Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

memadai tentang aturan, atau kaidah penyampaian basa-basi dalam bahasa Indonesia, 2 mendapatkan kejelasan kembali atas fungsi basa-basi, 3 menemukan jenis-jenis basa-basi, distribusinya dalam wacana interaktif, beserta hubungannya dengan strategi berbasa-basi yang tepat, dan 4 menemukan kekhasannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dilakukan oleh Sailal Arimi, menghasilkan beberapa kesimpulan. Basa-basi sebagai tuturan rutin yang tidak mementingkan informasi merupakan simbol tindakan sosial secara verbal untuk bertegur sapa, bersopan-santun, dan beramah tamah guna menciptakan hubungan solidaritas dan harmonisasi antar penutur. Masyarakat penutur membutuhkan basa- basi dikaitkan dengan hakikat fungsi interaksional baik untuk membina danatau mempertahankan hubungan sosial antar penutur. Dari sudut relasi sosial antarpenutur yang dihasilkan outcome, bagi penutur basa-basi merupakan upaya untuk memperoleh rasa solidaritas dan harmonisasi dengan mitra tutur. Dari sudut fungsi hakiki bahasa, basa-basi merupakan sejemput fenomena bahasa yang berfungsi sebagai pemelihara kerja sama dan sangat reflektif. Basa-basi dalam masyarakat bahasa Indonesia berdasarkan daya tuturannya digolongkan atas dua jenis, yaitu basa-basi murni dan basa-basi polar. Basa-basi murni adalah ungkapan-ungkapan yang dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan kenyataan. Basa-basi murni digolongkan menjadi tiga subjenis, yaitu basa- basi murni keniscayaan, basa-basi keteralamian, dan basa-basi keakraban. Basa-basi polar adalah tuturan yang berlawanan dengan realitasnya, dimana orang harus memilih tuturan yang tidak sebenarnya untuk menunjukkan hal yang lebih sopan. Basa-basi bersifat universal sehingga menghasilkan kekhasan-kekhasan yang bersumber dari kebiasaan berbahasa dan sistem bahasa. Pengalihan pragmatis berdasarkan kekhasan-kekhasan tersebut dari satu bahasa ke bahasa lain dalam hal ini bahasa Indonesia ke bahasa inggris atau sebaliknya dapat menimbulkan kegagalan atau konflik komunikasi. Penelitian Maria Ulfa T.R. 2012 berjudul Tipe Basa-Basi Dalam Dialog Sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa masalah yang dianalisis oleh peneliti, yaitu 1 dialog mana saja yang tergolong basa- basi, 2 apa saja topik basa- basi yang dipergunakan pada dialog sinetron “SDAS”, 3 bagaimanakah tipe penggunaan basa- basi dalam sinetron “SDAS” berdasarkan suasana, dan 4 bagaimana efek basa-basi terhadap interaksi sosial dalam sinteron “SDAS”. Dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka peneliti ingin mengetahui dialog mana saja yang tergolong basa-basi, mendapatkan kejelasan tentang topik basa- basi yang dipergunakan pada sinetron “SDAS”, menemukan tipe penggunaan basa- basi dalam sinetron “SDAS” berdasarkan suasana, dan menemukan efek basa- basi terhadap interaksi sosial dalam sinetron “SDAS”. Dari penelitian yang dilakukan oleh Maria Ulfa T.R. menemukan bahwa tuturan basa- basi pada sinetron “SDAS” memiliki topik yang khas, seperti topik keadaan, topik aktifitas, topik julukan, topik keselamatan, topik tujuan, topik kehadiran, topik jasa, topik perilaku, topik perpisahan, topik kesepakatan, topik waktu, dan topik