dehidrasi menimbulkan rasa haus pada penderita DM dan badan berusaha untuk mengatasinya dengan banyak minum air Handoko dan Suharto, 1995.
c. Polifagi banyak makan Penderita DM mengalami kekurangan pasokan glukosa dalam sel-sel
tubuh, meskipun kadar glukosa dalam darah tinggi. Pemenuhan kebutuhan glukosa dalam sel dilakukan dengan ekskresi cadangan glukosa, yang diiringi
dengan hilangnya empat kalori untuk tiap gram glukosa yang diekskresi. Tubuh menerima sinyal terkait rasa lapar akibat berkurangnya cadangan glukosa dan
kalori dalam tubuh. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa lapar pada penderita DM Lanywati, 2001.
3. Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association 2010, DM diklasifikasikan menjadi 4 tipe, antara lain:
a. Diabetes Mellitus Tipe 1 DMT1 DMT1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel
β Langerhans yang disebabkan oleh reaksi autoimun yang menyebabkan defisiensi sekresi insulin,
dan ada juga yang bersifat idiopatik tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Sekresi glukagon yang berlebihan juga ditemukan pada penderita DMT1, dimana
pada kondisi normal, hiperglikemia akan menurunkan sekresi glukagon. Pada kasus DMT1 sekresi glukagon tetap tinggi seiring terjadinya hiperglikemia,
sehingga memperparah kondisi hiperglikemia. Walaupun bentuk diabetes ini kebanyakan terjadi pada anak-anak dan remaja, namun tipe ini dapat terjadi juga
pada semua umur. Biasanya penderita DMT1 diberi insulin eksogen untuk
memperbaiki katabolisme,
mencegah ketoasidosis,
dan menurunkan
hiperglukagonemia, serta menurunkan kadar glukosa darah. b. Diabetes Mellitus Tipe 2 DMT2
DMT2 merupakan suatu penyakit akibat ketidakmampuan tubuh untuk merespon dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan oleh pankreas
resistensi insulin. Penderita DMT2 mengalami kerusakan sel beta pankreas yang disebabkan oleh adanya oksidasi radikal bebas, yang menyebabkan penurunan
sekresi hormon insulin, baik dari segi jumlah maupun kualitas. DMT2 merupakan jenis diabetes yang paling sering ditemukan, diperkirakan 90 dari seluruh
penderita DM di Indonesia. Sebagian besar DMT2 disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi junk food, minuman beralkohol, dan jarang
berolahraga. Penderita DMT2 tidak membutuhkan insulin untuk pengobatan. c. Diabetes Mellitus Gestasional DMG
DMG merupakan nama lain dari DM dalam masa kehamilan. DMG merupakan suatu kondisi kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan
resistensi insulin, yang umumnya dijumpai pada trimester kedua atau ketiga. Faktor risiko GDM yang utama yaitu faktor genetik dan obesitas. Wanita yang
memiliki sejarah keluarga positif DM, dianjurkan untuk menjalani skrining pada minggu 24-48 usia kehamilannya. Deteksi awal ini sangat penting karena dapat
mengurangi angka kelahiran bayi abnormal dan kematian bayi. d. Diabetes Mellitus Bentuk Lain
DM bentuk lain merupakan diabetes yang berkaitan dengan penyakit- penyakit lain seperti penyakit eksokrin pankreas, defek genetik fungsi sel beta,