Perubahan Wujud Zat Materi Perubahan Wujud Zat

ditambahkan pada bahan tersebut untuk menyebabkan suatu perubahan suhu Serway dan John, 2010: 42. Persamaan 2.1 berlaku jika terdapat perubahan suhu.

2. Asas Black

Ketika dua benda berbeda suhu saling bersentuhan, maka benda bersuhu lebih tinggi akan melepaskan energi ke benda bersuhu lebih rendah. Akibatnya suhu benda yang tadinya tinggi akan turun dan suhu benda yang tadinya rendah akan naik sampai suhu kedua benda menjadi sama. Keadaan saat suhu kedua benda bernilai sama disebut kesetimbangan termal Serway dan John, 2010: 4. Pada peristiwa tersebut berlaku hukum kekekalan energi. Menurut hukum kekekalan energi, total kalor yang dipindahkan, baik ke dalam atau keluar dari sistem benda yang saling berinteraksi tersebut adalah nol Giancoli, 2014: 489. Secara matematis dituliskan sebagai berikut, 2.2 atau persamaan 2.2 dapat dijabarkan menjadi seperti persamaan 2.3. 2.3 Bentuk lain dari persamaan 2.3 yang sering dijumpai yakni, 2.4 Persamaan 2.4 juga dikenal sebagai persamaan asas Black

3. Perubahan Wujud Zat

Suatu zat sering kali berubah suhunya ketika ada energi yang dipindahkan pada zat tersebut. Akan tetapi, ada beberapa keadaan di mana perpindahan energi tidak menghasilkan perubahan suhu pada zat tersebut. Kasus ini terjadi saat zat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain. Peristiwa ini disebut perubahan wujud atau perubahan fase Serway dan John, 2010: 47. Ketika benda berubah wujud dari padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas, sejumlah energi tertentu terlibat dalam perubahan wujud ini Giancoli, 2014: 491. Jika es dipanasi diberi kalor, beberapa waktu kemudian es berubah wujud menjadi air, dan selanjutnya air berubah wujud menjadi uap. Demikian pula jika uap air didinginkan. Beberapa waktu kemudian uap air berubah wujud menjadi air, dan selanjutnya air akan berubah wujud menjadi es Kanginan, 2013: 332. Jumlah energi yang dipindahkan selama perubahan wujud tergantung pada jumlah zatnya. Jika energi sebesar Q dibutuhkan untuk mengubah wujud zat bermassa m, perbandingan L = Qm menunjukkan karakteristik termal zat. Besaran L disebut juga dengan kalor laten zat. Nilai L suatu zat berbeda dengan zat lainnya tergantung pada sifat alamiah perubahan wujudnya, yang juga merupakan karakteristik zat. Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa energi yang dibutuhkan untuk mengubah wujud suatu zat bermassa m mengikuti persamaan 2.5. 2.5 Persamaan 2.5 berlaku ketika terjadi perubahan wujud dari padat ke cair, cair ke padat, cair ke gas, ataupun gas ke cair. Untuk perubahan dari padat ke cair mencair, istilah yang dipakai adalah kalor laten peleburan. Simbolnya adalah . Jika perubahannya dari cair ke padat membeku, istilahnya diganti menjadi kalor laten pembekuan. Nilai dan simbol dari kalor laten peleburan sama dengan kalor laten pembekuan. Untuk air, perubahan wujud dari cair ke padat ataupun padat ke cair terjadi pada suhu . Suhu ini disebut titik beku air. Untuk perubahan dari cair ke gas menguap, istilah yang dipakai adalah kalor laten penguapan. Simbolnya adalah . Jika perubahannya dari gas ke cair mengembun, istilahnya diganti menjadi kalor laten pengembunan. Nilai dan simbol dari kalor laten penguapan sama dengan kalor laten pengembunan. Untuk air, perubahan wujud dari cair ke gas ataupun gas ke cair terjadi pada suhu . Suhu ini disebut titik didih air. Perlu diperhatikan bahwa untuk satu jenis zat misal air, nilai dari berbeda dengan . Gambar 2.2 Grafik perubahan wujud Untuk memahami peran kalor laten dalam perubahan wujud, perhatikan energi yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg es bersuhu menjadi uap air . Gambar 2.2 di atas menunjukkan hasil eksperimen yang diperoleh saat energi ditambahkan secara berangsur- angsur pada es. Bagian A . Pada kurva ini terjadi perubahan suhu. Suhu es berubah dari menjadi . Jika kalor jenis es adalah maka jumlah energi yang harus diberikan pada es mengikuti persamaan 2.6. 2.6 Bagian B . Pada kurva ini terjadi perubahan wujud. Untuk mengubah es bersuhu menjadi air bersuhu diperlukan energi yang besarnya mengikuti persamaan 2.7. 2.7 Bagian C . Pada kurva ini terjadi perubahan suhu. Suhu air berubah dari menjadi . Jika kalor jenis air adalah , maka besarnya energi yang harus diberikan pada air mengikuti persamaan 2.8. 2.8 Bagian D . Pada kurva ini terjadi perubahan wujud. Untuk mengubah air bersuhu menjadi uap air bersuhu , diperlukan energi yang besarnya mengikuti persamaan 2.9. 2.9 30 BAB III METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL Profil Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pythagoras Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 3 16

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PYTHAGORAS DITINJAU DARI Profil Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pythagoras Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 4 13

PENDAHULUAN Profil Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pythagoras Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 8 5

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERBANDINGAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA Profil Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

1 4 15

PENDAHULUAN Profil Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 2 7

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERBANDINGAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA Profil Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 4 15

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL POKOK BAHASAN IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL POKOK BAHASAN DALIL PYTHAGORAS ( Siswa kelas VI SDN II Jatisari Jatisrono Wonogiri.

0 3 13

Identifikasi proses kognitif siswa SMA dalam menyelesaikan soal Fisika tentang usaha dan energi : sebuah studi kasus.

0 3 141

Investigasi Proses Visualisasi Matematis: Studi Kasus Siswa Field- Independent Dalam Menyelesaikan Soal Non-Kontekstual

0 0 7

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI KUBUS DAN BALOK

0 2 7