Deskripsi Kandungan kimia teh

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teh Camellia sinensis L.

Komoditas teh dihasilkan dari pucuk daun tanaman teh Camellia sinensis L. melalui proses pengolahan tertentu. Secara umum berdasarkan caraproses pengolahannya, teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau dibuat dengan cara menginaktifasi enzim oksidasefenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dapat dicegah. Teh hitam dibuat dengan cara memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis tehadap kandungan katekin teh. Teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan daun, dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi. Oleh karena itu, teh oolong disebut juga sebagai teh semi-fermentasi Hartoyo, 2003.

1. Deskripsi

Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar 2-6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa 6 bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1-3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan Dalimartha, 1999.

2. Kandungan kimia teh

Zat bioaktif yang terdapat dalam teh terutama merupakan golongan flavonoid. Flavonoid yang ditemukan dalam teh terutama golongan flavanol dan flavonol Hartoyo, 2003. Teh mengandung senyawa polifenol Bisset, 2001. Teh juga mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin yang merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas flavanol. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30 dari berat kering. Teh hijau mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit karena katekin hilang dalam proses oksidasi Hartoyo, 2003. Teh juga mengandung kafein, theobromin, theofilin, tanin, xantin, adenine, minyak atsiri, kuersetin, naringenin, dan natural floride Dalimartha, 1999. Kuersetin gambar 1 termasuk flavonoid golongan flavonol. Kandungan kuersetin dalam teh hijau sekitar 1,79-4,05 gkg Hartoyo, 2003. O O HO OH OH OH OH Gambar 1. Struktur kuersetin Svobodova et al., 2003 Polifenol yang utama yang terdapat dalam teh hitam dan teh hijau adalah epicatechins atau turunannya. Epicatechins paling banyak terdapat dalam teh hijau, yaitu epicatechin EC, epicatechin gallat ECG, epigallocatechin EGC, dan epigallocatechin gallat EGCG. EGCG merupakan antioksidan yang paling efektif sebagai chemoprotective agent, jumlahnya sekitar 60 - 70 dari jumlah keseluruhan katekin Svobodova et al. , 2003; Katiyar et al., 2003. Struktur EC, ECG, EGC, dan EGCG seperti pada gambar 2. HO OH O OH OH OH --Epicatechin HO OH O O OH OH C O OH OH OH --Epicatechin-3-gallate OH HO O OH OH OH OH --Epigallocatechin HO OH O O OH OH C O OH OH OH --Epigallocatechin-3-gallate OH Gambar 2. Struktur epicatechin, epicatechin-3-gallat, epigallocatechin, dan epigallocatechin-3-gallat Svobodova et al., 2003 Senyawa polifenol sangat peka terhadap oksidasi udara dalam larutan netral atau basa. Senyawa fenol akan teroksidasi dengan cepat dalam larutan basa, sehingga akan meningkatkan konsentrasi ion fenolat. Sekitar 50 fenol akan teroksidasi pada pH 9 - 10 Singleton and Rossi, 1965. 3. Khasiat teh Teh berkhasiat sebagai peluruh kencing diuretik, stimulans jantung kardiotonik, menstimulir susunan saraf pusat, penyegar badan, dan sebagai astringen pada saluran cerna Dalimartha, 1999. Dari beberapa hasil riset disebutkan, teh hijau sudah banyak dikenal sebagai obat bagi berbagai penyakit lainnya seperti berbagai jenis kanker, stroke, penyakit kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, perawatan gigi, perawatan kulit, mengurangi gula darah, mencegah arthritis, mencegah kerusakan hati, serta sebagai penurun berat badan Hartoyo, 2003. Pada pemakaian topikal atau oral, polifenol teh hijau mampu memberikan perlindungan terhadap sinar UV B yang dapat menyebabkan eritema dan edema Svobodova et al., 2003.

B. Ekstraksi