xxi Litbang : Penelitian dan Pengembangan
MUDIKA : Muda-mudi Katolik OMK
: Orang Muda Katolik Pasutri
: Pasangan Suami Istri PHK
: Pemutusan Hubungan Kerja PIA
: Pendidikan Iman Anak PIR
: Pendidikan Iman Remaja PNS
: Pegawai Negri Sipil PSE
: Pengembangan Sosial Ekonomi SD
: Sekolah Dasar SLB
: Sekolah Luar Biasa SMP
: Sekolah Menengah Pertama SMA
: Sekolah Menengah Atas SPG
: Sekolah Pendidikan Guru St
: Santo TOP
: Tahun Orientasi Pastoral UKMK
: Usaha Kecil Menengah Kebawah
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki dasar negara Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika karena masyarakat kita merupakan masyarakat yang bersifat
majemuk. Di Indonesia kemajemukan dihormati termasuk dalam hal agama dan hidup beragama. Sebagian besar masyarakat kita memeluk agama Islam dan
sebagian kecil memeluk agama-agama lain Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghuchu serta kepercayaan. Ada sebagian dari mereka yang hidup berdekatan
dengan saudara-saudara yang seiman, terutama di pulau Flores. Akan tetapi ada pula yang hidup berbaur dengan saudara-saudara yang beragama lain, yang
tampak seperti di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya. Hidup di lingkungan yang majemuk secara budaya, ras, suku dan agama,
seperti di Indonesia, tidak mengherankan bahwa jalinan cinta perkawinan juga bersemi dan subur berkembang di antara manusia-manusia yang berbeda agama.
Perkawinan campur dari pasangan yang beda ras, suku, agama, budaya merupakan suatu hal yang sulit dihindari. Pria dan wanita memiliki hak untuk menikah.
Menurut Kitab Hukum Kanonik KHK 1983 yang diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II kan. 1058, bagi Gereja, perkawinan adalah salah satu hak asasi
dari masing-masing orang. Hak itu bersifat pribadi, oleh karena itu harus dihormati oleh setiap orang dan tak dapat digantikan oleh siapa pun. Hak asasi
dapat dipakai oleh pribadi-pribadi yang memilikinya orang dewasa dan yang de