lebih besar daripada harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak satu tabletpun menyimpang dari bobot rata-ratanya, dengan persentase
penyimpangan lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom B Tabel IV
Tabel IV. Keseragaman Bobot Tablet Bobot rata-rata
Penyimpangan bobot rata-rata A
B ≤ 25 mg
15 30
26-150 mg
10 20
151-300 mg 7,5
15
300 mg
5 20
Depkes RI, 1979 d.
Pembuatan suspensi glibenklamid 0,1125 mgmL. Timbang sebanyak 20 tablet glibenklamid dan gerus hingga homogen. Timbang 25 mg serbuk
glibenklamid, larutkan dengan CMC 1 dalam labu takar 10 mL sampai batas tanda sebagai larutan stok glibenklamid. Supensi glibenklamid dengan
konsentrasi 0,1125 mgmL dibuat dengan mengambil 0,45 mL larutan stok, larutkan dengan aquadest dalam labu ukur 10 mL hingga batas tanda.
e. Penentuan dosis glibenklamid. Dosis glibenklamid untuk manusia 70 kgBB
yaitu 5 mg, sehingga dosis untuk tikus yaitu: faktor konversi manusia ke tikus = 0,018
5 mg × 0,018 = 0,09mg200gBB = 0,45mgkgBB
6. Orientasi waktu pemberian glibenklamid
Orientasi dilakukan dengan menggunakan dua belas ekor tikus yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok 15, 30, dan 45 menit sebelum
UTGO. Masing-masing kelompok terdiri dari empat ekor tikus, dimana dua ekor
tikus mendapat perlakuan kontrol positif suspensi glibenklamid 0,45mgkgBB dan pembebanan glukosa 0,45mgkgBB dan dua ekor tikus mendapat perlakuan
kontrol negatif CMC 1 bv dan pembebanan glukosa 0,45mgkgBB. Semua pemberian dilakukan dilakukan secara peroral kemudian dilakukan
UTGO dengan memberikan larutan glukosa monohidrat 15 bv dosis 1,75 mgkgBB. Pengambilan darah dilakukan sesaat sebelum UTGO sebagai menit ke-
0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, dan 240 setelah UTGO. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar glukosa darah dengan metode GOD-
PAP dan dibuat kurva UTGO serta perhitungan harga LDDK
0-240
. Penentuan waktu pemberian glibenklamid berdasarkan pada nilai LDDK
0-240
kontrol positif terkecil.
7. Orientasi waktu pemberian jus buncis
Penetapan waktu pemberian jus buncis mengikuti waktu yang diperoleh dari hasil orientasi penetapan waktu pemberian glibenklamid.
8. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap pola searah, yaitu tiga puluh ekor tikus dibagi secara acak menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri
dari lima ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dalam laboratorium dengan kondisi yang sama, jauh dari kebisingan dan dihindarkan dari stress selama 7 hari.
Sebelum diberi perlakuan, masing-masing kelompok dipuasakan selama 10-16 jam dengan tetap diberi minum ad libitum, lalu diberi perlakuan sebagai berikut:
a. Kelompok I yaitu pemberian CMC 1 bv kontrol normal.