Penutur ingin mengucapkan selamat kepada mitra tutur, karena muridnya lulus semua.
4.2 Hasil dan Pembahasan
Di dalam subbab pembahasan ini akan dibicarakan dua hal, yakni 1 wujud basa- basi dan 2 maksud basa-basi. Urutan pembahasan tersebut sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penulisan yang telah disampaikan pada bagian pendahuluan. Berikut pembahasan untuk setiap masalah tersebut satu demi satu.
4.2.1 Wujud Basa-basi
Malinowski 1923:315 dalam tesis Arimi 1998 mendefinisikan basa-basi digunakan dalam suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta
komunikasi. Dalam teori ini Malinowski lebih memandang basa-basi sebagai sarana untuk menjaga hubungan sosial yang baik antara penutur dengan mitratuturnya.
Sarana tersebut berupa topic pembicaraan yang ringan yang dituturkan penutur kepada mitra tuturnya.
Jakobson 1980 mendefinisikan bahwa basa-basi adalah tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau memutuskan komunikasi untuk
memastikan berfungsinya saluran komunikasi dan untuk menarik perhatian lawan bicara atau menjaga agar lawan bicara tetap memperhatikan. Teori ini lebih
menitikberatkan atau memfokuskan fungsi basa-basi sebagai media yang digunakan oleh penutur untuk mengantarkan ide atau isi pembicaraan kepada mitra tuturnya.
Harimurti kridalaksana 1986:111 menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan
pembicara dan kawan bicara. Selain itu, basa-basi juga dipergunakan untuk menarik perhatian lawan bicara, mencairkan suasana dan menyela aktifitas lawan bicara.
Anwar 1984:46 menjelaskan bahwa basa-basi merupakan sejemput kata-kata yang dipakai untuk sekedar memecahkan kesunyian, untuk mempertahankan suasana baik
. Hal ini mengarah untuk menunjukkan keramahtamahan dan kesopanan penutur dengan mitra
tuturnya. Arimi 1998:171 dalam tesisnya membagi tuturan basa-basi menjadi dua yaitu,
basa-basi murni dan basa-basi polar. Basa-basi murni yaitu ungkapan yang dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa tutur yang muncul, sedangkan basa-basi
polar tuturan yang berlawanan dengan realitasnya. Berikut ini merupakan hasil dan pembahasan mengenai wujud data basa-basi
antar anggota keluarga pendidik di Desa Kalirejo, Kulonprogo. Yang diperoleh peneliti berdasarkan kategori pengantar pesan.
4.2.1.1 Subkategori basa-basi salam
Basa-basi salam
merupakan subkategori
dari basa-basi
berbahasa acknowledgement
. Subkategori ini dianalisis berdasarkan wujud basa-basi. Wujud tuturan basa-basi berupa tuturan lisan basa-basi. Berikut ini adalah analisis tuturan
yang termasuk dalam subkategori tersebut.
Wujud Basa-basi Tuturan A2 Cuplikan Tuturan A2:
P = “Halo Adik, sudah makan belum ya?”
MT= “Sudah tadi Bu.”
Konteks : Penutur merupakan seorang guru SD berjenis kelamin perempuan berusia 35 tahun, Mitra tutur adalah seorang anak perempuan, berusia 10 tahun. Suasana tuturan
terjadi dalam keadaan santai. Tuturan terjadi di dapur, ketika penutur sedang mencuci piring dan mitra tutur mengambil snack di kulkas. Tuturan terjadi pada pukul 14.15 WIB.
Tuturan dengan kode A2 merupakan wujud basa-basi berbahasa yang dapat dilihat dari konteks tuturan itu. Tuturan terjadi pada waktu siang hari di dapur.
penutur merupakan seorang Guru SD, berjenis kelamin Perempuan dan berusia 35 tahun. Sedangkan mitra tutur adalah seorang anak perempuan yang berusia 10 tahun.
Tuturan percakapan tersebut terjadi dalam suasana santai, penutur bermaksud menyapa mitra tutur yang baru saja memasuki ruang dapur untuk mengambil snack di
kulkas. Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan
tersebut termasuk dalam kategori subkategori salam. Hal itu dikarenakan tuturan tersebut digunakan mengawali pembicaraan dengan mitra tutur.
Selain itu, tuturan pada kode A2, termasuk dalam wujud basa-basi karena tuturan tersebut digunakan untuk menunjukkan keakraban penutur terhadap mitra
tutur yang tidak lain adalah anak dari penutur. Pada waktu itu penutur sedang mencuci piring di dapur, kemudian mitra tutur memasuki ruang dapur tersebut untuk
mengambil snack di kulkas yang berada tepat disebelah kanan wastafel. Penutur menyapa mitra tutur dengan menanyakan “sudah makan belum?” sebagai wujud
basa-basi salam. Tuturan kode A2 tersebut menggunakan partikel dan kata fatis
“ya”.
Tuturan tersebut juga bertujuan untuk mengawali sebuah pembicaraan hal tersebut sejalan dengan teori Harimurti Kridalaksana 1986:111 yang menjelaskan bahwa
basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.
Tuturan “Halo Adik” muncul otomatis dalam situasi tutur karena pada saat itu penutur sedang melihat mitra tutur yang memasuki ruang dapur dan menuju ke kulkas
untuk mengambil snack . Hal tersebut merujuk pada teori Arimi 1998:340 dalam tesisnya yang mengatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai
secara otomatis, spontan, teratur, dan mekanis dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai dengan gejala peristiwa tutur
yang muncul. Jadi, tuturan dengan kode A2 tersebut menunjukkan bahwa penutur ingin menjaga hubungan yang baik, dengan menyapa mitra tutur yang sedang
mengambil snack di kulkas.
Wujud Basa-basi Tuturan A3 Cuplikan Tuturan A3
P :
“Halo Ibu, wah Ibu cantik sekali hari ini ya”
MT : “Makasih Fajar, ada apa ini kok tumben ke kamar Ibu?”
P : “Mau minta uang dong Bu, Rp. 5.000 buat main PS”
MT : “Owalah, ya ini uangnya.”
P : “Makasih Bu.”
Instrumen Kuesioner
Konteks: Tuturan terjadi dikamar pada pagi hari pada pukul 08.30 WIB. Tuturan terjadi dalam situasi santai, ketika penutur melihat mitra tutur yang sedang merias wajah di kamar,
sehingga penutur menyapa mitra tutur dengan menghampirinya di kamar.
Tuturan pada kode A3 tersebut merupakan data basa-basi yang diperoleh melalui kuesioner sebagai instrumen penelitian ini. Dalam kuesioner tersebut, peneliti
merancang sebuah situasi dan merancang tuturan pancingan yang seolah-olah diucapkan oleh lawan tutur. Tuturan tersebut terjadi antara penutur dan mitra tutur.
Penutur merupakan seorang anak laki-laki yang berusia 9 tahun dan mitra tutur merupakan Guru SMA yang berjenis kelamin perempuan berusia 43 tahun. Penutur
melihat mitra tutur yang sedang merias wajah di kamar, sehingga penutur menyapa mitra tutur dengan menghampirinya di kamar. Penutur bermaksud meminta uang
kepada mitra tutur. Tuturan kode A3 yang dituturkan oleh penutur dengan bentuk tuturan
“Halo Ibu, wah Ibu cantik sekali hari ini ya
”, merupakan tuturan basa-basi karena
penutur mencoba memulai pembicaraan dan menarik perhatian lawan bicara. Malinowski 1923:315 mengatakan basa-basi digunakan dalam suasana ramah tamah
dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata, dalam pembicaraan ringan untuk membentuk keakraban
antara penutur dan mitra tutur. Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan
dengan kode A3 termasuk dalam subkategori salam. Penutur menyapa dan
memberikan pujian kepada mitra tutur untuk membuka pembicaraan dengan mitra tutur. Pilihan kata pada tuturan tersebut menggunakan partikel dan kata fatis
“ya”.
Tuturan dengan kode A3 tersebut terjadi secara otomatis karena saat itu penutur melihat mitra tutur yang sedang merias wajah di kamar, penutur kemudian
menghampiri mitra tutur dan mengucapkan salam kepada mitra tutur untuk membuka pembicaraan. Hal tersebut sesuai dengan teori Harimurti kridalaksana 1986:111
yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicara dan kawan bicara. Jadi,
pada tuturan kode A3 terlihat bahwa penutur ingin menunjukkan rasa sopan dengan menyapa dan memuji mitra tutur, sebelum penutur meminta uang kepada mitra tutur.
Wujud Basa-basi Tuturan A4 Cuplikan Tuturan A4:
P:
“Hallo Buk.. wah kok serius tenan nonton tv ne.”
MT : “Iya, piyé Pak”
Iya, ada apa Pak? P :
“Kasur arep dinehke ngendi? Iki rep udan” Kasur nya ditaruh mana? Ini mau hujan
MT : “Dinehke ruang tengah wae Pak”Diletakkan ruang tengah saja Pak
Konteks : Tuturan terjadi di ruang keluarga ketika mitra tutur sedang menonton tv. Penutur merupakan seorang Guru SMP, berjenis kelamin laki-laki yang berusia 52 tahun. Mitra tutur
adalah istri dari penutur yang berusia 50 tahun. Penutur memberi salam kepada mitra tutur dengan maksud ingin bertanya kepada mitra tutur.
Tuturan dengan kode A4 tersebut, merupakan wujud basa-basi yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Tuturan tersebut terjadi pada siang hari di ruang
keluarga. Penutur merupakan seorang Guru SMP, berjenis kelamin laki-laki yang