Keterampilan proses LANDASAN TEORI

dialami sendiri, siswa mampu mampu menemukan dan mengembangkan sendiri pengetahuannya. Dengan keterampilan proses ini, siswa akan lebih mengenal IPA bahwa bukan hanya sekedar produk ilmiah, melainkan proses didalamnya. Menurut Trianto 2012, terdapat beberapa peranan dari keterampilan proses sains, yaitu:  Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya.  Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.  Meningkatkan daya ingat siswa.  Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu.  Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains. Semiawan 1985 juga menjelaskan alasan pentingnya keterampilan proses, diantaranya adalah sebagai berikut:  Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.  Anak-anak memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh yang konkret, contoh yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi.  Ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100, penerapannya bersifat relatif.  Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dari dalam diri siswa. Dengan menggunakan keterampilan proses akhirnya akan terjadi interaksi antara konsep, prinsip maupun teori yang telah ditemukan atau dikembangkan dengan pengembangan keterampilan proses sains. Akibat dari interaksi tersebut akan timbul sikap dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Nilai ini meliputi: teliti, kreatif, tekun, tanggung jawab, tenggang rasa, kritis, objektif, rajin, jujur, terbuka dan disiplin. Dengan pengembangan keterampilan proses dalam pembelajaran sains, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, serta menumbuhkan sikap dan mengembangkan nilai yang dituntut Trianto, 2012. Berdasarkan uraian diatas maka perlu melatihkan keterampilan proses sains kepada siswa. Siswa menguasai keterampilan proses sains jika dalam pembelajaran guru melatih siswa menerapkan keterampilan proses sains. Guru melatihkan keterampilan proses kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran. Agar guru dapat melatihkan keterampilan proses sains kepada siswa, maka guru harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang sains serta terampil dalam melakukan kerja ilmiah. Guru harus menguasai dan mempunyai keahlian dalam keterampilan proses sains sehingga mampu melatihkan keterampilan proses sains siswa melalui proses pembelajaran. 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Metode survey merupakan metode penelitian untuk memperoleh informasi tentang variabel yang diteliti dengan menggunakan instrumen seperti kuesioner, wawancara, atau observasi Prastowo, 2011: 177. Penelitian ini akan mencari data untuk menentukan sifat-sifat tertentu pada individu. Hasil penelitian ini hanya sebatas pada individu yang diteliti, yaitu pada guru-guru IPA sekolah menengah yang diteliti. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada keadaan-keadaan yang ada diluar kasus yang diteliti.

B. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 dan dilakukan di beberapa sekolah menengah yaitu sekolah menengah pertama SMP dan sekolah menengah atas SMA di kabupaten Nias Barat.

C. Tempat penelitian

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten di propinsi Sumatera Utara, yang disahkan pada tanggal 26 Mei 2009. Nias barat terdiri dari 8 kecamatan yaitu Mandrehe, Mandrehe Utara, Mandrehe Barat, Lolofitu Moi, Ulu Moro’o, Moro’o, Lahomi, dan Sirombu www.niasbaratkab.go.id. Berdasarkan data pada tahun 2015 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, jumlah sekolah menengah yang tersebar diberbagai tingkat pendidikan mulai dari SMPMTs, SMAMA, dan SMK di Kabupaten Nias Barat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Jumlah sekolah menengah yang tersebar pada setiap kecamatan di kabupaten Nias Barat No Kecamatan Jumlah Total SMPMTS SMAMA SMK 1 Lahomi 3 1 2 6 2 Lolofitu Moi 4 2 1 7 3 Mandrehe 8 3 2 13 4 Mandrehe Barat 3 - 2 5 5 Mandrehe Utara 5 2 2 9 6 Moro’o 6 1 1 8 7 Sirombu 6 2 - 8 8 Ulu Moro’o 3 1 1 5 Jumlah 38 12 11 61 Fasilitas pendukung terlaksananya pembelajaran di kabupaten Nias Barat belum memadai. Salah satu sarana pendukung terlaksananya pembelajaran IPA adalah laboratorium. Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan sekolah di kabupaten Nias Barat tidak mempunyai laboratorium. Tenaga pendidik yang profesional pada bidang IPA di kabupaten Nias Barat masih kurang. Penyebaran tenaga pendidik khususnya pada bidang IPA tidak merata di setiap sekolah. Terdapat sekolah yang tenaga pendidik mata pelajaran IPA yang tidak berlatar belakang pendidikan guru IPA seperti pendidikan matematika dan jurusan lainnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya guru yang berlatar belakang pendidikan IPA di kabupaten Nias Barat.