Perceraian Dampak Perceraian Perceraian Orangtua

C. Perceraian Orangtua

1. Perceraian

Perceraian ialah berakhirnya hubungan sepasang suami istri secara sah sebelum kematian salah satu pasangan. Saat suami istri sudah tidak dapat melanjutkan kehidupan pernikahannya, kedua belah pihak bisa meminta pemerintah untuk memisahkan keduanya melalui keputusan yang sah atau legal dari pengadilan agama. Perceraian merupakan alasan terakhir yang diambil pasangan suami istri jika tidak tersedia lagi jalan lain yang lebih bermanfaat dari mempertahankan rumah tangga yang telah dibangun. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia 2005 cerai atau pisah adalah putus perhubungan sebagai suami dan istri selagi mereka masih hidup. Sedangkan bercerai atau berpisah adalah tidak bercampur atau tidak berhungan atau tidak bersatu. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa orangtua bercerai merupakan kondisi dimana suami dan istri sudah tidak mampu lagi mencari solusi dalam memecahkan masalah sehingga memutuskan untuk berpisah.

2. Dampak Perceraian

Perceraian seringkali berakhir menyakitkan bagi pihak-pihak yang terlibat termasuk anak-anak Tasmin R. S. Martina, 2002. Perceraian juga dapat menimbulkan stress dan trauma untuk membina hubungan baru dengan lawan jenis. Pada umumnya orangtua yang bercerai akan lebih siap menghadapi perceraian tersebut dibandingkan anak-anak mereka. Hal tersebut karena sebelum bercerai mereka sudah melakaukan proses berpikir dan pertimbangan yang panjang, sehingga sudah ada suatu persiapan baik fisik maupun mental. Namun tidak demikian dengan anak, mereka tiba-tiba saja harus menerima keputusan yang telah dibuat oleh orangtuanya, tanpa ada banyangan dan pemikiran bahwa kehidupan keluarganya akan berubah. Hal-hal yang biasanya dirasakan oleh anak ketika orangtuanya bercerai adalah merasa tidak aman insecurity, tidak diinginkan atau ditolak oleh orangtuanya, perasaan sedih, kesepian, marah, kehilangan, serta merasa bersalah sebagai penyebab perceraian. Perasaan-perasaan tersebut dapat dimanifestasi dalam bentuk perilaku seperti suka mengamuk, menjadi kasar, dan tindakan agresif lainnya, menjadi pendiam, tidak ceria, tidak suka bergaul, sulit berkonsentrasi dan tidak minat pada tugas sekolah. Perceraian orangtua akan menyisakan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dan traumatis terhadap anak. Pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut antara lain kehilangan salah satu figur orangtua dan keluarga harmonis, kehilangan kasih sayang dan perhatian orangtua, menimbulkan tekanan emosional, serta cela sosial. Setelah bertahun-tahun terjadinya perceraian, anak akan mampu beradaptasi dengan baik dan tidak mengalami kesulitan ketika meneruskan kehidupannya ke masa perkembangan selanjutnya. Tetapi bagi anak yang bermasalah dalam beradaptasi maka ia aka membawa hingga dewasa perasaan ditolak, tidak dihargai, dan tidak dicintai.

D. Dewasa Awal