Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal

adalah komunikasi yang hanya melibatkan dua orang. Komunikasi demikian menunjukkan pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal ataupun nonverbal secara simultan dan spontan Mulyana, 2005. Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi verbal dan nonverbal antara dua orang atau sekelompok kecil orang secara langsung tatap muka disertai respon yang dapat segera diketahui instant feedback.

2. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal

Aspek-aspek komunikasi interpersonal menurut DeVito 2011, antara lain adalah : a. Keterbukaan Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Tiga aspek tersebut antara lain : 1 Komunikator interpersonal harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi. Dimana terdapat kesediaan untuk membuka diri dan mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan asalkan patut untuk diungkapkan, seperti pendapat, pikiran, dan gagasan. 2 Kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Memperlihatkan keterbukaan dengan bereaksi spontan terhadap orang lain. Memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang mengenai segala sesuatu yang dikatakannya. 3 Perasaan dan pemikiran yang dilontarkan adalah milik pribadi. Mempertanggungjawabkan perasaan dan pemikiran yang diucapkan. Cara terbaik untuk menyatakan tanggungjawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata “saya” kata ganti orang pertama tunggal. b. Empati Empati merupakan kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain. Individu yang memiliki empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. c. Perilaku Suportif Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif jika dalam diri seseorang terdapat perilaku suportif. Individu memperlihatkan sikap tersebut dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik, dan provisionalisme bukan sangat yakin. Deskriptif dimana lebih banyak meminta informasi atau deskripsi mengenai sesuatu hal. Dalam situasi ini biasanya orang tidak akan merasa dihina atau ditantang, melainkan diberi dukungan. Sedangkan evaluatif cenderung memberi penilaian tertentu. Spontanitas mengacu pada keterbukaan dan terus terang mengenai apa yang dipikirkan dan biasanya akan mendapatkan feedback yang serupa, yaitu terbuka dan terus terang. Sedangkan strategik mengarah pada perasaan yang disembunyikan. Provisionalisme dimana terdapat kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain. Sedangkan sikap sangat yakin merupakan sikap tertutup dan tidak bisa diganggu gugat. d. Sikap Positif Individu harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. e. Kesetaraan Dalam setiap situasi, barangkali ada ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih kaya, lebih pandai, lebih tampan atau cantik, dan sebagainya. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika memiliki suasana setara. Harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan tidak mengaharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain atau memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.

3. Komponen - komponen Komunikasi Interpersonal