108
4. Responden D
Tabel 4.7. Coding tahapan problem solving responden D D: Responden D
P: Peneliti
No. Pernyataan
Gambar Pengerjaan Responden Kode
Tahapan Problem
Solving
1 I
D : {responden membaca soal} D :{responden menulis besaran-besaran yang diketahui dari soal seperti pada
gambar 4.34 }
D : ”Berarti diketahui massa es nya itu 245kg, ya tho. Dengan T awalnya itu -5
C. Terus kemudian dicampur dengan air. Berarti massa air itu 5,6 kg. Suhu awal
air nya itu 6 C,T
airnya.” D
: ”Nah, sedangkan diketahui panas jenis air, berarti ,
sedangkan dan panas laten, panas laten itu L ya kalau ga
salah hehehe. Aku lupa hehehe . Kayaknya sih iya .”
Gambar 4.34 Besaran yang diketahui 1.1
1.2
2 I
D : ”Dah tho, terus selidikilah wujud akhir dari es dan air pada keadaan akhir
sistem. Selidikilah wujud akhir, berarti yang ditanya pertama itu, {sambil menulis seperti pada gambar 4.35
} Wujud akhir dari es dan air. Terus berapa suhu akhir sistem?”
Gambar 4.35 Pertanyaan soal 1.3
109
3 I
D : ”Nah terus gimana ngerjainnya?”
D : ”Aku lupa e hehehe. Kalau ga salah sih gini, itu kan kita tahu kalor yang
dibutuhkan itu kan tapi ini kan suhu campuran haduh… {sambil
menuliskan persamaan seperti tampak pada gambar 4.36 }.”
Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu 1.4
2.4
4 I
D : ”Sek bentar. Peristiwa pertama, itu kan aku punya es. , ya ga sih
rumusnya itu tu? Ini kesetimbangan termal tho?”
P : ”Menurut mu bagaimana?”
D : ”Soalnya itu dia, berapa suhu akhir. Berarti sebenarnya yang mau dicari itu
kesetimbangan termal dia. Jadi suhu akhir ketika es dicampur sama air itu berapa?”
P : ”Terus?”
D : ”Ya kalau kesetimbangan termal sih setau ku , kayaknya sih gitu.”
5 I
D : ”{responden membaca ulang pertanyaan soal} Berapa suhu akhir.”
6 I
D : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.37} D
: ”Berarti . Ehmmmm…. Lah , gimana dong? Ini massa es
nya 245, berarti pake rho es. Rho es itu kan 0,5. nya….. Ooo nya itu
berarti T awal, apa tadi. T awal es nya itu tadi -5. Oh di sini -5. Heh salah salah salah,
tho sama dengan di sini massa nya 5,6 di kali rho air nya 1, nya
. Berarti di sini 245 kali 0,5 kali sama dengan 5,6 kali
1 kali, nya ga tau,
, nya berapa tadi, T air nya 6.”
D : ”Itu berarti 245 di kali 0,5. 122,5
berarti 5,6 . Kayaknya
sih gini. Berarti, 122,5 ditambah 61,25 sama dengan 5,6
min 33,6. Berarti, 122,5
ditambah 5,6 sama dengan -33,6 -61,25. Hah? Kok minus? 128,1
sama dengan -94,85. .”
Gambar 4.37 Perhitungan suhu akhir campuran 3.2
3.4 4.1
4.4
7 I
D : ”Loh? Kok ? haduhh.”
5.2
110
8 I
P : ”Gimana? Salahnya di mana?”
D : ”Sek…sek.. kalau suhu akhir, berarti tu kan massa 1 ditambah massa 2.
Berarti itu harusnya karna kan tadi dicampur. Berapa suhu akhir dari
es dan air?” 9
I D
: ”Ehmmm…. Sek tak baca soalnya lagi. {re sponden membaca ulang soal}” D
: ”Sebongkah es massanya sekian, dia punya suhu minus sekian, terus es nya itu kan dicampur sama air. Air nya itu massa nya sekian, berartikan
. Suhunya tu sekian. Jika airnya segitu, terus panas jenisnya segitu, panas
latennya segitu. Nah selidikilah wujud akhir.” 10
I D
: ”Berarti aku punya tak tambah sama
. Sek…sek…rho itu panas jenis apa apa massa jenis ya? Ya bener panas jenis. Berarti aku punya
, aku juga punya
, lalu . Gimana tho? Haduuuhh… sek, aku bingung beneran ini ni.”
11 I
P : ”Gimana sudah puas dengan pemahaman soalnya?”
D : ”Belum belum belum. Ada yang kurang kayaknya.”
12 I
D : ”Eeee… tapi kan harusnya massa nya itu dijumlahkan. Bener kok tapi masak
iya sih suhu akhirnya ? Ehm…. Terus itu kan ada panas laten, lah terus
buat apa?” 13
I P
: ”Alur kejadiannya gimana sih itu seharusnya?” D
: ”Panas laten itu kan, kalau ketika dia berubah wujud itu dia tidak mengalami perubahan suhu makanya itu tu disebut panas latennya. Terus buat apa dong?
Aku lupa a.”
111 Tabel.4.8. Kategori kognitif responden D
D: responden D P: peneliti
No. Pernyataan Responden
Keterangan Proses Kognitif
Kategori Kognitif
1 Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu
- Responden D menuliskan persamaan-persamaan
panas dengan benar. Mengingat kembali
Mengingat
Gambar 4.34 Besaran yang diketahui -
Responden D menuliskan simbol yang sesuai untuk besaran-besaran yang diketahui dari soal
Mengenali
112
2
Gambar 4.38 Substitusi nilai pada persamaan asas black D
: ”Berarti . Ehmmmm…. Lah , gimana
dong? Ini massa es nya 245, berarti pake rho es. Rho es itu kan 0,5.
nya….. Ooo nya itu berarti T awal, apa tadi. T awal es nya itu tadi -5. Oh di sini -5. Heh salah salah salah,
tho sama dengan di sini massa nya 5,6 di kali rho air nya 1,
nya . Berarti di sini 245 kali 0,5 kali
sama dengan 5,6 kali 1 kali, nya ga tau,
, nya berapa tadi, T air nya 6.”
- Responden D mengelompokkan persamaan
panas perubahan suhu untuk es di ruas kiri dan panas berubahan suhu untuk air di ruas kanan.
Mengklasifikasikan Memahami
3
Gambar 4.38 Substitusi nilai pada persamaan asas black -
Responden D memaksa mengunakan persamaan panas yang familiar ke persamaan asas black
untuk menjawab soal yang tidak familiar. Mengeksekusi
Mengaplikasikan
Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden D
Tahapan problem solving responden D dapat diidentifikasi mencakup tahap-tahap: 1 fokus pada masalah, 2 deskripsi secara fisika, 3 merencanakan
solusi, 4 mengeksekusi rencana, dan 5 mengevaluasi. Meskipun demikian, tampak bahwa responden D gagal memahami soal dengan baik. Beberapa
subtahapan problem solving menurut model Minnesota tidak terindentifikasi di tahapan problem solving responden D. Alur tahapan problem solving responden D
secara keseluruhan disajikan dalam bentuk flowchart seperti pada gambar 4.39 di akhir pembahasan responden D ini.
Proses kognitif responden D dalam menyelesaikan soal penelitian ini sangat terbatas. Proses kognitif responden D yang bisa teridentifikasi yaitu
kategori mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Kategori mengingat meliputi proses kognitif mengenali dan mengingat kembali. Kategori memahami
hanya meliputi proses kognitif mengklasifikasikan. Kategori mengaplikasikan terbatas pada proses kognitif mengeksekusi. Semua kategori yang dapat
teridentifikasi dari responden D termasuk kemampuan berpikir tingkat rendah low order thinking skills.
Responden D membaca soal untuk memahaminya. Responden D memahami soal sebagai proses pencampuran antara es dan air. Pernyataan ini
menunjukkan tahapan problem solving kode 1.1. Responden D tidak menggambarkan suatu sketsa apapun. Responden D langsung menuliskan
informasi besaran-besaran yang diketahui dari soal disertai dengan simbol- simbolnya. Namun, terdapat satu besaran yang simbolnya salah. Responden D
memberi simbol panas jenis dengan . Simbol tersebut seharusnya untuk besaran
massa jenis. Langkah menuliskan besaran yang diketahui dapat diidentifikasi ke dalam tahapan problem solving kode 1.2. Proses menuliskan simbol yang sesuai
untuk besaran-besaran yang diketahui dari soal termasuk dalam kategori mengingat
khususnya proses kognitif mengenali. D : {responden membaca soal}
D :{responden menulis besaran-besaran yang diketahui dari soal seperti pada gambar 4.34
} D
: ”Berarti diketahui massa es nya itu 245kg, ya tho. Dengan T awalnya itu -5
C. Terus kemudian dicampur dengan air. Berarti massa air itu 5,6 kg. Suhu awal air nya itu 6
C,T a
irnya.” D
: ”Nah, sedangkan diketahui panas jenis air, berarti ,
sedangkan dan panas laten, panas laten itu L ya
kalau ga salah hehehe. Aku lupa hehehe . Kayaknya sih iya .”
Gambar 4.34 Besaran yang diketahui Responden D menyatakan dan menuliskan pertanyaan soal tanpa memberi
simbol untuk besaran yang ditanya tersebut. Langkah ini termasuk tahapan problem solving
kode 1.3. Pertanyaan soal dituliskan responden seperti tampak pada gambar 4.35 di bawah ini.
D : ”Dah tho, terus selidikilah wujud akhir dari es dan air pada keadaan
akhir sistem. Selidikilah wujud akhir, berarti yang ditanya pertama itu, {sambil menulis seperti pada gambar 4.35} Wujud akhir dari es dan
air. Terus berapa suhu
akhir sistem?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.35 Pertanyaan soal Responden D tampak sedikit bingung mengerjakan soal. Responden D
memilih pendekatan dengan menuliskan persamaan panas perubahan wujud. Responden D beranggapan bahwa peristiwa tersebut adalah peristiwa
kesetimbangan termal. Langka memilih pendekatan ini termasuk tahapan problem solving
kode 1.4 dan 2.4. Proses menuliskan persamaan panas dengan benar seperti gambar 4.36, termasuk kategori mengingat khususnya proses kognitif
mengingat kembali .
D : ”Nah terus gimana ngerjainnya?”
D : ”Aku lupa e hehehe. Kalau ga salah sih gini, itu kan kita tahu kalor
yang dibutuhkan itu kan tapi ini kan suhu campuran
haduh… {sambil menuliskan persamaan seperti tampak pada gambar 4.36
}.”D: sek bentar. Peristiwa pertama, itu kan aku punya es. , ya ga sih rumusnya itu tu? Ini kesetimbangan termal tho?
D : ”Sek bentar. Peristiwa pertama, itu kan aku punya es. , ya ga
sih rumusnya itu tu? Ini kesetimbangan termal tho?” P
: ”Menurut mu bagaimana?” D
: ”Soalnya itu dia, berapa suhu akhir. Berarti sebenarnya yang mau dicari itu kesetimbangan termal dia. Jadi suhu akhir ketika es dicampur
sama air itu berapa?” P
: ”Terus?” D
: ”Ya kalau kesetimbangan termal sih setau ku , kayaknya sih gitu.”
Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu Responden D langsung menggunakan persamaan seperti pada gambar
4.37. Langkah ini termasuk tahapan problem solving kode 3.2. Ketika menuliskan persamaan panas perubahan suhu, responden D tidak memberi indeks keterangan
pada tiap besaran yang terlibat. Jika diperhatikan, ruas kiri adalah ruas untuk es dan ruas kanan adalah ruas untuk air. Proses mengelompokkan seperti ini
termasuk kategori memahami khususnya proses kognitif mengklasifikasikan. Responden D langsung memasukkan nilai tiap besaran ke dalam persamaan tanpa
mengikutsertakan satuan. Tampak pula responden D tidak mengkonversi satuan massa es dan air ke gram. Langkah responden memasukkan nilai tiap besaran,
termasuk dalam tahapan problem solving kode 4.1. Responden menurunkan persamaan setelah nilai setiap besaran dimasukkan. Langkah ini termasuk tahapan
problem solving kode 3.4. Responden melakukan perhitungan sampai didapat
nilai suhu akhir campuran. Langkah ini termasuk tahapan problem solving kode 4.4.
D : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.37} D
: ”Berarti . Ehmmmm…. Lah , gimana dong? Ini
massa es nya 245, berarti pake rho es. Rho es itu kan 0,5. nya…..
Ooo nya itu berarti T awal, apa tadi. T awal es nya itu tadi -5. Oh di
sini -5. Heh salah salah salah, tho sama dengan di sini massa
nya 5,6 di kali rho air nya 1, nya
. Berarti di sini 245 kali 0,5 kali
sama dengan 5,6 kali 1 kali, nya ga tau,
, nya berapa tadi, T air nya 6.”
D : ”Itu berarti 245 di kali 0,5. 122,5
berarti 5,6 .
Kayaknya sih gini. Berarti, 122,5 ditambah 61,25 sama dengan 5,6
min 33,6. Berarti, 122,5 ditambah 5,6
sama dengan -33,6 -61,25. Hah? Kok minus? 128,1
sama dengan -94,85. .”
Gambar 4.37 Perhitungan suhu akhir campuran Nilai suhu akhir yang didapat yaitu
. Bagian ini menunjukkan tahapan problem solving kode 5.2. Responden D tidak yakin dengan hasil
temuannya. Responden D tidak bisa memberikan alasan yang rasional D
: ”Loh? Kok ? haduhh.” Responden D tampak mencoba memahami ulang soal. Responden D
malah berpikiran untuk menjumlahkan massa es dan massa air karena peristiwa tersebut adalah pencampuran. Tampak tanda-tanda bahwa responden D tidak
memahami maksud soal dengan baik. Responden D masih tetap tidak menyadari bahwa simbol panas jenis yang digunakan adalah salah
P : ”Gimana? Salahnya di mana?”
D : ”Sek…sek.. kalau suhu akhir, berarti tu kan massa 1 ditambah massa
2. Berarti itu harusnya karna kan tadi dicampur. Berapa suhu
akhir dari es dan air?” D
: ”Ehmmm…. Sek tak baca soalnya lagi. {responden membaca ulang soal
}” D
: ”Sebongkah es massanya sekian, dia punya suhu minus sekian, terus es nya itu kan dicampur sama air. Air nya itu massa nya sekian,
berartikan . Suhunya tu sekian. Jika airnya segitu, terus panas
jenisnya segitu, panas latennya segitu. Nah selidikilah wujud akhir.”
D : ”Berarti aku punya
tak tambah sama . Sek…sek…rho itu panas
jenis apa apa massa jenis ya? Ya bener panas jenis. Berarti aku punya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
, aku juga punya , lalu
. Gimana tho? Haduuuhh… sek, aku bingung beneran ini ni.”
Responden D menyadari ada yang kurang yaitu panas laten. Namun, responden D tidak tahu kegunaan panas laten yang diberikan dalam soal. Pada
akhirnya responden D tetap tidak bisa memperoleh jawaban yang benar. Responden D mengakui bahwa ia lupa tentang konsep perubahan wujud.
P : ”Gimana sudah puas dengan pemahaman soalnya?”
D : ”Belum belum belum. Ada yang kurang kayaknya.”
D : ”Eeee… tapi kan harusnya massa nya itu dijumlahkan. Bener kok tapi
masak iya sih suhu akhirnya ? Ehm…. Terus itu kan ada panas
laten, lah terus buat apa?” P
: ”Alur kejadiannya gimana sih itu seharusnya?” D
: ”Panas laten itu kan, kalau ketika dia berubah wujud itu dia tidak mengalami perubahan suhu makanya itu tu disebut panas latennya.
Terus buat apa dong? Aku lupa a.”
Masalah yang menyebabkan responden D tidak bisa mendapatkan jawaban yang benar, sama persis dengan yang dialami responden C.
Responden D tidak bisa sampai berpikir analitis
. Masalah diperparah karena responden D lupa tentang konsep perubahan wujud. Gambar 4.37 menunjukkan
bahwa responden D mengabaikan persamaan panas perubahan wujud. Responden D hanya melibatkan panas perubahan suhu. Oleh karena responden D
beranggapan bahwa terjadi peristiwa kesetimbangan termal, spontan persamaan yang digunakan pun seperti yang tampak pada gambar 4.37.
Responden D memaksakan persamaan seperti yang ia tulis di gambar 4.37 untuk menyelesaikan soal ini. Responden D juga menggunakan strategi pattern-
matching seperti yang dilakukan responden C. Proses kognitif yang terlibat
hanya sebatas kategori mengaplikasikan khususnya proses kognitif
mengeksekusi. Kategori ini tergolong kemampuan berpikir tingkat rendah Low Order Thinking Skills
Gambar 4.39 di halaman selanjutnya adalah flowchart tahapan problem solving
yang ditempuh responden D saat menyelesaikan soal. Tahapan problem solving
responden D sangat sederhana. Peneliti menemukan bahwa terdapat beberapa tahapan problem solving model Minnesota yang bisa teridentifikasi pada
tahapan problem solving milik responden D. Beberapa subtahapan problem solving
model Minnesota tidak ditemukan pada tahapan problem solving responden D.
Gambar 4.39 Flowchart tahapan problem solving responden D PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rangkuman Pembahasan Keempat Responden
Tabel 4.9 Rangkuman Pembahasan Keempat Responden
N o.
Responden Proses Problem
Solving Proses Kognitif
Ketercapaian
1 A
a. Tidak urut sesuai
model Minnesota b.
Tahapan problem solving
responden A ditunjukkan pada
gambar 4.20 a.
Kategori Mengingat: mengingat kembali dan mengenali.
b. Kategori Memahami: menafsirkan,
mengklasifikasikan , menyimpulkan,
membandingkan , dan menjelaskan.
c. Kategori Mengaplikasikan: mengeksekusi
dan mengimplementasikan. d.
Kategori Menganalisis: membedakan dan mengorganisasi
. e.
Kategori Mengevaluasi: memeriksa. Berhasil
mendapat jawaban benar
2 B
a. Tidak urut sesuai
model Minnesota b.
Tahapan problem solving
responden B ditunjukkan pada
gambar 4.28 a.
Kategori Mengingat: mengingat kembali dan mengenali.
b. Kategori Memahami: menafsirkan,
mengklasifikasikan , menyimpulkan,
membandingkan , dan menjelaskan.
c. Kategori Mengaplikasikan: mengeksekusi
dan mengimplementasikan. d.
Kategori Menganalisis: membedakan dan mengorganisasi
. e.
Kategori Mengevaluasi: memeriksa. Berhasil
mendapat jawaban benar
3 C
a. Tidak urut sesuai
model Minnesota b.
Tahapan problem solving
responden C ditunjukkan pada
gambar 4.32 a.
Kategori Mengingat: mengingat kembali dan mengenali.
b. Kategori Memahami: mengklasifikasikan,
menyimpulkan , dan menjelaskan.
c. Kategori Mengaplikasikan: mengeksekusi.
Tidak berhasil mendapat
jawaban benar
4 D
a. Tidak urut sesuai
model Minnesota b.
Tahapan problem solving
responden D ditunjukkan pada
gambar 4.38 a.
Kategori Mengingat: mengingat kembali dan mengenali.
b. Kategori Memahami: mengklasifikasikan.
c. Kategori Mengaplikasikan:
mengimplementasikan .
Tidak berhasil mendapat
jawaban benar
Dari tabel 4.9 tampak bahwa tahapan problem solving responden tidak semata- mata menentukan keberhasilan mendapatkan jawaban benar. Keberhasilan
responden mendapat jawaban benar tergantung proses kognitif yang terlibat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan