Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

fisik anemia terlihat sebagian besar subjek memperlihatkan gejala anemia tetapi pada pemeriksaan Hb dan hapusan darah hanya 5 yang mengalami anemia. Berdasarkan analisa chi-square tidak ditemukan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan gizi dengan anemia dan tidak didapatkan hubungan signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia defisiensi besi Berdasarkan hasil dari survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Desember 2013 di SMP Negeri 2 Kotapinang diketahui bahwa terdapat 35 orang dari 40 siswi kelas 1 dan kelas 2 yang beresiko menderita anemia. Hasil ini diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan siswi tersebut yang berkaitan dengan tanda-tanda anemia yaitu sering kelelahan, pusing, kelopak mata pucat, wajah pucat, dan daya tahan tubuh menurun. Selain itu, dari 35 orang yang beresiko menderita anemia, kebanyakan memiliki pola makan dan pengetahuan gizi yang buruk, bahkan 1 diantara dari 35 orang siswi tersebut melakukan diet yang sangat ketat dan tidak sehat, hal ini diperoleh juga dari hasil wawancara langsung terhadap siswi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan gizi dan pola makan siswi-siswi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut “Bagaimana hubungan pengetahuan gizi dan pola makan pada remaja putri dengan kejadian anemia di SMP Negeri 2 Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan pada tahun 2014”. Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubunganpengetahuan gizi, dan pola makan pada remaja putri dengan kejadian anemia di SMP Negeri 2 Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi siswi yang menderita anemia gizi besi di SMP Negeri 2 Kotapinang. 2. Mengetahui pengetahuan gizi siswi SMP Negeri 2 Kotapinang. 3. Mengetahui frekuensi, jenis dan jumlah makan siswi SMP Negeri 2 Kotapinang. 4. Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dengan pola makan 5. Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian anemia 6. Mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah SMP Negeri 2 Kotapinang, sebagai bahan masukan untuk pembelajaran dan pemahaman tentang anemia yang sering terjadi pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang. 2. Memberikan informasi kepada pelajar putri tentang masalah anemia gizi besi dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga para pelajar putri dapat mencegah dirinya agar tidak terkena anemia defisiensi besi. 3. Sebagai referensi dan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya meneliti mengenai anemia gizi besi terhadap remaja putri. Universitas Sumatera Utara 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja Putri

Remaja atau adolescence berasal dari Bahasa Latin yang artinya “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Selama masa remaja, seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat dibandingkan periode lainnya setelah kelahiran, masa remaja mengalami pertumbuhan terpesat kedua setelah tahun pertama kehidupan. Lebih dari 20 total pertumbuhan tinggi badan dan sampai 50 masa tulang tubuh telah dicapai pada periode ini, oleh sebab itu kebutuhan gizi meningkat melebihi kebutuhan pada masa kanak-kanak Krummel Kris- Etherton, 1996. Pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan fisik dan perkembangan emosional antara anak-anak dan sebelum dewasa. Kategori periode usia remaja dari berbagai referensi berbeda-beda, namun WHO menetapkan remaja berusia antara 10-19 tahun. Pembagian kelompok remaja tersebut adalah remaja awal usia 10-14 tahun atau 13-15 tahun, remaja menengah 14 atau 15-17 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun. Remaja putri adalah tahapan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan pada usia 12 tahun Proverewati Misaroh, 2009. Masa ini juga merupakan tahapan kritis kehidupan, sehingga periode tersebut dikategorikan sebagai kelompok rawan dan mempunyai resiko kesehatan tinggi.Akan tetapi remaja sering kurang mendapatkan perhatian dan program pelayanan kesehatan. Padahal kenyataannya banyak kasus kesehatan saat dewasa ditentukan oleh kebiasaan hidup sehat sejak Universitas Sumatera Utara