Latar Belakang Masalah PENDAHULAN

1

BAB I PENDAHULAN

Bab ini akan membahas tentang: 1 latar belakang masalah, 2 batasan masalah, 3 rumusan masalah, 4 tujuan penelitian, 5 manfaat penelitian, dan 6 definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar yang ditujukan bagi pengembangan diri manusia secara utuh melalui berbagai macam dimensi yang dimiliki manusia demi proses penyempurnaan secara terus menerus dalam memaknai hidup dan sejarahnya di dunia ini dalam kebersamaan dengan orang lain Koesoema, 2007:63. Proses penyempurnaan dalam memaknai hidup terkait nilai-nilai kemanusiaan yang dialami di dunia terlaksana dalam kebersamaan dalam hidup dengan orang lain. Salah satu nilai kemanusiaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah nilai kedisiplinan. Nilai kedisiplinan sangat penting untuk membentuk karakteristik dan kepribadian seorang anak. Menurut Depdiknas 2001 mendefinisikan disiplin adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007, menyatakan disiplin adalah: a tata tertib di sekolah, di kantor, kemiliteran, dsb., b ketaatan kepatuhan pada peraturan tata tertib, dan c bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu. Jadi, kedisiplinan adalah suatu tindakan yang tercipta melalui proses yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan atau ketertiban dalam melaksanakan suatu tugas. Nilai kedisiplinan dapat ditemukan pada pembelajaran PKn di sekolah. Melalui pembelajaran PKn karakter anak dibentuk agar menjadi manusia yang berbudi luhur. Pembelajaran PKn di sekolah diharapkan dapat menanamkan aspek pencapaian dalam belajar. Aspek dalam pembelajaran tidak hanya mengembangkan pengetahuan siswa kognitif, tetapi juga perasaan siswa afektif, dan perilaku perilaku. Jadi, pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak hanya diketahui dan dipahami siswa tetapi juga dapat dihayati dengan sungguh-sungguh sehingga diterapkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran potret pendidikan atau pembelajaran di Indonesia menurut Pusat Kurikulum 2002 dalam Ine 2010: 8-9 yang masih begitu buruk disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1 penilaian hanya sebatas pengetahuan kognitif tingkat rendah, 2 siswa pasif mendengar, duduk, diam, catat, hitung, tidak terjadi proses interaktif, 3 kelas kaku dan tidak bervariasi, 4 ceramah, tidak menggunakan metode lain, dan 5 pembelajaran untuk mengejar nilai. Pendidikan di Indonesia saat ini menurut Paul Suparno SJ dalam Sukardjo, 2009:79 diibaratkan seperti mobil tua yang mesinnya rewel dan sedang berada di tengah arus lalu lintas di jalan bebas hambatan. Soedijarto dalam Sukardjo, 2009:80 mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia lebih mementingkan kecerdasan intelektual, akal, dan penalaran tanpa diimbangi dengan intensifnya pengembangan kecerdasan hati, perasaan, dan emosi. Akibatnya, apresiasi output pendidikan terhadap keunggulan nilai humanistik, keluhuruan budi, dan hati nurani menjadi dangkal. Berdasarkan potret kasus pendidikan di Indonesia yang sudah terkumpul secara umum, peneliti juga mengamati proses pembelajaran di sekolah yang telah ditentukan. Sesuai dengan objek pengamatan pada penelitian, mata pelajaran yang diamati oleh peneliti adalah PKn. Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru-guru kelas yang pernah mengajar peserta didik yang saat ini berada di kelas III. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 Agustus 2015 disimpulkan bahwa pembelajaran yang terjadi di kelas kurang kondusif. Keadaan ini terlihat ketika, guru hanya menerapkan model pembelajaran tanya jawab dan ceramah, pengetahuan awal peserta didik berdasarkan kehidupan sehari-hari mereka masih kurang digali lebih dalam. Pembelajaran yang kurang menarik tersebut membuat peserta didik banyak yang kurang memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Hanya ada 5 sampai dengan 10 dari 40 peserta didik yang terlihat antusias menjawab pertanyaan guru. Terdapat 3 sampai dengan 5 dari 40 peserta didik yang asyik bermain sendiri atau menganggu temannya pada saat pelajaran berlangsung. Pembelajaran PKn di kelas hanya disampaikan seperti yang tertulis dari buku paket atau LKS. Kurangnya menggali pengalaman peserta didik dan tindak lanjut dari guru membuat penanaman sikap disiplin saat pembelajaran sangat kurang. Proses pembelajaran yang kurang menarik membuat peserta didik tidak antusias untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga, peserta didik tidak menerapkan aturan kelas yang sudah dibuat sebelumnya. Hasil wawancara dengan wali kelas pada saat peserta didik kelas III berada di kelas II yaitu peserta didik sudah mengetahui dan memahami tentang arti kedisiplinan, namun hanya 30 siswa yang menerapkan kedisiplinan di kelas pada saat pembelajaran. Salah satu penyebab peserta didik tidak menerapkan kedisiplinan di dalam kelas karena model yang digunakan guru pada saat pembelajaran kurang menarik. Peneliti juga membagikan kuesioner untuk melihat penerapan sikap kedisiplinan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hasil keseluruhan penghitungan yang dilakukan oleh peneliti, mendapatkan hasil bahwa sikap nilai rata-rata sikap kedisiplinan siswa sebesar 64,675, sedangkan persentase jumlah siswa yang memiliki sikap kedisiplinan sebesar 52,50. Maka, apabila dilihat berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti hasil dari nilai rata-rata sikap kedisiplinan siswa kelas III “Rendah”. Beberapa model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori- teori lain yang mendukung menurut Joyce Weil dalam Rusman 2012:132. Model pembelajaran menurut Rusman 2012:144 adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang tempat yang lain. Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku siswa secara adaptif maupun generatif Hanafiah, 2009:41. Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar diantaranya yaitu model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran PAKEM, dll. Penggunaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah untuk menarik perhatian peserta didik agar fokus terhadap materi yang disampaikan. Peneliti memilih salah satu model yang akan diterapkan dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu model Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Alasan peneliti memilih metode PPR karena model tersebut memiliki tahapan dalam belajar yang sistematis yaitu terdapat lima unsur tahapan dari konteks, pengalaman, refleksi, dan aksi di dalam belajar Subagya, 2010:6. Selain itu, model pembelajaran PPR juga memiliki keunggulan yaitu murah meriah, dapat dipadukan dengan berbagai macam kurikulum, dan hasilnya cepat terlihat Subagya, 2010:57. Selain itu, sekolah yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah sekolah Kanisius yang menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Model ini mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu untuk mengatasi masalah yang ada pada saat pembelajaran PKn yaitu siswa yang kerap kali hanya sampai pada tingkat memahami. Melihat pada tahapan yang terdapat pada model pembelajaran PPR yaitu salah satunya adalah refleksi dan aksi. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran PPR layak menjadikan pembelajaran semakin bermakna karena siswa tidak hanya memahami materi tetapi juga merenungkan dan menerapkan yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Melihat dari berbagai macam masalah yang dijabarkan dan solusi yang ditawarkan, maka peneliti merumuskan judul untuk penelitian tentang sikap kedisiplinan yaitu “Peningkatan Sikap Kedisiplinan Pada Pembelajaran PKn Menggunakan Model Paradigma Pedagogi Refkektif PPR Bagi Siswa Kelas III di SD Kanisius Kadirojo”. 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan dijabarkan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu sikap kedisiplinan yang menjadi nilai luhur bagi bangsa Indonesia. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan sikap kedisiplinan pada mata pelajaran PKn bagi siswa kelas III di SD Kanisius Kadirojo. Nilai kedisiplinan di kelas III terdapat pada standar kompetensi 2. Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat. Pada kompetensi dasar 2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar, 2.2 Menyebutkan contoh aturan- aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar, dan 2.3 Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar.

1.3 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe card sort di kelas III MI Al – Furqon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

1 3 108

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48