Komunikasi interpersonal diungkap dengan menggunakan skala komunikasi interpersonal dengan aspek keterbukaan, empati, perilaku
suportif, sikap positif, dan kesetaraan. Semakin besar skor yang didapat maka komunikasi interpersonal yang terjalin efektif atau tinggi, begitu
pula sebaliknya. 2.
Keintiman terhadap Pasangan Keintiman adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalin hubungan yang dekat atau akrab dengan orang lain dengan menunjukkan perasaan saling percaya, saling berbagi keterbukaan diri,
adanya hubungan timbal balik dan terbentuknya komitmen dalam suatu hubungan. Keintiman tersebut diungkap dengan menggunakan skala
keintiman dengan aspek emosi, psikologis, intelektual, fisik non seksual, spiritual, sosial dan reaksional, serta temporal. Semakin besar skor yang
didapat maka tingkat keintiman semakin tinggi, dan begitu pula sebaliknya.
D. Subjek Penelitian
Peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan teknik
purpose sampling
yaitu pengambilan sampel didasarkan strata, random, atau daerah, melainkan didasarkan atas adanya tujuan tertentu Arikunto, 2002. Peneliti memilih
subjek penelitian berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan kesesuaian konteks teoritis terhadap hubungan komunikasi
interpersonal dengan keintiman terhadap pasangan pada dewasa awal dengan
orangtua bercerai.. Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Dewasa awal baik pria maupun wanita dengan rentang usia 18 tahun
sampai dengan 40 tahun. Namun peneliti mencari subjek dengan usia minimal 20 tahun dengan pertimbangan bahwa pada usia tersebut baik
pria ataupun wanita sedang menjalin hubungan serius dengan pasangannya bahkan memiliki keinginan untuk melanjutkannya ke
jenjang pernikahan.
b. Belum menikah namun memiliki pasangan dan sedang menjalin
hubungan berpacaran lebih dari satu tahun, karena hubungan di bawah satu tahun atau hanya beberapa bulan tidak dapat memastikan tingkat
keintiman.
c. Berasal dari keluarga dengan orangtua bercerai, karena berdasarkan
penelitian dewasa awal dengan orangtua bercerai memiliki permasalahan dalam keintiman dan tingkat keintiman tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan dewasa awal dari keluarga tidak berceraiutuh.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan skala. Skala dalam ilmu psikologi biasanya digunakan sebagai
alat ukur. Data yang diungkap dalam suatu skala psikologi berupa konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan suatu aspek kepribadian
individu Azwar, 2000. Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun
untuk mengungkapkan hubungan komunikasi interpersonal dengan keintiman terhadap pasangan pada dewasa awal dengan orangtua bercerai. Peneliti
memilih penggunaan skala sebagai metode penelitian sebagai pertimbangan atas pelaksanaannya yang mudah, praktis, efektif, dan efisien.
Skala yang telah disusun kemudian dilakukan uji coba terlebih dahulu sebelum digunakan pada penelitian yang sebenarnya. Data dari hasil uji coba
akan dianalisa secara statistik untuk menentukan validitas dan reliabilitas alat ukur. Item-item skala yang telah memenuhi kualifikasi validitas dan
reliabilitas inilah yang akan digunakan dalam penelitian, dengan asumsi bahwa alat ukur tersebut dapat secara tepat mengungkapkan apa yang ingin
diungkap serta ajeg dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan dua jenis skala yaitu skala keintiman
terhadap pasangan dan skala komunikasi interpersonal. Kedua skala ini disusun dengan dua jenis item. Item yang searah dengan pernyataan atau
favorable
dan item yang tidak searah dengan pernyataan atau
unfavorable.
1. Skala Komunikasi Interpersonal
Skala komunikasi interpersonal memiliki lima aspek, yaitu : a.
Keterbukaan Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Tiga aspek tersebut antara lain : 1
Komunikator interpersonal harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi.
2 Kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang. 3
Mempertanggungjawabkan perasaan dan pemikiran yang diucapkan.
b. Empati
Kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain. Individu yang memiliki empati mampu
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang sehingga lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. c.
Perilaku Suportif Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif jika dalam diri
seseorang terdapat perilaku suportif. Individu memperlihatkan sikap tersebut dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan
bukan strategik, dan provisionalisme bukan sangat yakin. d.
Sikap Positif Individu harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
e. Kesetaraan
Dalam setiap situasi, barangkali ada ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih kaya, lebih pandai, lebih tampan atau cantik, dan
sebagainya. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif jika memiliki suasana setara. Harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-
sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan
tidak mengaharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti
kita menerima pihak lain atau memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.
Penyajian skala komunikasi interpersonal memiliki empat alternatif pilihan jawaban dengan item-item
favorable
dan
unfavorable
, yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak
Setuju STS. Sistem penilaian skala komunikasi interpersonal ini menggunakan penskalaan model Likert
Method of Summated Rating
dengan jenjang penilaian satu sampai empat untuk setiap jawaban. Pada pernyataan yang bersifat
favorable
memiliki skor empat untuk jawaban SS, skor tiga untuk jawaban S, skor dua untuk jawaban TS, dan skor
satu untuk jawaban STS. Sedangkan pada pernyataan yang bersifat
unfavorable
memiliki skor satu untuk jawaban SS, skor dua untuk jawaban S, skor tiga untuk jawaban TS, dan skor empat untuk
jawaban STS. Empat alternatif pilihan jawaban dalam skala Likert dimaksudkan
untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala dengan lima alternatif jawaban yaitu, Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak
Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Alternatif pilihan jawaban Netral N menimbulkan kecendrungan menjawab ketengah
central tendency effect,
terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecendrungan arah jawabannya. Selain itu tujuan dari penyajian empat alternatif pilihan
jawaban dengan menghilangkan pilihan netral adalah untuk melihat kecendrungan arah responden menjawab setuju atau tidak setuju.
Tabel 3.1.
Blue Print
dan Distribusi Item Skala Komunikasi Interpersonal Sebelum Uji Coba
ASPEK ITEM
JUMLAH PERSENTASE
Favorable Unfavorable
Keterbukaan 6, 10, 13, 18, 33
20, 26, 30, 36, 43 10
20 Empati
3, 5, 11, 24, 40 8, 14, 23, 37, 49
10 20
Perilaku Suportif 7, 15, 21, 27, 29
17, 34, 44, 45, 48 10
20 Sikap Positif
1, 31, 38, 42, 46 22, 25, 32, 44, 50
10 20
Kesetaraan 2, 4, 19, 28, 35
9, 12, 16, 39, 47 10
20 TOTAL
25 25
50 100
Dalam mengerjakan kedua skala tersebut, subjek diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri subjek. Tidak ada nilai
benar atau salah pada setiap jawaban. Subjek diminta mengerjakan seluruh pernyataan tanpa ada yang terlewatkan.
2. Skala Keintiman terhadap Pasangan
Skala keintiman terhadap pasangan memiliki tujuh aspek yaitu :
a. Emosi
Berkaitan dengan kebutuhan untuk menyampaikan dan berbagi perasaan dengan pasangan. Individu dapat berbagi emosi positif
seperti kebahagiaan, suka cita, kegembiraan, dan sebagainya. Adapun emosi negatif yang biasa dibagi yaitu perasaan takut, marah,
kesepian, penat, kesedihan, dan sebagainya. b.
Psikologis Keintiman psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian, memori, sikap, dan emosi. Terdapat keinginan untuk berbagi, impian, fantasi, aspirasi, dan rencana untuk masa depan,
selain itu juga berbagi rasa takut, perhatian, perasaan ragu-ragu, ketidaknyamanan, masalah, dan konflik kepada pasangan.
c. Intelektual
Kebutuhan untuk menyampaikan dan berbagi gagasan penting, pikiran, dan kepercayaan dari salah satu pasangan seperti keuangan
dan rencana masa depan. Hal yang sangat penting dalam mengembangkan aspek tersebut adalah adanya timbal balik akan
kepercayaan dan rasa hormat. d.
Fisik non seksual Keperluan menyampaikan akan kedekatan fisik pada pasangan.
Keintiman seksual dapat melalui sentuhan sederhana atau mungkin kontak fisik, seperti pelukan. Keintiman fisik meliputi sentuhan,
memegang tangan, memeluk, mencium, bahkan menari dengan pasangan.
e. Spiritual
Keperluan berbagi dengan seseorang yaitu merasakan kepercayaan, dan pengalaman dengan seorang pasangan yang berhubungan
dengan agama, keberadaan rohani, hal-hal yang gaib, nilai-nilai moral, kepercayaan dan hubungan seseorang dengan yang Maha
Kuasa. f.
Sosial dan rekreasi Berkenaan dengan rekreasi yaitu pentingnya terlibat dalam aktivitas
yang menyenangkan bersama pasangan. g.
Temporal Berkenaan dengan waktu atau lamanya individu menghabiskan
waktu dengan pasangannya. Baik itu hanya beberapa menit bahkan berjam-jam lamanya.
Sebelum menyusun skala keintiman terhadap pasangan, peneliti terlebih dahulu membuat
blueprint.
Pembuatan
blueprint
ini bertujuan sebagai acuan pembuatan item-item pernyataan yang akan mewakili
berbagai aspek keintiman terhadap pasangan yang akan disusun. Metode yang digunakan dalam skala keintiman terhadap pasangan adalah
summated ratings
dengan menggunakan skala Likert dengan empat alternatif pilihan jawaban atas item-item
favorable
dan
unfavorable
, yaitu
Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS.
Sistem penilaian skala keintiman terhadap pasangan ini menggunakan skala Likert yang memiliki jenjang penilaian satu sampai
empat untuk setiap jawaban. Pada pernyataan yang bersifat
favorable
memiliki skor empat untuk jawaban SS, skor tiga untuk jawaban S, skor dua untuk jawaban TS, dan skor satu untuk jawaban STS.
Sedangkan pada pernyataan yang bersifat
unfavorable
memiliki skor satu untuk jawaban SS, skor dua untuk jawaban S, skor tiga untuk jawaban
TS, dan skor empat untuk jawaban STS. Kriteria yang digunakan dalam skala ini adalah semakin tinggi skor yang didapat pada setiap item,
maka semakin tinggi pula tingkat keintiman subjek terhadap pasangan begitu pula sebaliknya.
Empat alternatif pilihan jawaban dalam skala Likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala dengan lima
alternatif jawaban yaitu, Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Alternatif pilihan jawaban
Netral N menimbulkan kecendrungan menjawab ketengah
central tendency effect,
terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecendrungan arah jawabannya. Selain itu tujuan dari penyajian empat alternatif pilihan
jawaban dengan menghilangkan pilihan netral adalah untuk melihat kecendrungan arah responden menjawab setuju atau tidak setuju.
Tabel 3.2.
Blue Print
dan Distribusi Item Skala Keintiman Terhadap Pasangan Sebelum Uji Coba
ASPEK ITEM
JUMLAH PERSENTASE
Favorable Unfavorable
Emosi 5, 9, 22, 32, 65
15, 27, 30, 38, 48 10
14,28 Psikologis
1, 8, 18, 21, 25 16, 43, 50, 55, 61
10 14,28
Intelektual, 19, 37, 58, 63, 66
3, 12, 47, 68, 70 10
14,28 Fisik Non Seksual
10, 28, 41, 53, 57 7, 17, 34, 62, 64
10 14,28
Spiritual 14, 24, 31, 35, 52
4, 33, 42, 46, 59 10
14,28 Sosial dan Reaksional
6, 11, 36, 44, 56 26, 29, 40, 51, 67
10 14,28
Temporal 2, 13, 39, 45, 49
20, 23, 54, 60, 69 10
14,28 TOTAL
35 35
70 100
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data