67.
4.1.3 Area under the curve AUC