42
F. Bagan Hubungan
Harga Diri Religiusitas
Teman Sebaya Tinggi
1. Mampu menilai diri
sendiri, tidak tergantung pada kondisi eksternal
2. Menghargai diri, tidak
terpengaruh terhadap pendapat orang lain.
Mampu memahami keyakinan atau
agamanya dengan baik
1. Harga diri tinggi : tidak
mudah dipengaruhi oleh tekanan negatif teman
sebaya 2.
Religiusitas tinggi : memiliki pemahaman
agama yang baik Rendah
1. Tidak mampu menilai
diri 2.
Merasa diri tidak berharga
Tidak mampu memahami keyakinan
nya sendiri 1.
Harga diri rendah : mudah dipengaruhi oleh tekanan
negative teman sebaya 2.
Religiusitas rendah : mudah untuk mengikuti
keyakinan yang dimiliki oleh teman sebayanya
REMAJA dan PERILAKU BERISIKO PERILAKU SEKSUAL
PRANIKAH
Faktor Predisposing : Faktor Reinforcing :
1. Harga Diri
+ Teman Sebaya
2. Religiusitas
RENDAHNYA PERILAKU
SEKSUAL PRANIKAH
TINGGINYA PERILAKU
SEKSUAL PRANIKAH
43
G. Hipotesis
Ada korelasi negatif antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja, dimana bila remaja memiliki harga diri dan
religiusitas yang rendah maka ia memiliki kecenderungan yang besar untuk mempunyai perilaku seksual pranikah yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang mengolah data dalam bentuk angka. Penelitian
dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang dioleh dengan metode statistika Azwar, 2010.
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel Tergantung
: Perilaku Seksual Pranikah 2.
Variabel Bebas : Harga Diri dan Religiusitas
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Perilaku seksual pranikah : Perilaku seksual pranikah adalah segala
bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan sebelum menikah. Pengukuran tahapan dalam perilaku seksual
pranikah akan menggunakan skala perilaku seksual pranikah berdasarkan 10 tahapan perilaku seksual bebas menurut Purnawan
dalam Mertia dkk, 2008 yaitu fantasi seksual, pegangan tangan, cium kering, cium basah, meraba, berpelukan, masturbasi, oral sex, petting,
dan intercourse senggama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Harga diri : Harga diri adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu
terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain. Tinggi atau rendahnya harga diri seseorang akan diwakili oleh skor tingkat
harga diri yang akan diukur melalui skala pengukuran yang dibuat berdasarkan 3 aspek harga diri menurut Minchinton 1993 yaitu
perasan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan
dalam kaitannya dengan orang lain.
3. Religiusitas : Religiusitas merupakan suatu sistem nilai keberagamaan
atau sikap batin pribadi yang dianut oleh individu maupun kelompok yang didalam nya memuat aturan dan kewajiban serta dibutuhkan
pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Tinggi atau rendahnya tingkat religiusitas seseorang akan diwakili oleh skor
tingkat religiusitas yang akan diukur melalui skala pengukuran yang dibuat berdasarkan 5 dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark
dalam Ancok dan Nashori, 1995 yaitu keyakinan ideologis, penghayatan atau pengalaman eksperensial, peribadatan atau praktek
beragama ritualistik, pengetahuan agama intelektual, dan pengamalan konsekuensi.
46
D. Populasi dan Subjek Penelitan
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian Azwar, 2010. Maka populasi dalam penelitian ini
adalah individu dengan cirri-ciri sebagai berikut : a.
Remaja SMASMKsederajat dengan rentang usia 16 – 18
tahun. Menurut Kaplan 1997 usia remaja adalah dimulai pada usia 11
– 12 tahun dan berakhir pada usia 18 – 21 tahun. Dimana usia yang paling rentan dengan masalah seksual adalah
pada masa usia 17 tahun. Bagi kebanyakan remaja, pengalaman pertama mereka dalam perilaku seksual pranikah terjadi
diantara umur 16 dan 18 tahun Hurlock, 1967. b.
Remaja yang sedang berpacaran atau pernah berpacaran. BKKBN 2010 menyebutkan bahwa tiga kali lebih besar
faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual adalah: 1 Teman sebaya yaitu mempunyai
pacar, 2 Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah 3 Mempunyai teman yang mempengaruhi atau
mendorong untuk melakukan seks pranikah. 2.
Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah remaja SMASMK yang
berada di kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
rentangusia 16 – 18 tahun yang sedang berpacaran atau pernah
berpacaran. 3.
Metode Pengambilan Sampel Sehubungan dengan sampel yang akan diambil dalam
penelitian ini, maka teknik pengambilan sampel yang akan dipergunakan adalah probability sampling dengan metode purposive
sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki Azwar, 2010. Dalam penelitian ini
peneliti memilih lembaga sekolah secara acak untuk dijadikan sampel yang mewakili populasi.
E. Instrumen Penelitian
1. Skala Harga Diri
Untuk mendapatkan data yang diinginkan mengenai harga diri, peneliti menggunakan alat ukur yang telah peneliti susun sendiri
berdasarkan aspek-aspek pembentuk harga diri yaitu perasan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan dalam kaitannya
dengan orang lain. Oleh karena itu peneliti masih menguji validitas
dan reliabilitas skala harga diri ini. Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban yaitu :
Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai
berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI