19
dihormati.  Ia  menghormati  kebutuhan  dirinya  serta  mengakui
kebutuhan orang lain.
Individu  dengan  harga  diri  tinggi  dapat  terlihat  dari bagaimana  cara  seseorang  dalam  bentuk  rasa  penghormatan,
toleransi, kerja sama dan saling memiliki antara satu dengan yang lain.  Sedangkan,  individu  yang  memiliki  harga  diri  rendah  tidak
dapat  merasakan  arti  pentingnya  hubungan  interpersonal,  bersikap tidak toleran, kurang dapat bekerja sama, dan kurang rasa memiliki
antar satu sama lain.
B. RELIGIUSITAS
1. Pengertian Religiusitas
Fetze 1999 mendefinisikan religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan  pada  masalah  perilaku,  sosial,  dan  merupakan  sebuah
doktrin  dari  agama  maupun  golongan.  Karenanya  doktrin  yang  dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.
Menurut  Dister  1988,  religiusitas  adalah  sikap  batin  pribadi personal  setiap  manusia  di  hadapan  Tuhan  yang  sedikit  banyak
merupakan  misteri  bagi  orang  lain,  yang  mencakup  totalitas  ke  dalam pribadi manusia.
Gazalba dalam Ghufran, 2010 mengemukakan bahwa religiusitas umumnya  memiliki  aturan-aturan  dan  kewajiban-kewajiban  yang  harus
dipatuhi  dan  dilaksanakan  oleh  pemeluknya.  Kesemuanya  itu  berfungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mengikat  seseorang  atau  kelompok  orang  yang  dalam  hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Erika  2012  religiusitas  adalah  suatu  sistem  nilai  keberagamaan yang  menggambarkan  kesatuan  pandangan  antara  kebenaran  dan
keyakinan  agama,  penghayatan  dan  pemahaman  terhadap  ajaran  agama yang terpantul ke dalam sikap dan perilaku seseorang.
Religiusitas  didefinisikan  sebagai  manifestasi  seberapa  jauh individu  penganut  agama  meyakini  memahami,  menghayati,  dan
mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dalam semua aspek Djamaludin, 1995.
Jadi,  berdasarkan  beberapa  teori  dari  para  ahli  diatas  tentang religiusitas,  dapat  disimpulkan  bahwa  religiusitas  merupakan  suatu
sistem  nilai  keberagamaan  atau  sikap  batin  pribadi  yang  dianut  oleh individu  maupun  kelompok  yang  didalam  nya  memuat  aturan  dan
kewajiban  serta  dibutuhkan  pemahaman  dan  pengamalan  dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Religiusitas
Menurut  Partini,  S  dalam  Ramayulis,  2004  pembentukan  dan perubahan sikap keberagamaan dipengaruhi oleh dua faktor :
a. Faktor  internal  yaitu  berupa  kemampuan  menyeleksi  dan
mengolah  atau  menganalisis  pengaruh  yang  dating  dari  luar, termasuk disini minat dan perhatian.