72
BAB VII KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM
7.1 PENDAHULUAN
Istilah kromatografi diturunkan dari fakta bahwa teknik ini mula-mula digunakan untuk memisahkan pigmen-pigmen Greek, chroma = warna, graphein = menggambar,
tetapi dengan berbagai modifikasi maka teknik ini digunakan dalam pemisahan zat-zat kimia, dan tidak lagi selalu dihubungkan dengan senyawa-senyawa berwarna.
Ketepatan dalam memilih prosedur semuanya tergantung pada perbendaan distribusi berbagai komponen-komponen campuran di antara dua fasa, yakni fasa bergerak dan fasa
diam. Fasa bergerak dapat berupa cairan atau gas, dan fasa diam dapat berupa padatan atau cairan. Melalui kombinasi komponen-komponen tersebut maka diperoleh beberapa macam
teknik kromatografi seperti pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1. Teknik kromatografi
Fasa diam Fasa bergerak
Teknik pemisahan zat-zat
Padat
Cair
Cair Cairan
Cair
Gas Kromatografi serapan meliputi
molekul-molekul alifatik dan aromatik Kromatografi fasa terbalik molekul
organik polar Kormatografi penyerapan gel
makromolekul Kromatografi pernukaran ion molekul-
molekul bermuatan, asam-asam amino Kromtografi partisi molekul-molekul
organik yang labil terhadap panas dan asam
Kromatografi fasa uap atau gas-cair molekul-molekul organik volatil
Dalam bahasan ini akan dibicarakan jenis kromatografi yang sering digunakan dalam percobaan kimia organik, dan dapat digolongkan ke dalam kromatografi lapis tipis atau
KLT thin layer chromatography, TLC dan kormatografi kolom column chromatography. Di dalam golongan kedua kita akan meninjau tiga teknik yang umum
73 digunakan dalam laboratorium, yakni kromatografi kolom perkolasi percolation,
kromatografi kolom ‘flash’ dan kromatografi kolom ‘dry flash’.
7.2 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KLT
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik pemisahan komponen-komponen campuran senyawa-senyawa yang melibatkan partisi suatu senyawa di antara padatan
penyerap adsorbent, fasa diam yang dilapiskan pada pelat kaca atau plastik kaku dengan suatu pelarut fasa gerak yang mengalir melewati adsorbent padatan penyerap.
Pengaliran pelarut dikenal sebagai proses pengembangan oleh pelarut elusi. Karena kesederhaan dan kecepatan analisisnya, KLT mempunyai peranan penting dalam
pemisahan senyawa-senyawa yang volatilitasnya relatif rendah, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik.
Di dalam analisis dengan KLT, sutu contoh dalam jumlah yang sangat kecil ditempatkan sebagai titik noda di atas permukaan pelat tipis fasa diam adsorbent,
kemudian pelat diletakkan dengan tegak dalam bejana pengembang yang berisi sedikit pelarut pengembang lihat Gambar 7.1.
Oleh aksi kapiler, pelarut mengembang naik sepanjang permukaan lapisan pelat dan membawa komponen-komponen contoh. Komponen-komponen contoh memanjat pelat
KLT dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung pada kelarutan komponen dalam pelarut dan derajat kekutan komponen teradsorbsi pada fasa diam. Hasilnya adalah
sederetan bercak-becak noda-noda yang tegak lurus terhadap permukaan pelarut dalam bejana.
a b
Gambar 7.1. Prosedur analisis KLT, a Proses penempatan noda; b Proses pengembangan noda
73 digunakan dalam laboratorium, yakni kromatografi kolom perkolasi percolation,
kromatografi kolom ‘flash’ dan kromatografi kolom ‘dry flash’.
7.2 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KLT
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik pemisahan komponen-komponen campuran senyawa-senyawa yang melibatkan partisi suatu senyawa di antara padatan
penyerap adsorbent, fasa diam yang dilapiskan pada pelat kaca atau plastik kaku dengan suatu pelarut fasa gerak yang mengalir melewati adsorbent padatan penyerap.
Pengaliran pelarut dikenal sebagai proses pengembangan oleh pelarut elusi. Karena kesederhaan dan kecepatan analisisnya, KLT mempunyai peranan penting dalam
pemisahan senyawa-senyawa yang volatilitasnya relatif rendah, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik.
Di dalam analisis dengan KLT, sutu contoh dalam jumlah yang sangat kecil ditempatkan sebagai titik noda di atas permukaan pelat tipis fasa diam adsorbent,
kemudian pelat diletakkan dengan tegak dalam bejana pengembang yang berisi sedikit pelarut pengembang lihat Gambar 7.1.
Oleh aksi kapiler, pelarut mengembang naik sepanjang permukaan lapisan pelat dan membawa komponen-komponen contoh. Komponen-komponen contoh memanjat pelat
KLT dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung pada kelarutan komponen dalam pelarut dan derajat kekutan komponen teradsorbsi pada fasa diam. Hasilnya adalah
sederetan bercak-becak noda-noda yang tegak lurus terhadap permukaan pelarut dalam bejana.
a b
Gambar 7.1. Prosedur analisis KLT, a Proses penempatan noda; b Proses pengembangan noda
73 digunakan dalam laboratorium, yakni kromatografi kolom perkolasi percolation,
kromatografi kolom ‘flash’ dan kromatografi kolom ‘dry flash’.
7.2 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KLT
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik pemisahan komponen-komponen campuran senyawa-senyawa yang melibatkan partisi suatu senyawa di antara padatan
penyerap adsorbent, fasa diam yang dilapiskan pada pelat kaca atau plastik kaku dengan suatu pelarut fasa gerak yang mengalir melewati adsorbent padatan penyerap.
Pengaliran pelarut dikenal sebagai proses pengembangan oleh pelarut elusi. Karena kesederhaan dan kecepatan analisisnya, KLT mempunyai peranan penting dalam
pemisahan senyawa-senyawa yang volatilitasnya relatif rendah, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik.
Di dalam analisis dengan KLT, sutu contoh dalam jumlah yang sangat kecil ditempatkan sebagai titik noda di atas permukaan pelat tipis fasa diam adsorbent,
kemudian pelat diletakkan dengan tegak dalam bejana pengembang yang berisi sedikit pelarut pengembang lihat Gambar 7.1.
Oleh aksi kapiler, pelarut mengembang naik sepanjang permukaan lapisan pelat dan membawa komponen-komponen contoh. Komponen-komponen contoh memanjat pelat
KLT dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung pada kelarutan komponen dalam pelarut dan derajat kekutan komponen teradsorbsi pada fasa diam. Hasilnya adalah
sederetan bercak-becak noda-noda yang tegak lurus terhadap permukaan pelarut dalam bejana.
a b
Gambar 7.1. Prosedur analisis KLT, a Proses penempatan noda; b Proses pengembangan noda
74 Kecepatan senyawa-senyawa sebagai komponen-komponen contoh memanjat pelat
dibandingkan dengan kecepatan pelarut yang mendahuluinya. Harga perbandingan ini dikenal sebagai harga Rf, dan didefisikan sebagai:
pelarut oleh
ditempuh yang
Jarak senyawa
oleh ditempuh
yang Jarak
Rf
dengan titk asal adalah titik tengah noda contoh yang terdapat pada pelat KLT Gambar 7.2.
a b
Gambar 7.2. Pelat KLT: a pelat sebelum dikembangkan, b pelat setelah dikembangankan
Pada kondisi tertentu adsorbent, pelarut, ketebalan lapisan, temperatur, dan kelembaban tertentu, harga Rf merupakan sifat karakteristik dari suatu senyawa.
7.3 ADSORBENT PADATAN PENYERAP DAN PELARUT PENGEMBANG