Penetapan operating time Penetapan panjang gelombang maksimum Pembuatan kurva baku kuersetin

D. Penetapan Kadar Polifenol Dalam Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau

Penetapan kadar polifenol dalam teh hijau dilakukan secara kolorimetri dengan metode Folin-Ciocalteu. Prinsip metode ini adalah pereaksi Folin-Ciocalteu dalam suasana basa akan mengoksidasi senyawa polifenol menghasilkan molibdenum blue. Senyawa hasil reaksi merupakan senyawa berwarna sehingga dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang sinar tampak Singleton and Rossi, 1965.

1. Penetapan operating time

Tujuan dari penetapan operating time adalah untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh serapan yang stabil dan maksimum. Penetapan operating time dilakukan dengan larutan baku kuersetin dengan konsentrasi 0,4 mg bv. Gambar 4. Spektra penetapan operating time Hasil operating time gambar 4 yang diperoleh yaitu reaksi pembentukan warna stabil dari menit ke 40 hingga menit ke 120 setelah proses pembentukan warna.

2. Penetapan panjang gelombang maksimum

Penetapan panjang gelombang maksimum dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas dari alat yang digunakan. Saat pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimum, maka saat terjadi perubahan konsentrasi walaupun hanya kecil akan menghasilkan perbedaan serapan yang signifikan sehingga pengukuran akan lebih akurat. Gambar 5. Spektra penetapan panjang gelombang serapan maksimum senyawa hasil reaksi antara kuersetin dengan reagent Folin-Ciocalteu Berdasarkan spektra penetapan panjang gelombang maksimum senyawa hasil reaksi antara kuersetin dan reagent Folin-Ciocalteu pada gambar 5, dapat ditetapkan panjang gelombang serapan maksimum dari senyawa hasil reaksi kolorimetri adalah 733,7 nm.

3. Pembuatan kurva baku kuersetin

Pembuatan kurva baku bertujuan untuk memperoleh persamaan garis regresi yang selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau. Kuersetin dijadikan senyawa standar karena kuersetin merupakan senyawa polifenol golongan flavonol yang terdapat dalam teh hijau Hartoyo, 2003. Dalam penelitian ini, penetapan kurva baku dilakukan dengan menggunakan 6 seri konsentrasi dan diperoleh seperti pada tabel VI. Tabel VI. Hasil pengukuran absorbansi senyawa hasil reaksi kolorimetri seri kurva baku kuersetin Replikasi I Replikasi II Replikasi III Kadar mgmL Absorbansi Kadar mgmL Absorbansi Kadar mgmL Absorbansi 0,198 0,305 0,205 0,316 0,201 0,295 0,298 0,405 0,308 0,425 0,302 0,428 0,397 0,584 0,410 0,521 0,402 0,539 0,496 0,713 0,513 0,669 0,503 0,650 0,595 0,817 0,616 0,737 0,604 0,813 0,694 0,875 0,718 0,821 0,704 0,896 r 0,9897 r 0,9953 r 0,9979 A 0,0743 A 0,1176 A 0,0545 B 1,2147 B 1,0048 B 1,2128 Persamaan yang diperoleh adalah : I Y = 1,2147 X + 0,0743 ; r = 0,9897 II Y = 1,0048 X + 0,1176 ; r = 0,9953 III Y = 1,2128 X + 0,0545 ; r = 0,9979 Ketiga persamaan tersebut memiliki nilai koefisien korelasi r hitung yang lenih besar dari harga r tabel . Harga r tabel dengan taraf kepercayaan 99, df = 4 adalah 0,917. Pada penetapan kadar polifenol total teh hijau selanjutnya, digunakan persamaan Y = 1,2128 X + 0,0545 yang memiliki harga koefisien korelasi yang paling besar yaitu r = 0,9979.

4. Penetapan kadar polifenol teh hijau