PELAKSANAAN PENDIDIKAN IMAN BAGI ANAK DALAM

12 yang sekali jadi, tetapi melalui dan membutuhkan suatu proses yang panjang. Pengajaran dan pembinaan adalah sarana dan wahana dalam proses penanaman iman kepada anak-anak. Di dalam proses pembinaan iman itu, isi pengajaran tidak diurutkan menurut urutan dan sistem teolog, melainkan menurut kronologi pertumbuhan dan kebutuhan spiritual berdasarkan usia anak. Di dalam proses ini anak dibimbing untuk menerima dan mengerti pewahyuan Allah, dalam Yesus Kristus. Kemudian mereka dibimbing untuk menanggapi pewahyuan Allah dengan mengungkapkan iman kepercayaan mereka, baik melalui perayaan- perayaan liturgis dan doa maupun perbuatan konkret dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, orangtua sebagai pendidik dan pewarta iman yang pertama mempunyai tanggung jawab memberikan pendidikan iman, baik melalui kata-kata maupun teladan dan kesaksian hidup iman. Anak-anak akan sangat terbantu untuk mengungkapkan imannya bila mereka melihat teladan dan kesaksian hidup iman yang konkret dari orangtuanya. Pendidikan iman bertujuan menumbuhkan sikap beriman dalam diri anak- anak. Dengan sikap beriman itu anak-anak siap menyambut kasih Allah yang diterima dan membalasnya, serta aktif mengambil bagian dalam hidup Gereja PPK, no. 31. Salah satu aspek pendidikan iman adalah pengetahuan iman dan penerapannya. Sumber-sumber pengetahuan iman merupakan sarana pendidikan iman yang dapat digunakan untuk mengembangkan iman anak, di antaranya: Kitab Suci, katekismus, dokumen-dokumen Gereja, dan buku-buku katekese PPK, no. 32. Sedangkan penerapan pendidikan iman di dalam keluarga dapat dilaksanakan dengan sarana yang ditemui, baik itu peristiwa, benda bahkan 13 kehidupan kita sendiri yang dapat dijadikan alat untuk menanamkan dan mengembangkan iman anak. Misalkan: orangtua mengajak anak untuk memaknai hari ulang tahunnya dengan ucapan syukur, memaknai perayaan Paskah sebagai hari kebangkitan Kristus, mengajarkan anak untuk menghormati Kitab Suci dengan membaca dan merenungkannya serta meletakkannya di tempat yang terhormat. Kedua aspek ini sangat penting dan saling berkaitan dalam pelaksanaan pendidikan iman anak dalam keluarga. Orangtua tidak dapat memisahkan salah satu dari kedua aspek tersebut, hanya memberikan pengetahuan tentang iman tanpa menerapkan dalam perbuatan atau hanya mengajarkan perbuatan baik tanpa pengetahuan tentang iman. Dalam Kitab Suci disebutkan bahwa iman itu bisa timbul dari pendengaran, dan pendengaran itu muncul dari pewartaan sabda dan karya Kristus Roma 10:17. Maka salah satu tugas orangtua adalah mewartakan Kristus kepada anak-anak mereka di rumah. Beberapa orangtua tidak memberikan pendidikan iman kepada anak-anak mereka sejak awal, bukan karena tidak mau, melainkan karena kurang tahu tentang cara yang tepat untuk mewariskan iman kepada anak- anak. Hal ini terjadi karena keterampilan dan pengetahuan mereka sendiri tentang iman kurang memadai. Beberapa orangtua mengira bahwa pendidikan iman bagi anak dapat mereka percayakan sepenuhnya kepada para guru di sekolah Katolik atau kepada para pembina Sekolah Minggu di Paroki atau para romo Paroki maupun para guru agama di sekolah. Mereka kurang sadar, bahwa pendidikan di luar rumah hanyalah pelengkap dan hanya bersifat membantu, bukan pengganti dari pendidikan di rumah Pudjiono Oetomo, 2007: 4-5.