ADSORBENT PADATAN PENYERAP DAN PELARUT PENGEMBANG ADSORBENT PADATAN PENYERAP DAN PELARUT PENGEMBANG ADSORBENT PADATAN PENYERAP DAN PELARUT PENGEMBANG

74 Kecepatan senyawa-senyawa sebagai komponen-komponen contoh memanjat pelat dibandingkan dengan kecepatan pelarut yang mendahuluinya. Harga perbandingan ini dikenal sebagai harga Rf, dan didefisikan sebagai: pelarut oleh ditempuh yang Jarak senyawa oleh ditempuh yang Jarak  Rf dengan titk asal adalah titik tengah noda contoh yang terdapat pada pelat KLT Gambar 7.2. a b Gambar 7.2. Pelat KLT: a pelat sebelum dikembangkan, b pelat setelah dikembangankan Pada kondisi tertentu adsorbent, pelarut, ketebalan lapisan, temperatur, dan kelembaban tertentu, harga Rf merupakan sifat karakteristik dari suatu senyawa.

7.3 ADSORBENT PADATAN PENYERAP DAN PELARUT PENGEMBANG

Adsorbent yang paling sering digunakan untuk KLT adalah alumina Al 2 O 3 dan silika gel SiO 2 . Alumina lebih polar daripada silika gel, dan senyawa ini sering dinyatakan lebih aktif daripada silika gel. Alumina lebih cocok untuk analisis senyawa- senyawa yang nonpolar atau kurang polar seperti hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan alkil halida karena senyawa-senyawa polar sangat kuat teradsorbsi pada adsorbent ini. Analisis KLT senyawa-senyawa polar pada alumina umumnya menghasilkan harga Rf yang rendah dan pemisahan yang minimal. Sebaiknya silika gel dipilih sebagai adsorbent untuk senyawa-senyawa polar asam karbokislat, alkohol, amina karena senyawa-senyawa non polar teradsorbsi lemah pada silika gel. Analisis KLT senyawa-senyawa nonpolar pada silika gel umumnya memberikan harga Rf yang tinggi dan pemisahan yang minimal. 74 Kecepatan senyawa-senyawa sebagai komponen-komponen contoh memanjat pelat dibandingkan dengan kecepatan pelarut yang mendahuluinya. Harga perbandingan ini dikenal sebagai harga Rf, dan didefisikan sebagai: pelarut oleh ditempuh yang Jarak senyawa oleh ditempuh yang Jarak  Rf dengan titk asal adalah titik tengah noda contoh yang terdapat pada pelat KLT Gambar 7.2. a b Gambar 7.2. Pelat KLT: a pelat sebelum dikembangkan, b pelat setelah dikembangankan Pada kondisi tertentu adsorbent, pelarut, ketebalan lapisan, temperatur, dan kelembaban tertentu, harga Rf merupakan sifat karakteristik dari suatu senyawa.

7.3 ADSORBENT PADATAN PENYERAP DAN PELARUT PENGEMBANG

Adsorbent yang paling sering digunakan untuk KLT adalah alumina Al 2 O 3 dan silika gel SiO 2 . Alumina lebih polar daripada silika gel, dan senyawa ini sering dinyatakan lebih aktif daripada silika gel. Alumina lebih cocok untuk analisis senyawa- senyawa yang nonpolar atau kurang polar seperti hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan alkil halida karena senyawa-senyawa polar sangat kuat teradsorbsi pada adsorbent ini. Analisis KLT senyawa-senyawa polar pada alumina umumnya menghasilkan harga Rf yang rendah dan pemisahan yang minimal. Sebaiknya silika gel dipilih sebagai adsorbent untuk senyawa-senyawa polar asam karbokislat, alkohol, amina karena senyawa-senyawa non polar teradsorbsi lemah pada silika gel. Analisis KLT senyawa-senyawa nonpolar pada silika gel umumnya memberikan harga Rf yang tinggi dan pemisahan yang minimal. 74 Kecepatan senyawa-senyawa sebagai komponen-komponen contoh memanjat pelat dibandingkan dengan kecepatan pelarut yang mendahuluinya. Harga perbandingan ini dikenal sebagai harga Rf, dan didefisikan sebagai: pelarut oleh ditempuh yang Jarak senyawa oleh ditempuh yang Jarak  Rf dengan titk asal adalah titik tengah noda contoh yang terdapat pada pelat KLT Gambar 7.2. a b Gambar 7.2. Pelat KLT: a pelat sebelum dikembangkan, b pelat setelah dikembangankan Pada kondisi tertentu adsorbent, pelarut, ketebalan lapisan, temperatur, dan kelembaban tertentu, harga Rf merupakan sifat karakteristik dari suatu senyawa.

7.3 ADSORBENT PADATAN PENYERAP DAN PELARUT PENGEMBANG

Adsorbent yang paling sering digunakan untuk KLT adalah alumina Al 2 O 3 dan silika gel SiO 2 . Alumina lebih polar daripada silika gel, dan senyawa ini sering dinyatakan lebih aktif daripada silika gel. Alumina lebih cocok untuk analisis senyawa- senyawa yang nonpolar atau kurang polar seperti hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan alkil halida karena senyawa-senyawa polar sangat kuat teradsorbsi pada adsorbent ini. Analisis KLT senyawa-senyawa polar pada alumina umumnya menghasilkan harga Rf yang rendah dan pemisahan yang minimal. Sebaiknya silika gel dipilih sebagai adsorbent untuk senyawa-senyawa polar asam karbokislat, alkohol, amina karena senyawa-senyawa non polar teradsorbsi lemah pada silika gel. Analisis KLT senyawa-senyawa nonpolar pada silika gel umumnya memberikan harga Rf yang tinggi dan pemisahan yang minimal. 75 Sifat-sifat pelarut pengembang juga merupakan faktor dominan dalam penentukan mobilitas komponen-komponen campuran. Jika pelarut lebih polar daripada suatu komponen campuran, molekul-molekul pelarut akan menggantikan molekul-molekul komponen pada padatan adsorbent, dan komponen-komponen menggunakan hampir seluruh waktunya berada dalam fasa bergerak harga Rf tinggi. Sebaliknya jika pelarut kurang polar daripada suatu komponen campuran, komponen akan tetap pada adsorbent dan tidak digerakkan oleh pelarut Rf = 0. Umumnya kemampuan suatu pelarut pengembang untuk menggerakkan senyawa pada suatu adsorbent berhubungan dengan polaritas pelarut. Kemampuan ini disebut kekuatan elusi, dan urutan kekuatan elusi beberapa pelarut tergambar dalam Tabel 7.2. Tabel 7.2 Beberapa pelarut pengelusi untuk KLT Pelarut Titik didih o C Metanol Etanol Aseton Etil asetat Kloroform Dietil eter Metilen diklorida Benzena Toluena Karbon tetraklorida Heksana 65 78 56 77 61 35 41 80 111 77 68 Sumber: Doyle, M. P. dan Mungall, W. L., 1980

7.4 PROSEDUR ANALISIS DENGAN KLT