GAMBARAN UMUM PAROKI HATI YESUS MAHA KUDUS

64 b. Purwodadi sebagai Stasi dari Paroki St. Yohanes Evangelista Kudus 1957- 1967 Pelayanan pastoral Warga Katolik Purwodadi pada masa ini dilayani dari Paroki Kudus yaitu oleh Romo Adrianus de Koning. Karena kedekatan jarak, rupanya pelayanan berorientasi ke daerah Wirosari. Romo Adrianus de Koning, juga sering dibantu oleh Romo Huneker MSF., Romo Van der Valg MSF., Romo Van der Peet MSF juga Romo FX. Prajasuta MSF. Sebagaimana dicatat dalam Buku Permandian Paroki Purwodadi, tahun-tahun ini justru terjadilah penambahan jumlah permandian baru yang cukup menggembirakan. Dalam tahun 1965 ada 27 orang, tahun 1966 ada 81 orang, tahun 1967 ada 221 orang. Pada tahun 1967, usaha warga untuk mendirikan sebuah bangunan gereja mulai menampakkan hasil yang nyata. Sebuah tanah orang bekas Asisten Residen yang berada di utara alun-alun Purwodadi resmi menjadi tanah untuk gereja Katolik. Ada banyak orang yang ingin menggagalkan berdirinya bangunan gereja, termasuk dari kalangan Gereja Katolik sendiri. Usaha penggagalan itu, juga melibatkan seorang pejabat teras Gubenur Jawa Tengah. Berkat pola pendekatan Romo Paroki, usaha penggagalan itu mampu di atasi bersama. Letak tanah seluas 100m x 80m yang diajukan Paroki, diubah oleh tim yang dibentuk oleh Bapak Gubenur Munadi, 80m memanjang ke timur dan 80m memanjang ke selatan. Dalam rangka mengatasi kesulitan yang ada untuk memperoleh tanah di mana gereja akan berdiri. Warga Katolik mengadakan novena tiga kali berturut-turut mohon perlindungan dan limpahan berkat dari Hati Yesus Maha Kudus. Tuhan mendengarkan doa warga Katolik Purwodadi. Sebagai ungkapan rasa syukur atas kemurahan Hati Yesus Maha Kudus sehingga permohonan warga dikabulkan, 65 maka nama Hati Yesus Maha Kudus oleh Romo Paroki ditetapkan sebagai pelindung Paroki Purwodadi Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 6-7. c. Purwodadi sebagai Paroki Hati Yesus Maha Kudus 1968-sekarang Sekolah Katolik mengemban tugas mendidik anak-anak dan mencerdaskannya, juga mengemban misi untuk menghadirkan Kristus di tengah masyarakat. Para guru di SMP Caritate dan SMP Yos Sudarso ikut berperan mendirikan organisasi Katolik, TK Keluarga Kudus dan mengusahakan tanah bagi pembangunan gereja. Sejarah perkembangan Paroki tidak bisa dilepaskan dari peranan keluarga dalam menanamkan warisan iman kepada anak cucu serta pribadi-pribadi yang memiliki kemauan mengembangkan kehidupan menggereja. Kendala yang dihadapi adalah banyaknya keluarga yang belum memiliki pengetahuan dan pemahaman keKatolikan yang memadai. Setelah penerimaan sakramen permandian, katekese berhenti atau hanya mengandalkan homili romo dalam perayaan Ekaristi yang terbatas waktunya. Pendalaman iman Katolik dalam persiapan permandian, persiapan penerimaan komuni pertama, persiapan penguatan dan kursus persiapan perkawinan sudah dilaksanakan, meskipun belum tersusun dengan baik. Tidak mengeherankan, banyak anak-anak Katolik yang meninggalkan iman Katoliknya baik karena perkawinan beda agama maupun alasan yang lain. Beberapa keluarga terlibat aktif dalam menghidupkan Paroki dan Stasi. Di Stasi-stasi, keluarga-keluarga ini biasanya menjadi penggerak dalam kehidupan menggereja di Stasinya. Bukti keaktifan mereka ini, tampak dalam kegiatan liturgi di Lingkungan dan Stasi, pertemuan-pertemuan bersama, menjadi anggota dewan 66 Paroki, dewan Stasi, prodiakon, dan pengurus yang lain. Kehidupan Paroki juga diwarnai oleh perintis atau mereka yang tanggap akan tanda-tanda jaman dengan tindakan yang dilakukannya. Ketika mulai banyak warga yang tertarik menjadi Katolik dan ingin mendapat pelajaran seperlunya, Romo Ignatius Wignya Sumarta MSF segera mengambil tindakan. Tanpa kenal lelah, Romo Wignya mengunjungi daerah yang mulai subur perkembangan warganya. Salah satu perintis yang memberi warna perkembangan Stasi-stasi adalah Romo Prajasuta MSF. Romo Prajasuta MSF mencetuskan ide sebagaimana didengungkan pemerintah yakni transmigrasi. Beberapa Stasi yang menerima cepat tawaran itu adalah Tambakselo, Kemadohbatur, dan Tambahrejo. Kebanyakan dari transmigran mengalami peningkatan kemakmuran di tanah baru itu. Gagasan selanjutnya dalam rangka pemberdayaan pengembangan warga Allah yang mandiri adalah pembagian Paroki ke dalam Lingkungan-lingkungan dan Stasi-stasi. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan makin menyentuh seluruh warga dan pembedayaan warga pun semakin berkembang. Ada 5 Lingkungan dan 14 Stasi. Setelah itu terbentuklah rayon-rayon, yakni gabungan Stasi-stasi yang berdekatan dalam satu wadah untuk mengembangkan dan menghidupi kerja sama antar Stasi Tim Penyusun HYMK, 2013: 7-8. 2. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah, dengan ibukota Purwodadi. Secara geografis, Kabupaten Grobogan terletak di 110°15BT - 111°25BT dan 7° LS - 7°30LS, di lereng pegunungan Kendeng sebelah selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten 67 Demak di sebelah barat, Kabupaten Kudus dan Pati di sebelah utara, Kabupaten Blora di sebelah timur, serta Kabupaten Sragen, Boyolali dan Semarang di sebelah selatan. Kabupaten Grobogan memiliki luas wilayah 1.975,86 kilometer persegi atau 197.586.420 hektar dan secara adminitratif terdiri dari 19 kecamatan dan 273 desa serta 7 kelurahan dengan ibukota di Kecamatan Purwodadi. Kecamatan yang memiliki luas terbesar adalah Kecamatan Geyer 196,19 km 2 atau 99, sedangkan terkecil adalah Kecamatan Klambu seluas 46,564 km 2 atau 2,2 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 8-9. Paroki Purwodadi terbagi menjadi 5 Wilayah dengan 19 Lingkungan, yaitu WILAYAH LINGKUNGAN 1. Wilayah Kota 1. Lingkungan 1 St. Petrus 2. Lingkungan 2 St. Andreas 3. Lingkungan 3 St. Lukas 4. Lingkungan 4 St. Stefanus 5. Lingkungan 5 St. Yohanes 2. Wilayah Timur 6. Lingkungan Wirosari 7. Lingkungan Tambakselo 8. Lingkungan Tawangharjo 9. Lingkungan Tambahrejo 10. Lingkungan Kuwu 11. Lingkungan Jatiharjo 3. Wilayah Selatan 12. Lingkungan Gundih 13. Lingkungan Toroh 4. Wilayah Barat 14. Lingkungan Godong 15. Lingkungan Karangrayung 16. Lingkungan Juwangi 68 5. Wilayah Utara 17. Lingkungan Grobogan 18. Lingkungan Rejosari 19. Lingkungan Kemadohbatur 3. Keadaan Demografis Berdasarkan buku Pastoral Berbasis Data Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi, Kabupaten Grobogan memiliki jumlah penduduk 1.413.328 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,63. Kabupaten Grobogan ini masih mengandalkan sektor pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan warganya. Sumbangan sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto PDRB pada tahun 2009 misalnya, masih lebih dari 40. Angka ini menunjukkan ketergantungan pendapatan penduduknya terhadap sektor pertanian masih sangat tinggi. Meskipun lokasinya berdekatan dengan titik pertumbuhan Kota Semarang, Kabupaten Grobogan belum mampu meningkatkan sektor industri dalam skala besar. Kendala utama adalah kelayakan infrastruktur yang jauh dari sempurna. Sampai saat ini, Grobogan masih bergelut untuk menyempurnakan kelayakan infrastruktur, seperti akses jalan penghubung antar kabupaten dan antar kecamatandesa untuk menopang distribusi produk andalannya di sektor pertanian. Kondisi sebagian lahan penopang jalan yang tidak stabil menyebabkan sejumlah ruas jalan penghubung ke kebupaten lain, seperti Semarang, Demak, Kudus, Pati, Blora, Sragen, dan Boyolali sering mudah rusak. Cara yang ditempuh saat ini adalah dengan mengecor permukaan badan jalan dengan konstruksi beton 69 bertulang besi sehingga lebih menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan Tim Penyusun HYMK, 2013: 10. Apabila infrastruktur seperti jalan sudah relatif baik dan mampu mempercepat waktu tempuh antara Grobogan dengan kabupaten dan kota lain, kabupaten ini di masa mendatang akan mampu meningkatkan kesejahteraan warganya. Perbaikan yang selama ini dilakukan sudah menunjukkan hasil nyata, yang terlihat dari terus melambungnya pendapatan perkapita penduduk setempat. Pada tahun 2006, pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Grobogan mencapai 2,9 juta, namun naik menjadi 4,118 juta pada tahun 2009 berdasarkan harga yang berlaku. Semakin banyaknya warga yang mengenyam pendidikan menengah dan tinggi, juga akan mendorong terbukanya sektor usaha mandiri berbasis keterampilan dengan memanfaatkan potensi setempat. Selain itu, tersedianya tenaga terdidik dan terampil akan menjadi daya tarik kuat investor untuk menanamkan modalnya di kabupaten ini. Sejumlah komoditas unggulan Kabupaten Grobogan yang terus dipacu produktivitasnya, antara lain, padi, jagung, kedelai, batu kapur, funiture, genteng tanah liat, dan kerajinan berbahan kayu. Padi di Kabupaten Grobogan tumbuh baik, terbukti dengan tingkat produktivitas rata-rata di atas enam tonhektar, dengan masa panen dua kali setahun. Keberadaan Kedung Ombo memiliki kontribusi besar dalam menjamin kelangsungan pasokan air irigasi pada sawah padi dan tanaman pangan lainnya. Sementara produk andalannya, antara lain, sapi bibit, sale pisang, semangka, tanaman jarak, melon merah, kecap, usaha “swikee”, sarang burung walet dan kerajinan alat pertanian Tim Penyusun HYMK, 2013: 10-11. 70 4. Visi dan Misi Gereja Diambil dari buku Pastoral Berbasis Data Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi yang dikeluarkan oleh tim penyusun Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi, visi Paroki Hati Yesus Maha Kudus adalah “Warga Allah Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi dipanggil Allah untuk berpartisipasi aktif memberikan hati bagi paguyuban Warga Allah itu sendiri dan bagi warga yang lain, sebagaimana Hati Yesus Maha Kudus yang terbuka bagi manusia yang berkehendak baik ” Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 18. Untuk mewujudkan visi di atas maka misi yang perlu dilaksanakan adalah a. Menghadirkan Gereja Kristus di tengah masyarakat yang multidimensi b. Mewujudkan dan mengembangkan Paguyuban yang terbuka bagi mereka yang berkehendak baik terutama KLMTD c. Memberi tempat dan ruang bagi kelompok-kelompok warga yang ada di dalam Gereja Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi d. Menumbuhkan dan mengembangkan persaudaraan di antara Warga Allah dengan komunikasi yang baik dan terbuka serta saling melayani satu sama lain e. Meningkatkan keterlibatan warga dalam mendalami iman akan Tuhan dan berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan nyata 5. Situasi umum umat Paroki Situasi umum umat Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi dibagi menjadi tiga situasi pokok yang meliputi situasi kependudukan, situasi sosial ekonomi, dan situasi kekatolikan. 71 a. Situasi Kependudukan 1 Gambaran Umum Dari data yang terhimpun dalam Sensus Warga Katolik tahun 1991, warga Katolik bejumlah 2.296 jiwa. Dalam perjalanan waktu, jumlah warga Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi sesuai dengan hasil pendataan warga per 30 Juni 2012 adalah berjumlah 1.789 jiwa dalam 593 KK. Perubahan jumlah warga yang begitu banyak di Paroki Purwodadi terjadi karena beberapa hal, di antaranya menempuh pendidikan dan bekerja di luar kota, ikut pasangan setelah menikah ke luar Purwodadi, dan pindah agama. Warga tersebut tersebar dalam 5 Wilayah kota, timur, selatan, barat, dan utara dengan 19 Lingkungan Lingkungan St. Petrus, St. Andreas, St. Lukas, St. Stefanus, St. Yohanes, Wirosari, Tambakselo, Tawangharjo, Tambahrejo, Kuwu, Jatiharjo, Gundih, Toroh, Godong, Karangrayung, Juwangi, Grobogan, Rejosari, Kemadohbatur sesuai dengan profil Paroki 2013: 25. Keadaan umat dibagi menurut wilayah tempat tinggal, umat, dan agama. Tabel 1. Keadaan Umat No. Wilayah KK dan Umat Jumlah KK Jumlah Umat 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 315 111 49 68 50 978 336 142 195 138 Total per Paroki 593 1.789 Tim Penyusun HYMK, 2013: 25 72 Tabel 2. Keadaan Umat Berdasarkan Agama No Wilayah Agama Non Ka tol ik Ka tol ik ke Non Ka tol ik ke Kr ist en K atekume n Juml ah umat 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 20 6 - 9 2 928 317 141 184 128 6 - 1 - - 1 - - - - 18 13 - 2 8 973 336 142 195 138 Total per Paroki 37 1.698 7 1 41 1.784 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 25 Keadaan warga berdasar tabel di atas, di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi terdapat 1.698 warga Katolik yang telah dipermandikan secara Katolik, 37 orang non Katolik, 7 orang Katolik pindah ke non Kristen, 1 orang Katolik pindah ke Kristen, dan 41 orang katekumen. Mayoritas warga Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi masih terpusat di Wilayah kota dengan jumlah warga mencapai 978 jiwa. Wilayah di luar kota yang memiliki warga cukup dominan adalah di Wilayah timur dengan 336 jiwa, sementara itu jumlah warga di Wilayah selatan, barat dan utara relatif merata. Wilayah selatan jumlah warga sebanyak 142 jiwa, Wilayah barat 195 jiwa dan Wilayah utara sebanyak 138 jiwa. Sesuai dengan data, jumlah warga Katolik Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi adalah 1.789 jiwa namun de facto tidak semua berada dalam pengembalaan Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti merantau dan tinggal di kota lain karena 73 menempuh pendidikan di kota lain, bekerja di kota lain, menikah dengan pasangan dari luar Paroki, dan lain sebagainya. Penggembalaan warga di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi dilakukan secara teratur untuk membentuk dan memupuk iman mendalam dan tangguh. Medan berat dan terjal area Grobogan yang mencapai daerah-daerah pendalaman, pastor di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi masih tetap dapat memberikan pelayanan misa secara rutin rata-rata 2 minggu sekali ke setiap Lingkungan. Lokasi geografis Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi yang sangat luas ternyata masih banyak daerah yang belum terdata oleh gereja, hal tersebut memberi peluang akan adanya warga yang tidak tercatat sebagai warga di Wilayah kota yang belum berdomisili tetap seperti penghuni kos, pelajar dan karyawan dari luar kota, yang mungkin tidak terdaftar di gereja Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi, tidak dikenal oleh warga dan pengurus dalam lingkungan yang bersangkutan. Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi juga memiliki wilayah yang semu disebut Grey Area. Secara umum daerah tersebut adalah perbatasan antara Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi dan Paroki Santo Petrus Gubug yang secara teritorial masih masuk wilayah Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi namun secara geografis lebih dekat ke Paroki Santo Petrus Gubug. Kondisi ini memungkinkan perlu reksa pastoral agar grey area dapat tetap terlayani dengan baik untuk memupuk iman mendalam dan tangguh pada warga Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 26-27. 74 2 Keadaan Umat Tabel 3. Keadaan Umat Berdasarkan Tempat Tinggal No. Wilayah Tempat Tinggal Jumlah Umat TT 2XX TT 3XX TT 400 TT 100 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 8 1 - 7 1 19 2 1 3 - 11 - - - - 890 314 140 174 127 928 317 141 184 128 Total per Paroki 17 25 11 1.645 1.698 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 27 Tabel 4. Keadaan Umat Berdasarkan Tempat Tinggal No. Wilayah Tempat Tinggal Jumlah Umat TT 2XX TT 3XX TT 400 TT 100 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 0,9 0,3 0,0 3,8 0,8 2,0 0,6 0,7 1,6 0,0 1,2 0,0 0,0 0,0 0,0 95,9 99,1 99,3 94,6 99,2 928 317 141 184 128 Persentase Jumlah Umat 1,0 1,5 0,6 96,9 1.698 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 27 Dari tabel di atas tampak bahwa jumlah warga Katolik di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi berjumlah 1.645 jiwa, yang tersebar di 5 Wilayah dan 19 Lingkungan. Dari data tersebut 52 warga berdomisili di Wilayah kota, 18 di Wilayah timur, 11 di Wilayah barat, 8,4 di Wilayah utara dan 8,3 berdomisili di Wilayah selatan. 75 Upaya pemerataan pelayanan Ekaristi dilakukan oleh para pastor Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi dengan memberikan Ekaristi sebanyak 2 minggu sekali untuk setiap Lingkungan di luar kota. Di samping itu diselenggarakan pula Ekaristi khusus hari Sabtu dan Minggu dilakukan oleh 2 pastor di 2 tempat berbeda seperti Wirosari, Gundih, Godong, dan gereja Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi. Adapun jumlah jiwa dalam setiap keluarga terdiri dari 3-4 jiwa. Jumlah keluarga kecil tersebut dapat dimengerti bahwa dalam satu keluarga hanya terdapat ayah, ibu, dengan 2 anak. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi para pastor dan pelayan pastoral untuk memupuk dan menjaring benih-benih panggilan menjadi pelayan Tuhan seperti, pastor, bruder, maupun suster. Pertumbuhan warga yang cukup signifikan tampak di Wilayah kota, Wilayah timur dan Wilayah barat. Hal tersebut dimungkinkan karena banyak kaum urban yang datang ke Wilayah kota sebagai ibukota kabupaten dengan banyak instansi, perusahaan, dan sekolah. Munculnya banyak perumahan baru dan kos-kosan serta rumah hunian baru di Wilayah kota yang beragama Katolik menunjukkan adanya perkembangan yang cukup pesat warga di Wilayah kota. Sementara itu perkembangan warga di Wilayah timur dan barat di topang oleh adanya akses ekonomi lintas kota yang melalui wilayah tersebut. Kota Wirosari di Wilayah timur memiliki kekuatan ekonomi dan sentral bisnis yang sangat kuat, sehingga banyak pendatang dari luar kota yang pada akhirnya berdomisili dan berbisnis di wilayah ini. Perkembangan di Wilayah barat pun demikian, sebagai wilayah yang dilalui jalur ekonomi lintas kota Purwodadi – Semarang, Wilayah barat memiliki kemampuan ekonomi yang relatif 76 menjanjikan, usaha pertanian dan industri justru semakin kuat di Wilayah barat meski pertumbuhannya belum seperti Wilayah timur. Sementara itu perkembangan warga di Wilayah selatan dan utara tidak secepat perkembangan warga di Wilayah timur dan barat. Kedua wilayah ini secara geografis memiliki tantangan tersendiri. Dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit, berbelok dan curam memiliki tantangan lebih bagi para pastor dan para pelayan pastoral. Akses jalan yang sangat sulit, rusak dan licin merupakan hambatan yang berat bagi pastor dan pelayan pastoral untuk memberikan pelayanannya kepada warga. Kondisi geografis yang tidak bersahabat tersebut tidak mengurangi semangat para pastor untuk tetap melakukan pelayanan dan reksa pastoral di Lingkungan-lingkungan terkhusus bagi Lingkungan-lingkungan dengan medan yang sulit dan jauh dari Paroki Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 27-28. 3 Jenis Kelamin dan Hubungan Kekeluargaan Tabel 5. Jenis kelamin No Wilayah Jenis Kelamin Jumlah Umat Laki-laki Perempuan 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 414 148 60 76 68 476 166 80 98 59 890 314 140 174 127 Total per Paroki 766 879 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 29 77 Tabel 6. Jenis Kelamin No Wilayah Jenis Kelamin Jumlah Umat Laki-laki Perempuan 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 46,5 47,1 42,9 43,7 53,5 53,5 53,9 57,1 56,3 46,5 890 314 140 174 127 Persentase Jumlah Umat 46,6 53,5 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 29 Tabel 7. Hubungan Anggota Rumah Tangga No Wilayah Hubungan Anggota Rumah Tangga Juml ah Uma t Ke p.RT P asa nga n Ana k Ana k Angka t C uc u Or angtua Ka ka k Adik Fa mi li La in 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 297 107 49 66 48 199 74 35 33 28 370 118 52 72 48 3 2 - 1 - 2 - - - - 5 6 4 2 3 9 3 - - - 5 4 - - - 890 314 140 174 127 Total per Paroki 567 369 660 6 2 20 12 9 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 29 Tabel 8. Hubungan Anggota Rumah Tangga No. Wilayah Hubungan Anggota Rumah Tangga Juml ah Uma t Ke p. R T P as anga n Ana k Ana k Angka t C uc u Or angtua Ka ka k Adik F ami li L ain 1. 2. 3. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah selatan 33,4 34,1 35,0 22,4 23,6 25,0 41,6 37,6 37,1 0,3 0,6 0,0 0,2 0,0 0,0 0,6 1,9 2,9 1,0 1,0 0,0 0,6 1,3 0,0 890 314 140 78 4. 5. Wilayah Barat Wilayah Utara 37,9 37,8 19,0 22,0 41,4 37,8 0,6 0,0 0,0 0,0 1,1 2,4 0,0 0,0 0,0 0,0 174 127 Persentase Jumlah Umat 34,5 22,4 40,1 0,4 0,1 1,2 0,7 0,5 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 29 Dari tabel di atas yang diambil dari buku Pastoral Berbasis Data Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi, komposisi usia antara warga pria dan wanita di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi relatif seimbang. Jumlah warga pria 766 jiwa 46,6 dan wanita 879 jiwa 53,4. Data ini tentunya harus diamati secara teliti dan seksama dengan perbandingan antara jenis kelamin pada usia, pendidikan, pekerjaan, kesehatan di setiap Lingkungan dapat ditentukan metode- metode yang tepat untuk pewartaan dan reksa pastoral di setiap Lingkungan. Bila dihubungkan dengan data usia, data jenis kelamin dan hubungan kekeluargaan dapat pula dianalisa keterlibatan warga dalam hidup menggereja. Dari keterlibatan PIA, PIR dan OMK dapat menunjukkan peran orangtua dalam memberikan dukungan dan semangat bagi putra-putrinya untuk hidup menggereja Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 28-29. 4 Kesukuan Etnis Tabel 9. Suku Bangsa No Wilayah Suku Bangsa Juml ah Uma t Ja wa T ionghoa S unda B ai S umatr a K ali mant n Nus a T engga ra sulaw es i P apua lainnya 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 708 244 133 154 127 137 17 4 15 - 2 - - - - - - - - - 1 - - - - 3 - - 5 - 1 1 3 - - 2 1 - - - 36 51 - - - 890 314 140 174 127 Total per Paroki 1.366 173 2 1 8 5 3 87 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 30 79 Tabel 10. Suku Bangsa No Wilayah Suku Bangsa Juml ah Uma t Ja wa T ionghoa S unda B ali S umatr a K ali manta n Nus a T engga ra sulaw es i P apua L ainnya 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 79,6 77.7 95,0 88,5 100,0 15,4 5,4 2,9 8,6 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,3 0,0 0,0 2,9 0,0 0,1 0,3 2,1 0,0 0,0 0,2 0,3 0,0 0,0 0,0 4,0 16,2 0,0 0,0 0,0 890 314 140 174 127 Persentase Jumlah Umat 83,0 10,5 0,1 0,0 0,1 0,5 0,3 0,2 5,3 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 30 5 Struktur Usia Setiap kelompok mencerminkan kekayaan, tantangan, dan masalahnya dalam pendataan tahun 2011, pengelompokan didasarkan kepada usia anak sekolah, usia produktif kerja, dan usia purnakarya. Kelompok usia anak sekolah mencakup: a Anak-anak yang belum sekolah 0-6 tahun b Anak usia sekolah dasar 7-12 tahun c Usia anak sekolah lanjutan tingkat pertama 13-15 tahun d Usia anak sekolah lanjutan tingkat atas 16-18 tahun Kelompok usia produktif mencakup: a Usia kerja 15 tahun masih sekolah dan kuliah berkat perkembangan ekonomi dan pendidikan, banyak anak yang sudah termasuk usia kerja saat ini masih berada di bangku sekolah ataupun kuliah, setelah pendidikan SMP, beberapa orang muda 19-25 tahun melanjutkan pendidikan mereka di tingkat Perguruan Tinggi, sementara yang lain memilih untuk bekerja. 80 b Usia 15-59 tahun kerja kelompok ini merupakan tulang punggung bagi perekonomian keluarga. Kelompok usia purnakarya mencakup: Generasi adi usia usia lanjut 60 tahun Beberapa dari mereka ini masih produktif dan memiliki waktu luang untuk melibatkan diri dalam Gereja dan masyarakat. Namun disadari juga bahwa kelompok ini rentan penyakit karena faktor umur Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 30-31. Tabel 11. Kelompok Usia No. Wilayah Kelompok Usia Juml ah Uma t 0- 6 7- 12 13- 15 16- 18 19- 24 25- 29 30- 39 40- 49 50- 59 60- 69 70 + 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 56 18 10 6 3 77 27 9 17 18 34 15 4 8 4 35 21 1 9 4 79 17 13 21 14 59 19 9 11 6 142 46 26 11 18 130 38 33 24 8 138 43 16 28 14 84 38 33 24 8 56 32 8 9 23 890 314 140 174 127 Total per Paroki 93 148 65 70 144 104 243 224 239 187 128 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 32 Tabel 12. Kelompok Usia No. Wilayah Kelompok Usia Juml ah Uma t 0- 6 7- 12 13- 15 16- 18 19- 24 25- 29 30- 39 40- 49 50- 59 60- 69 70 + 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 6,3 5,7 7,1 3,4 2,4 8,7 8,6 6,4 9,8 14,2 3,8 4,8 2,9 4,6 3,1 3,9 6,7 0,7 5,2 3,1 8,9 5,4 9,3 12,1 11,0 6,6 6,1 6,4 6,3 4,7 16,0 14,6 18,6 6,3 14,2 14,6 12,1 7,9 17,2 11,8 15,5 13,7 11,4 16,1 11,0 9,4 12,1 23,6 13,8 6,3 6,3 10,2 5,7 5,2 18,1 890 314 140 174 127 Persentase Jumlah Umat 5,7 9,0 4,0 4,3 8,8 6,3 14,8 13,6 14,5 11,4 7,8 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 32 81 Buku Pastoral Berbasis Data Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi mencatat bahwa usia anak sekolah di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi sebesar 429 jiwa, semua wilayah di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi memiliki kekayaan generasi penerus sehingga menjadi informasi yang penting bagi pembinaan anak-anak dalam semua aspek intelektual, emosional, sosialitas, religiusitas, dan budaya baik dalam keluarga-keluarga maupun institusi pendidikan. Hal ini diperlukan juga kerja sama di tingkat Lingkungan dan Wilayah untuk membuat sebuah gerakan bersama untuk ikut mempersiapkan generasi masa depan. Diperlukan juga motivasi dari para orangtua agar mendorong putra-putrinya untuk mengikuti kegiatan di dalam Gereja seperti PIA, PIR, misdinar, dan OMK. Terdapat 218 13,3 usia sekolah menengah keatas dan pendidikan tinggi yang berusia antara 16 hingga 24 tahun di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi dan hampir setengah dari warga Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi 812 orang, 49,4 berusia produktif 25-59 tahun. Mereka ini menjadi tumpuan kehidupan keluarga dan memiliki peran yang khas dalam kehidupan bermasyarakat. Lebih dari sepersepuluh 311 orang, 18,1 warga sudah memiliki pengalaman hidup yang cukup luas dan sudah makan asam garam kehidupan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga kelompok ini mendapat tempat yang istimewa karena dituakan. Gereja diundang untuk mengoptimalkan kelompok ini bagi kehadirannya di tengah masyarakat dan bagi kehidupan internal. Beberapa kegiatan pastoral yang dapat dikembangkan antara lain paguyuban orang tua misal: perkumpulan Santa Monika, woro semedi, kelompok guru-guru alumnus 82 SPG Ambarawa, kelompok kreatif misal: kelompok keroncong lintas agama, arisan para istri tukang becak, karya kesehatan misal: pengobatan gratis yang dilakukan setiap hari Minggu setelah perayaan Ekaristi dan karya sosial misal: pasar murah, kunjungan ke Lembaga Permasyarakatan, membagikan sembako menjelang perayaan Natal dan Paskah, membantu memperbaiki rumah yang tidak layak dihuni, mendirikan posko bencana dan dapur umum Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 31-32. b. Situasi Sosial Ekonomi 1 Keadaan Ekonomi keluarga Dalam pendataan 2011-2012 dibedakan menjadi tiga yaitu belum menikah, berkeluarga, dan jandaduda. Sedangkan untuk pengelompokan berdasarkan status ekonomi keluarga dapat dibagi 3 yaitu kategori keluarga dapat membantu, biasa, dan perlu dibantu. Keluarga bisa membantu adalah rumah tangga yang memiliki kemampuan ekonomi mapan, rumah cukup besar, kendaraan mobil dan motor, dan kekayaan yang di atas rata-rata masyarakat sekitarnya. Keluarga biasa adalah mereka yang memiliki penghasilan tetap, rumah permanen ukuran sedang, dengan standar kehidupan yang biasa, memiliki kendaraan pribadi motor dan atau memiliki sarana standar bagi kehidupan. Keluarga perlu dibantu adalah mereka yang memiliki rumah sendiri namun kurang layak atau rumah kontrakan. Dalam hal ini mencakup mereka yang menumpang tinggal, bekerja kasar dan berpenghasilan rendah. Sering kali mereka mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup, kebutuhan pendidikan, dan kesehatan. 83 Pengelompokan status ekonomi keluarga ditujukan untuk mengetahui kekuatan ekonomi warga secara global. Data tersebut dapat membantu para pelayan pastoral memahami perilaku warga Katolik dalam sebuah wilayah tertentu. Pusat perhatian pastoral adalah keadaan ekonomi keluarga yang perlu dibantu. Gereja bukanlah sebuah organisasi demi sebuah keuntungan. Namun Gereja juga ikut bertanggung jawab atas kesejahteraan warganya. Ajaran Sosial Gereja tentang solidaritas dan kesetiakawanan menjadi acuan untuk keterlibatan Gereja bagi kehidupan sosial ekonomi warganya . Tabel 17. Status Ekonomi Keluarga No. Wilayah Keluarga Status Ekonomi Keluarga Jumlah KK Bs. Membantu Biasa Perlu dibantu 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda 1 12 - 10 101 12 - 17 4 3 41 7 3 6 - 6 32 9 5 119 36 - 15 2 4 29 7 2 15 2 4 2 1 1 18 10 1 6 4 6 9 5 12 7 3 11 46 10 16 238 58 1 38 10 13 79 19 17 28 5 Total per Paroki 217 283 89 589 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 34 84 Tabel 18. Status Ekonomi No. Wilayah Keluarga Status Ekonomi Keluarga Jumlah KK Bs. Membantu Biasa Perlu dibantu 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda Single Keluarga JandaDuda 9,1 26,1 0,0 62,5 42,4 20,7 0,0 44,7 40,0 23,1 51,9 36,8 17,6 21,4 0,0 54,5 69,6 90,0 31,3 50,0 62,1 0,0 39,5 20,0 30,8 36,7 36,8 11,8 53,6 40,0 36,4 4,3 10,0 6,3 7,6 17,2 0,0 15,8 40,0 46,2 11,4 26,3 70,6 25,0 60,0 11 46 10 16 238 58 1 38 10 13 79 19 17 28 5 Persentase Jumlah Umat 36,8 48,0 15,1 589 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 35 Pendataan tahun 2011-2012 buku Pastoral Berbasis Data Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi mencatat bahwa sebagian besar 84,9 keluarga- keluarga di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi memiliki kehidupan ekonomi yang mencukupi. Di antara mereka, sebesar 48 merupakan keluarga biasa. Sedangkan yang dapat dikatakan berstatus ekonomi keluarga yang bisa membantu sebesar 36,8. Sementara itu, terdapat 15,1 keluarga yang digolongkan masuk status ekonomi keluarga yang perlu dibantu. 85 Sebesar 15,1 atau 89 KK yang masuk kategori status ekonomi keluarga yang perlu dibantu terbagi dalam 5 Wilayah yaitu: a Wilayah Kota, terdapat 29 KK yang masuk kategori status ekonomi keluarga yang perlu dibantu, terutama Lingkungan II St. Andreas Single 1 KK, Keluarga 9 KK dan JandaDuda 5 KK b Wilayah Timur, terdapat 20 KK yang masuk kategori status ekonomi keluarga yang perlu dibantu, terutama Lingkungan Tambahrejo Single 5 KK, Keluarga 1 KK dan JandaDuda 2 KK c Wilayah Selatan, terdapat 11 KK yang masuk kategori status ekonomi keluarga yang perlu dibantu, terutama Lingkungan Gundih Single 1 KK, keluarga 5 KK dan JandaDuda 3 KK d Wilayah Barat, terdapat 7 KK yang masuk kategori status ekonomi keluarga yang perlu dibantu, terutama Lingkungan Juwangi Single 3 KK, Keluarga 1KK dan JandaDuda 1 KK e Wilayah Utara, terdapat 22 KK yang masuk kategori status ekonomi keluarga yang perlu dibantu, terutama Lingkungan Kemadohbatur Single 10 KK, Keluarga 3 KK dan JandaDuda 3 KK Sebagai bentuk perhatian terhadap umat KLMTD, Paroki membantu untuk memperbaiki beberapa rumah warga yang kurang layak sehingga menjadi layak untuk ditempati. Paroki juga memberikan paket sembako kepada warga KLMTD secara aksidental Prapaskah dan Adven. Dalam bidang kesehatan, Paroki mengadakan pengobatan gratis di desa-desa sekitar Grobogan dan melakukan kunjungan dalam tim: romo, dokter, perawat dan tim PSE dan pemeriksaan kesehatan kepada warga Katolik KLMTD. Selain itu, Paroki juga membantu 86 pengadaan air bersih di dusun Guwo, pendudukan 100 beragama Islam, Desa Kemadohbatur, Kecamatan Tawangharjo Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 35-37. 2 Kegiatan Ekonomi Dalam pendataan KAS, mereka yang dikategorikan memiliki kegiatan ekonomi atau termasuk angkatan kerja adalah warga Katolik yang berusia lebih dari 15 tahun. Mereka dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari 75 jenis kegiatan ekonomi. Berdasarkan jenis pekerjaan tersebut dibuat kategori sebagai berikut: a Terampil: ahli ekonomi, dokter hewan, kontraktor, olahragawan, pejabat DPR, pemborong, penerbangan, pengarang, psikolog, tenaga managemen, manager, peneliti, dan konsultan. b Pendidik: pengajar pra sekolah, SD, SLB, SMP, SMA, dosen, katekis, dan guru agama. c Kesehatan: apoteker, bidan, dokter gigi, dokter umumahli, dan perawat. d Pegawai: petugas pelaksanaan, pemegang kas, pemelihara gedung, pekerja sosial, PNS, polisi, tentara, tenaga pemasaran, dan tenaga adminitrasi. e Usaha perdagangan: besar, sedang, dan kecil. f Setengah terampil: guide tourist, satpam, penjual jasa, jasa uang, swasta, dan tenaga jasa. g Tukang: juru masak, pandai besi, pemahat, teknisi, tukang batu, tukang cat, tukang jahit, kayu, las listrik, dan pengrajin kulit 87 h Tidak terampil: buruh tani, pekerja kasarburuh, petanipeternak, sopir, serabutan, buruh pabrik, perusahaan, tambang, dan nelayan. i Susterromobruder j Sekolah: pelajar dan mahasiswa k Ibu rumah tangga l Pensiuninvalid m Non job: non job, PHK dan mencari pekerjaan. Tabel 19. Kegiatan Ekonomi Umat No Wilayah Kegiatan Ekonomi Keluarga Jumlah Umat ≥ 15 th T er ampi l P endidi k Ke se ha tan P ega wa i Us aha S etenga h T er ampi l T uka ng T dk T er ampi l R -B -S S ekolah IR T P ens iun Inva li d Non Job B elum T ahu 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 20 1 - 4 2 33 10 7 24 5 15 2 2 2 1 114 38 9 14 8 59 35 6 5 2 123 25 27 13 7 2 1 - 1 3 19 43 14 8 21 - 3 - - 1 72 31 8 18 15 101 34 17 26 22 58 10 20 11 8 34 11 6 1 2 63 9 1 14 4 713 253 117 141 101 Total per Paroki 27 79 22 183 107 195 7 105 4 144 200 107 54 91 1.325 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 37 Tabel 20. Kegiatan Ekonomi Umat No Wilayah Kegiatan Ekonomi Keluarga Jumlah Umat ≥ 15 th T er ampi l P endidi k Ke se ha tan P ega wa i Us aha S etenga h T er ampi l T uka ng T dk T er ampi l R -B -S S ekolah IR T P ens iun Inva li d Non Job B elum T ahu 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 2,8 0,4 - 2,8 2,0 4,6 4,0 6,0 17,0 5,0 2,1 0,8 1,7 1,4 1,0 16,0 15,0 7,7 9,9 7,9 8,3 13,8 5,1 3,5 2,0 17,3 9,9 23,1 9,2 6,9 0,3 0,4 - 0,7 3,0 2,7 17,0 12,0 5,7 20,8 - 1,2 - - 1,0 10,1 12,3 6,8 12,8 14,9 14,2 13,4 14,5 18,4 21,8 8,1 4,0 17,1 7,8 7,9 4,8 4,3 5,1 0,7 2,0 8,8 3,6 0,9 9,9 4,0 713 253 117 141 101 Persentase Jumlah Umat 2,0 6,0 1,7 13,8 8,1 14,7 0,5 7,9 0,3 10,9 15,1 8,1 4,1 6,9 1.325 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 37 Dari tabel di atas, jumlah warga aktual dan berdomisili di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi adalah 1.645 orang. Dari jumlah tersebut yang 88 termasuk angkatan kerja sejumlah 1.325 orang 80,55 dan 320 orang 19,45 bukan angkatan kerja. Di antara angkatan kerja tersebut yang dikatakan bekerja dan memberi penghasilan yaitu 27 orang 2,0 tenaga terampil, 79 orang 6,0 tenaga pendidik, 22 orang 1,7 tenaga kesehatan, 183 orang 13,8 pegawai, 107 orang 8,1 di bidang usaha, 195 orang 14,7 tenaga setengah terampil, 4 orang 0,3 romobrudersuster. Sedangkan dikatakan tidak bekerja dan tidak memberikan penghasilan yaitu 144 orang 10,9 pelajar dan mahasiswa, 200 orang 15,1 ibu rumah tangga, 107 orang 8,1 pensiun, dan 54 orang 4,1 sedang tidak memiliki pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat 729 orang yang bekerja dan memberi penghasilan atau 44,3 dari total warga aktual dan berdomisili di Paroki, dan sejumlah 596 orang tidak bekerja dan tidak memberi penghasilan. Kegiatan ekonomi warga Katolik Purwodadi berpusat di Wilayah kota , terlihat dari jumlah usia produktif ≥15 tahun sebanyak 713 orang Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 37-38. Tabel 21. Kegiatan Ekonomi Umat Menurut Kelompok Usia No Kelompok Usia Kegiatan Ekonomi Keluarga Juml ah Uma t ≥ 15 th T er ampi l P endidi k Ke se ha tan P ega wa i Us aha S etenga h T er ampi l T uka ng T dk T er ampi l R -B -S S ekolah IR T P ens iun Inva li d Non Job B elum T ahu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 15 16 – 18 19 – 24 25 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 + - - 3 3 7 9 2 3 - - 3 9 12 18 29 8 - - - 4 6 10 2 - - - 3 17 43 40 60 20 - - 1 4 28 29 24 21 - - 8 21 76 47 27 16 - - - - 3 2 - 2 - - 2 3 17 12 21 50 - - - 2 - - 2 - - 44 85 14 1 - - - - - 4 2 28 42 50 74 - - - - - 1 11 95 - 2 14 12 8 5 4 9 - 15 21 12 15 10 7 11 61 144 103 244 225 239 309 Total per Paroki 27 79 22 183 107 195 7 105 4 144 200 107 54 91 1.325 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 38 89 Tabel 21. Kegiatan Ekonomi Umat Menurut Kelompok Usia No Ke lom pok Us ia Kegiatan Ekonomi Keluarga Juml ah Uma t ≥ 15 th T er ampi l P endidi k Ke se ha tan P ega wa i Us aha S etenga h T er ampi l T uka ng T dk T er ampi l R -B -S S ekolah IR T P ens iun Inva li d Non Job B elum T ahu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 15 16 – 18 19 – 24 25 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 + - - 2,1 2,9 2,9 4,0 0,8 1,0 - - 2,1 8,9 4,9 8,0 12,1 2,6 - - - 3,9 2,5 4,4 0,8 - - - 2,1 16,5 17,6 17,8 25,1 6,5 - - 0,7 3,9 11,5 12,9 10,0 6,8 - - 5,6 20,4 31,1 20,9 11,3 5,2 - - - - 1,2 0,9 - 0,6 - - 1,4 2,9 7,0 5,3 8,8 16,2 - - - 1,9 - - 0,8 - - 72,1 59,0 13,6 0,4 - - - - - 2,8 1,9 11,5 18,7 20,9 23,9 - - - - - 0,4 4,6 30,7 - 3,3 9,7 11,7 3,3 2,2 1,7 2,9 - 24,6 14,6 11,7 6,1 4,4 2,9 3,6 61 144 103 244 225 239 309 Persentase Jumlah Umat 2,0 6,0 1,7 13,8 8,1 14,7 0,5 7,9 0,3 10,9 15,1 8,1 4,1 6,0 1.325 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 38 Dari data di atas, yang perlu kita perhatikan ada 54 jiwa yang tidak memiliki pekerjaan. Khususnya mereka yang berusia 25-59 tahun, karena tergolong usia produktif. Dewan Paroki berusaha untuk memberi perhatian dengan menyatukan mereka dalam usaha simpan pinjam dan Usaha Kecil Mandiri misal: membuat sale pisang, roti, kue, jamu. Paroki juga mengikut sertakan mereka dalam perlatihan-pelatihan yang diadakan oleh kevikepan dan keuskupan misal: pelatihan PSE dalam hari pangan sedunia setiap setahun sekali dan pelatihan oleh Lembaga Pemberdayaan Usaha Buruh Tani Nelayan Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 38. 3 Tingkat Pendidikan Setiap jenjang pendidikan mencerminkan potensi intelektual dan tantangannya. Keadaan pendidikan sebuah masyarakat akan menjadi salah satu unsur penentu dalam pembentukan karakter masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka perilaku mereka semakin bertanggung jawab. Keadaan pendidikan ini juga mempengaruhi pola relasi antar pribadi dalam 90 masyarakat. Dinamika kehidupan Gereja dalam hal kerygma, liturgi, diakonia, dan kainonia akan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan warga dan ketersediaan waktu mereka. Tabel 23. Status Pendidikan Umat No Wilayah Status Pendidikan Juml ah Uma t B uta Aks ar a SD S M P S M A D1 -D3 S1 S2 -S3 M as ih S ekolah 0- 6 th P utus S ekolah 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara - 3 1 - - 61 66 14 16 31 82 32 25 13 15 269 83 41 47 28 74 11 9 12 8 149 28 21 32 9 14 1 1 3 2 176 68 18 41 29 65 22 10 9 5 - - - 1 - 890 314 140 174 127 Total per Paroki 4 188 167 468 114 239 21 332 111 1 1.645 Tim Penyusunan HYMK Purwodadi, 2013: 39 Tabel 23. Status Pendidikan Umat No Wilayah Status Pendidikan Juml ah Uma t B uta Aks ar a SD S M P S M A D1 -D3 S1 S2 -S3 M as ih S ekolah -6 th P utus S ekolah 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 0,0 1,0 0,7 0,0 0,0 6,9 21,0 10,0 9,2 24,4 9,2 10,2 17,9 7,5 11,8 30,2 26,4 29,3 27,0 22,0 8,3 3,5 6,4 6,9 6,3 16,7 8,9 15,0 18,4 7,1 1,6 0,3 0,7 1,7 1,6 19,8 21,7 12,9 23,6 22,8 7,3 7,0 7,1 5,2 3,9 0,0 0,0 0,0 0,6 0,0 890 314 140 174 127 Persentase Jumlah Umat 0,2 11,4 10,2 28,4 6,9 14,5 1,3 20,2 6,7 0,1 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 39 Berdasarkan pendataan warga 2011-2012, warga Paroki Hati Yesus Maha Kudus memiliki pendidikan yang cukup. Mereka terbagi 260 jiwa yang berpendidikan strata, 114 jiwa yang berpendidikan diploma, 468 jiwa yang berpendidikan SMA, 167 jiwa yang berpendidikan SMP, dan 332 jiwa yang masih sekolah. Sedangkan mereka yang hanya mengenyam pendidikan dasar berjumlah 188 10,3 , 1 orang yang putus sekolah, dan 4 orang buta aksara. 91 4 orang yang buta aksara berumur 46-60 tahun, berasal dari lingkungan yang tingkat ekonominya rendah. Kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai petani dan peternak, tetapi mereka aktif dalam kegiatan di gereja dan Lingkungan. Dalam hal ini romo Paroki melayani perayaan Ekaristi bagi mereka dengan menggunakan bahasa Jawa karena menyesuaikan keadaan mereka mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Paroki juga memberikan buku APP, buku BKSN, dan buku adven dalam bahasa Jawa Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 39-40. c. Situasi KeKatolikan Menurut data Badan Pusat Statistik BPS Pemerintah Kabupaten Grobogan tahun 1989 jumlah warga Katolik sebanyak 4.377 jiwa, namun dalam sensus umat Katolik tahun 1991 sejumlah 2.296 jiwa. Setelah diadakan pendataan kembali pada bulan Mei 2011-April 2012 secara kurang lebih merata dan lebih teliti ternyata warga Paroki Purwodadi berjumlah hampir 2.000 jiwa. Ada perbedaan angka 100 lebih dalam jumlah warga Katolik dari tahun 1989 sampai 2012, sehingga Tim Litbang Paroki berjuang untuk memperoleh data yang betul- betul mendekati valid. 1 Pastoral Anak-anak Tabel 25. Pastoral Anak-anak No Wilayah Pastoral Anak-anak Jumlah Anak 6 th 7 – 12 th 1. 2. Wilayah Kota Wilayah Timur 56 18 77 27 133 45 92 3. 4. 5 Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 10 6 3 9 17 18 19 23 21 Total per Paroki 93 148 241 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 40 Tabel 25. Pastoral Anak-anak No Wilayah Pastoral Anak-anak Jumlah Anak 6 th 7 – 12 th 1. 2. 3. 4. 5 Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 42,1 40,0 52,6 26,1 14,3 57,9 60,0 47,4 73,9 85,7 133 45 19 23 21 Persentase Jumlah Umat 38,6 61,4 241 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 40 Perpaduan jumlah warga Katolik yang dewasa, orang muda, remaja dan anak-anak memperlihatkan data yang cukup berbeda. Orang dewasa lebih tinggi dalam hal jumlah. Secara kuantitatif anak-anak menyentuh angka 253 usia SD ke bawah yang tersebar di 5 Wilayah seParoki Purwodadi. Di 19 Lingkungan per 15 Juli 2012 menjadi 26 lingkungan memiliki anak-anak dalam jumlah yang berbeda-beda. Dalam beberapa Lingkungan yang tergabung dalam Wilayah, anak- anak didampingi oleh para pendamping anak PIA. Para pendamping dan anak- anak melakukan kegiatan; pengajaran iman, latihan koor, terlibat dalam liturgi dan perayaan Natal-Paskah. Paroki mengakui belum semua anak yang terlibat dan kegiatan seringkali terpusat di Kota Purwodadi sehingga dirasakan cukup jauh 93 bagi anak-anak di Lingkungan luar kota Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 40-41. 2 Pastoral OMK Tebel 27. Pastoral OMK No Wilayah Pastoral OMK Jumlah OMK 13-15 th 16-18 th 19-24 th 25 –30 th 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 34 15 4 8 4 35 21 1 9 4 79 17 13 21 14 77 25 10 12 8 225 78 28 50 30 Total per Paroki 65 70 144 132 411 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 41 Tebel 27. Pastoral OMK No Wilayah Pastoral OMK Jumlah OMK 13-15 th 16-18 th 19-24 th 25 –30 th 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 15,1 19,2 14,3 16,0 13,3 15,6 26,9 3,6 18,0 13,3 35,1 21,8 46,4 42,0 46,7 34,2 32,1 35,7 24,0 26,7 225 78 28 50 30 Persentase Jumlah Umat 15,8 17,0 35,0 32,1 411 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 41 Berbeda dengan tingkat di atas anak-anak yakni OMK. Orang Muda Katolik dalam rentang usia 13 sd 30 tahun mencapai jumlah 412 orang. Dari jumlah tersebut 55 ada di wilayah Kota Purwodadi. Sebagian besar dari OMK 94 yang aktif di Paroki adalah usia SMP dan SMA, karena yang lain setelah lulus SMA langsung melanjutkan belajar ke Perguruan Tinggi di kota-kota lain misal: Semarang, Yogya, Solo, dan Salatiga. Romo dan pendampingan awam mengarahkan OMK untuk saling mengenal dan membantu di antara mereka sendiri. Pertemuan rutin informal dilakukan seminggu sekali, di dalamnya terjadi perjumpaan di antara OMK sekaligus mengadakan latihan misdinar. Sarasehan APP, BKS, dan Adven juga menjadi sarana pembentukan diri mereka sebagai bagian dari kesatuan warga Allah yang tak terpisahkan. Pola pendampingan OMK kadang terjadi di masing-masing Wilayah ataupun separoki Purwodadi Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 41-42. 3 Pastoral Dewasa Tabel 29. Pastoral Dewasa No Wilayah Pastoral Dewasa Jumlah Orang Dewasa 30 th nikah 30-39 th 40-49 th 50-59 th 60-69 th 70 th + 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 15 4 1 5 2 142 46 26 11 18 130 38 11 30 15 138 43 16 28 14 84 38 33 24 8 56 32 8 9 23 565 201 95 107 80 Total per Paroki 27 243 224 239 187 128 1.048 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 42 Tabel 30. Pastoral Dewasa No Wilayah Pastoral Dewasa Jumlah Orang Dewasa 30 th nikah 30-39 th 40-49 th 50-59 th 60-69 th 70 th + 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 2,7 2,0 1,1 4,7 2,5 25,1 22,9 27,4 10,3 22,5 23,0 18,9 11,6 28,0 18,8 24,4 21,4 16,8 26,2 17,5 14,9 18,9 34,7 22,4 10,0 9,9 15,9 8,4 8,4 18,8 565 201 95 107 80 Persentase Jumlah Umat 2,6 23,2 21,4 17,8 17,8 12,2 1.048 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 42 95 Terbaca jumlah warga dewasa Paroki Purwodadi 1.039 jiwa. Dalam Wilayah kota sendiri mencapai 559 jiwa yang tersebar dalam 5 Lingkungan dan dalam perkembangan berkembang menjadi 12 Lingkungan. De facto, pelayanan dan pendampingan warga dewasa sering berfokus di Wilayah kota, meskipun demikian perhatian pastoral warga dewasa untuk ke-4 Wilayah lain timur- selatan-barat-utara tetap tertangani. Program patoral yang pokok menginduk pada program kuskupan ARDAS KAS yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan dari liturgi, pewartaan sampai dengan pelayanan kemasyarakatan. Antusiasme warga untuk mengikuti dan terlibat dalam program pastoral kurang lebih masih 65 dari laporan para ketua Lingkungan dan pengamatan romo serta pengurus dewan harian. Pastoral warga dewasa yang mudah dilakukan dengan menggerakkan mereka untuk berani menjadi pengurus Lingkungan, menjadi pewarta sabda dengan berani menekuni Kitab Suci dan membagikannya kepada warga yang lain. Pastoral warga dewasa paruh baya dilakukan dengan menumbuhkan semangat untuk bertanggung jawab pada imannya dengan menjadi soko guru iman di Lingkungan, terlibat dalam tim kerja di dewan Paroki baik dalam perayaan rutin Natal-Paskah maupun dalam sosial ekonomi dan menjadi ujung tombak Gereja di tengah masyarakat. Romo mendampingi warga dewasa paruh baya dengan membantu pemberian diri mereka baik sebagai prodiakon, fasilitator kegiatan APP-BKSN-Adven juga sebagai pelopor kehadiran dan keterlibatan dalam Lingkungan-Wilayah-Paroki. Bagi warga dewasa usia senja tua, Paroki memperhatikan mereka dengan kunjungan dan tetap melibatkan mereka dalam program-program Paroki sejauh mereka masih mampu Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 42-43. 96 4 Pastoral Keluarga Tabel 31. Status Hidup Berkeluarga No Status Hidup Berkeluarga Juml ah Uma t ≥ 15t h W il aya h B lm Nika h Nika h Ka tol ik B eda Aga ma B eda Ge re ja L ua r Ge re ja Diti ngga l P as anga n B er mas alah Ja nda Duda Hidup be rs ama Nika h Ada t R -B -S As li R -B -S Ke rja 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatah Wilayah Utara Wilayah Barat 226 72 36 48 31 387 135 67 72 56 16 15 1 14 2 6 1 - 1 1 36 9 2 3 10 3 2 3 - - 1 1 - 1 - 63 20 10 7 5 - - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - 738 258 119 146 105 Total per Paroki 413 717 48 9 60 8 3 105 3 1.366 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 43 Tabel 32. Status Hidup Berkeluarga No W il aya h Status Hidup Berkeluarga Juml ah Uma t ≥ 15t h B lm Nika h Nika h Ka tol ik B eda Aga ma B eda Ge re ja L ua r Ge re ja Diti ngga l P as anga n B er mas alah Ja nda Duda Hidup be rs ama Nika h Ada t R -B -S As li R -B -S Ke rja 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 30,6 27,9 30,3 32,9 29,5 52,4 52,3 56,3 49,3 53,3 2,2 5,8 0,8 9,6 1,9 0,8 0,4 0,0 0,7 1,0 4,9 3,5 1,7 2,1 9,5 0,4 0,8 2,5 0,0 0,0 0,1 0,4 0,0 0,7 0,0 8,5 7,8 8,4 4,8 4,8 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,2 0,0 0,0 0,0 738 258 119 146 105 Peresentase Jumlah Umat 30,2 52,5 3,5 0,7 4,4 0,6 0,2 7,7 0,0 0,0 0,0 0,2 1.366 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 43 Gereja Katolik selalu berharap dan mengajak warga Katolik untuk mempersiapkan perkawinan mereka sehingga mereka bisa menikah dalam Gereja Katolik dengan baik tanpa harus didahului dengan dispensasi dari halangan perkawinan. Namun kondisi riil di lapangan menunjukkan harapan itu tidaklah mudah, karena berdasarkan data Paroki masih ada hampir 60 keluarga yang menikah dengan dispensasi bahkan 60 pasutri pasangan suami-istri belum membereskan perkawinan mereka menurut iman dan hukum Katolik. Dari pihak romo Paroki tidak pernah berhenti untuk memberi motivasi dan perhatian kepada 97 mereka yang belum menikah secara Katolik agar segera membereskan perkawinan mereka, namun dari mereka sendiri kurang memberikan perhatian terhadap kondisi perkawinan mereka. Sampai saat ini romo Paroki telah membantu membereskan 5 kasus perkawinan dengan pembaharuan perkawinan. Selain itu, romo juga telah mengajukan 2 pasutri kepada panitia pastoral perkawinan Keuskupan Agung Semarang dengan memohon ijin untuk menerima komuni dan sudah dikabulkan oleh panitia. Paroki telah berusaha untuk mendampingi keluarga-keluarga muda dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan Familly Schooling yang diadakan oleh tim pastoral keluarga MSF. Paroki belum melakukan program pendampingan rutin kepada keluarga-keluarga. Secara minimal, Paroki baru melakukan pembaharuan janji perkawinan yang dilakukan dalam setiap Ekaristi Pesta Keluarga Kudus. Selain itu, perhatian Paroki untuk istri yang telah ditinggal mati suaminya telah dilakukan oleh Paroki dengan pendampingan melalui paguyuban janda Santa Monica Paroki Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 43-44. Tabel 33. Status Hidup Berkeluarga Berdasarkan kelompok Usia No Status Hidup Berkeluarga Juml ah Uma t ≥ 15t h Umur B lm Nika h Nika h Ka tol ik B eda Aga ma B eda Ge re ja L ua r Ge re ja Diti ngga l pa sa nga n B er mas alah Ja nda Duda Hidup be rs ama Nika h Ada t R -B -S As li R -B -S Ke rja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 15 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 + 317 67 15 9 4 1 22 164 176 173 129 53 2 11 13 8 10 4 1 4 2 1 1 - 1 4 3 20 13 19 1 2 1 3 - 1 - 1 2 - - - - - 12 23 30 40 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - 2 - - 345 253 224 239 187 118 Total per Paroki 413 717 48 9 60 8 3 105 3 1.366 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 44 98 Tabel 34. Status Hidup Berkeluarga Berdasarkan kelompok Usia No Status Hidup Berkeluarga Juml ah Uma t ≥ 15t h Umur B lm Nika h Nika h Ka tol ik B eda Aga ma B eda Ge re ja L ua r Ge re ja Diti ngga l pa sa nga n B er mas alah Ja nda Duda Hidup be rs ama Nika h Ada t R -B -S As li R -B -S Ke rja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 15 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 + 91,9 26,5 6,7 3,8 2,1 0,8 6,4 64,8 78,6 72,4 69,0 44,9 0,6 4,3 5,8 3,3 5,3 3,4 0,3 1,6 0,9 0,4 0,5 0,0 0,3 1,6 1,3 8,4 7,0 16,1 0,3 0,8 0,4 1,3 0,0 0,8 0,0 0,4 0,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,4 9,6 16,0 33,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,3 0,0 0,0 0,8 0,0 0,0 345 253 224 239 187 118 Persentase Jumlah Umat 30,2 52,5 3,5 0,7 4,4 0,6 0,2 7,7 0,0 0,0 0,0 0,2 1.3 66 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 43 Pembagian pasangan suami istri berdasarkan pada usia belum terwujud di Paroki Purwodadi. Separuh lebih pasangan suami istri yang ada di Wilayah kota dengan usia perkawinan terbanyak di 30 tahun ke atas, begitu juga situasi Lingkungan di luar kota menunjukkan data yang kurang lebih sama. Pasangan suami istri usia perkawinan 30 tahun ke atas di 4 Wilayah timur-selatan-barat- utara mencapai jumlah terbanyak dibandingkan usia perkawinan yang lebih muda. Keterlibatan dan peran pasutri usia perkawinan 30 tahun cukup besar di setiap Lingkungan. Paroki berusaha untuk memotivasi pasangan tersebut untuk berani menarik dan memberi teladan kepada pasangan perkawinan di bawahnya. Paroki juga berusaha untuk mengajak pasutri usia perkawinan di bawah 30 untuk berani mengambil bagian. Paroki berharap bahwa proses regenerasi keterlibatan keluarga dalam Lingkungan dapat berjalan dengan baik. Pasutri sebagai keluarga kecil bisa menyiapkan diri dan mendampingi anak-anak sebagai karunia Tuhan supaya mengalami perkembangan iman yang baik sesuai tahapan usia anak maupun tahapan penerimaan sakramen. Sehingga anak-anak ini nantinya dapat terlibat 99 aktif mengembangkan Gereja dan meneruskan tugas orangtuanya sebagai pewarta iman Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 44-45. 5 Kelompok Permandian dan Penguatan Tebel 35. Kelompok Permandian No Wilayah Kelompok Permandian Jumlah Umat Anak Remaja Dari Islam Dari Kristen Dari Lainnya Blm Baptis Blm Tercatat 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 725 279 131 147 105 77 7 3 5 4 21 8 2 4 12 4 1 - - 1 14 3 - 3 1 49 16 4 15 4 - - - - - 890 314 140 174 127 Total per Paroki 1.387 96 47 6 21 88 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 45 Tebel 36. Kelompok Permandian No Wilayah Kelompok Permandian Jumlah Umat Anak Remaja Dari Islam Dari Kristen Dari Lainnya Blm Baptis Blm Tercatat 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 81,5 88,9 93,6 84,5 82,7 8,7 2,2 2,1 2,9 3,1 2,4 2,5 1,4 2,3 9,4 0,4 0,3 0,0 0,0 0,8 1,6 1,0 0,0 1,7 0,8 5,5 5,1 2,9 8,6 3,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 890 314 140 174 127 Persentase Jumlah Umat 84,3 5,8 2,9 0,4 1,3 5,3 0,0 1.645 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 45 Dari data kelompok permandian terlihat bahwa mayoritas warga Paroki Purwodadi telah menerima sakramen permandian sejak bayi atau anak. Meskipun romo Paroki juga melaksanakan permandian dewasa dan dari agama di luar Katolik namun jumlah tidak sebanding dengan warga yang permandian bayianak. Paroki telah berusaha untuk mempersiapkan para katekumen dan orangtua calon permandian bayi selama ini. Pada tingkat mistagogi, Paroki mengarahkan mereka untuk terlibat dalam Paroki, Lingkungan maupun dalam kelompok-kelompok 100 paguyuban, seperti: Putra-putri Altar, Pemazmur, Lektor, Pendampingan Iman Remaja, Orang Muda Katolik, dan sebagainya. Tabel 37. Belum Baptis No Wilayah Belum Baptis Jumlah Calon Baptis 0-7 th 8-13 th Katekumen di Paroki 1. 2. 3. 4.’ 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 20 13 3 5 3 21 3 1 9 1 14 13 - 1 7 55 29 4 15 11 Total per Paroki 44 35 35 114 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 45 Tabel 38. Belum Baptis No Wilayah Belum Baptis Jumlah Calon Baptis 0-7 th 8-13 th Katekumen di Paroki 1. 2. 3. 4.’ 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 36,4 44,8 75,0 33,3 27,3 38,2 10,3 25,0 60,0 9,1 25,5 44,8 0,0 6,7 63,6 55 29 4 15 11 Persentase Jumlah Umat 38,6 30,7 30,7 114 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 46 Selain Paroki memperlihatkan warga yang telah dipermandikan, Paroki juga melihat bahwa ada sejumlah warga dalam Paroki Purwodadi belum menerima sakramen permandian. Paroki berusaha memotivasi warga agar segera 101 mengajukan pempermandianan. Hampir 2 bulan sekali, Paroki mengadakan perayaan permandian baik untuk bayi atau anak maupun dewasa, tentu saja setelah melalui proses persiapan yang memadai. Beberapa orangtua Katolik dari perkawinan dengan dispensasi memiliki pandangan bahwa putra-putrinya akan permandian setelah dewasa. Anak-anak bisa menentukan pilihannya sendiri untuk permandian atau tidak. Peran pengurus Lingkungan untuk memberi pemahaman yang benar tentang pentingnya sakramen permandian untuk usia dini bayi sungguh diperlukan dalam hal ini Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 45- 46. Tabel 39. Belum Penguatankan No Wilayah Belum Penguatan Jumlah Calon Penguatan 14-15 th 16-18 th 19-24 th ≥ 25 th 1. 2. 3. 4. 5. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan Wilayah Barat Wilayah Utara 17 10 2 7 3 18 10 - 5 2 19 8 4 4 6 104 50 12 29 21 158 78 18 45 32 Total per Paroki 39 35 41 216 331 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 46 Tabel 40. Belum Penguatan No Wilayah Belum Penguatan Jumlah Calon Penguatan 14-15 th 16-18 th 19-24 th ≥ 25 th 1. 2. 3. Wilayah Kota Wilayah Timur Wilayah Selatan 10,8 12,8 11,1 11,4 12,8 0,0 12,0 10,3 22,2 65,8 64,1 66,7 158 78 18 102 4. 5. Wilayah Barat Wilayah Utara 15,6 9,4 11,1 6,3 8,9 18,8 64,4 65,6 45 32 Persentase Jumlah Umat 11,8 10,6 12,4 65,3 331 Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 46 Setiap 2 tahun sekali, Paroki Purwodadi menerima kunjungan Bapa Uskup untuk menerima sakramen penguatan sekaligus bertemu dengan wakil warga. Dalam setiap perayaan penguatan, kurang lebih 60 warga yang mengajukan diri untuk memperoleh sakramen penguatan. Paroki selalu meminta data warga yang belum penguatan dari para ketua Lingkungan sekaligus mengajak mereka untuk menerima sakramen penguatan. Tidak semua warga bersedia untuk menanggapi ajakan dari Paroki secara positif. Meski demikian, Paroki tetap tidak berhenti untuk menyadarkan warga akan pentingnya sakramen penguatan dalam iman Katolik. Data riil menunjukkan 300 warga yang belum menerima sakramen penguatan dengan berbagai alasan, dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi romo Paroki dan pengurus Lingkungan Tim Penyusun HYMK Purwodadi, 2013: 46- 47. 6. Gambaran Umum mengenai Perkawinan Beda Agama dan Beda Gereja Paroki Hati Yesus Maha Kudus Berdasarkan pendataan yang dilaksanakan pada bulan Mei 2011-April 2012, Paroki Purwodadi mencatatat ada 48 pasang yang melaksanakan perkawinan beda agama dan 9 pasang melaksanakan perkawinan beda gereja selama Paroki didirikan dan yang masih hidup. Itu belum terhitung sampai dengan tahun 2013. Mereka menikah dengan dispensasi dan masih banyak yang belum 103 membereskannya dalam iman dan hukum Katolik. Perkawinan beda agama dan beda gereja di Paroki Purwodadi tidak dapat dipungkiri karena di Purwodadi agama Katolik termasuk golongan minoritas. Perkawinan beda agama dan beda gereja terjadi karena berbagai faktor, antara lain, lingkungan keluarga atau pasangan itu sendiri, lingkungan pertemanan, dan kurang kuatnya seseorang dalam mempertahankan agama yang diyakini. Peran lingkungan keluarga atau pasangan itu sendiri mungkin penyebab munculnya perkawinan beda agama dan beda gereja. Mereka kurang memahami dampak yang akan ditimbulkan dari perkawinan beda agama dan beda gereja. Bahkan mereka cenderung menyepelekan faktor-faktor negatif yang timbul. Selain itu, faktor teman di mana seseorang yang menganggap perkawinan beda agama maupun beda gereja merupakan hal biasa. Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah kurang kuatnya seseorang dalam mengimani imannya sehingga mudah terbawa emosi untuk melakukan perkawinan beda agama dan beda gereja tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan dampak yang akan terjadi kedepannya.

B. PENELITIAN TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN IMAN

BAGI ANAK-ANAK PASANGAN PERKAWINAN BEDA AGAMA DAN BEDA GEREJA PAROKI HATI YESUS MAHA KUDUS PURWODADI 1. Metodologi Penelitian Untuk mengetahui situasi umum pelaksanaan pendidikan iman anak dalam keluarga perkawinan beda agama dan beda gereja Paroki Hati Yesus Maha Kudus 104 Purwodadi, penulis mengadakan penelitian terlebih dahulu. Adapun metodologi penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis tidak hanya sekedar penelitian saja, namun memiliki tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang akan dicapai untuk mengetahui: 1 Gambaran sejauh mana pihak Katolik perkawinan beda agama dan beda gereja Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi telah menghayati janji perkawinan. 2 Gambaran sejauh mana pasangan suami istri perkawinan beda agama dan beda gereja Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi telah melaksanakan kewajibannya sebagai orangtua dalam memberikan pendidikan iman bagi anak. 3 Faktor penyebab pasangan suami istri perkawinan beda gereja dan beda agama Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi kurang menjalankan kewajibannya sebagai orangtua dalam memberikan pendidikan iman bagi anak. b. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dalam penelitian ini untuk memperoleh: 1 Gambaran pelaksanaan pendidikan iman bagi anak oleh pasangan suami istri perkawinan beda agama dan beda gereja Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi. 105 2 Penyebab kurangnya pelaksanaan pendidikan iman anak dalam keluarga perkawinan beda agama dan beda gereja. 3 Gambaran tentang model pembinaan iman untuk semakin menyadari kewajiban pasangan suami istri perkawinan beda agama dan beda gereja Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi sebagai orangtua. c. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex Post Facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kembali ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang diasumsikan penyebab dan telah beroperasi pada masa yang lalu Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 190. Dalam penelitian ini, menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objekpopulasi Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 44. d. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksankan di Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi pada bulan Juli hingga September 2014. e. Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan suami istri perkawinan beda agama dan beda gereja di Paroki Hati Yesus Maha Kudus