B. Deskripsi Responden
Guru yang berada di sekolah swasta sebagian besar merupakan guru honorer ataupun guru yayasan. Hanya sebagian kecil guru yang memiliki
status kepegawaian pegawai negeri sedangkan di sekolah negeri sebagian besar guru ekonomi memiliki status kepegawaian sebagai pegawai negeri.
Keadaan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta berbeda. Dari jumlah siswa, sekolah negeri memiliki siswa yang lebih banyak dari pada
sekolah swasta. Input siswa di sekolah negeri lebih tinggi dari pada sekolah swasta. Namun jika dilihat dari tingkat pendidikan guru, rata-rata guru sudah
memiliki ijasah Sarjana S1 dan memiliki beban mengajar 24 jam per minggu. Masa kerja guru rata-rata di atas 10 tahun. Berkaitan dengan hal
tersebut membuat guru memiliki pemahaman yang baik terhadap standar penilian pendidikan.
Dari ketersediaan jumlah guru ekonomi, rata-rata sekolah negeri memiliki jumlah guru yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah
swasta. Hal tersebut disebabkan karena sekolah negeri rata-rata memiliki jumlah kelas yang lebih banyak daripada sekolah swasta sehingga
membutuhkan jumlah guru yang lebih banyak. Pada umumnya sekolah swasta memiliki sarana prasarana dibawah standar pelayanan minimal. Hanya
beberapa sekolah swasta yang bonafit saja yang telah memiliki sarana prasarana sangat mendukung. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber
dana yang tersedia dari sekolah tersebut. Berbeda dengan sekolah negeri
semua kebutuhan yang berkaitan dengan pembelajaran sudah dipenuhi oleh pemerintah.
Penelitian ini juga dilakukan melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP ekonomi kabupaten Sleman yang diadakan setiap satu
bulan sekali di sekolah-sekolah secara bergiliran. Dalam MGMP tersebut sering mendatangkan pembicara dan pemateri bekerja sama dengan beberapa
universitas, Perbankan, Bursa Efek Jakarta, Bank Indonesia, Kantor Perpajakan, Dinas Pendidikan, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan untuk
memberikan materi kepada guru ekonomi sehingga wawasan dan pengetahuan guru tersebut tentang materi pembelajaran ekonomi dapat selalu bertambah.
Di dalamnya terdapat berbagai kegiatan diantaranya penyusunan soal ulangan umum bersama, pembahasan soal-soal olimpiade, bedah Standar Kompetensi
Lulusan Ujian Nasional, Studi banding di beberapa SMA di daerah Semarang, Kunjungan Perusahaan, Studi Wisata dan sebagainya. Dalam kegiatan MGMP
tersebut juga dilaksanakan kegiatan penyusunan perangkat pembelajaran yang baik dan benar untuk kalangan interen. Hal tersebut dimaksudkan untuk
meringankan tugas guru dalam membuat administrasi pembelajaran. Dengan mendatangkan para ahli yang berasal dari beberapa universitas, guru bisa
melakukan tanya jawab terkaitr dengan materi yang belum dapat dikuasai dan dianggap sulit untuk disampaikan. Dengan adanya Musyawarah Guru Mata
Pelajaran tersebut, diharapkan guru mampu mendapatkan tambahan wawasan
yang lebih luas sehingga kualitas dan profesionalisme guru dapat meningkat dan diharapkan menjadi guru yangh berkompeten.
Penerapan standar penilaian yang dilakukan oleh guru ekonomi baik disekolah negeri maupun swasta sudah dilaksanakan secara baik sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam standar penilaian pendidikan untuk memberikan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki serta diharapkan mampu mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Guru ekonomi sudah membuat
administrasi pendidikan seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, pembuatan instrumen penilaian yang sesuai dengan keadaan siswa, melakukan
penilaian secara berkelanjutan dan objektif sehingga menggambarkan prestasi peserta didik yang sebenarnya. Dari data yang diperoleh, peneliti menemukan
bahwa sebagian besar guru ekonomi belum bisa membedakan penilaian dengan pengukuran. Ada beberapa standar penilaian yang belum dilaksanakan
oleh semua guru ekonomi seperti pemberian pre test dan post test disetiap pembelajaran. Sebagian besar guru ekonomi juga tidak melakukan analisis
butir soal yang merupakan bagian yang penting dalam penilaian secara rutin.
C. Deskripsi Data