Deskripsi Teori KAJIAN PUSTAKA

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Penilaian Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 17 . Penilaian assessment adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi rangkaian kemampuan peserta didik, penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Penilaian merupakan istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, 2004. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, serta memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek danatau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. Adapun prinsip penilaian menurut Badan Standar Nasional Pendidikan bahwasannya pelaksanaaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data yang sahih yang diperoleh melalui prosedur dan istrumen yang memenuhi persyaratan dengan mendasarkan diri pada prinsip-prinsip: a. Mendidik, yaitu proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian, kriteria penilaian ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan seara transparan dan diketahui oleh pihak-pihak terkait secara objektif. c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai yang terdiri dari ranah pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, sikap, dan nilai afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam melakukan penilaian kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam proses pembelajaran. e. Objektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai. f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa. g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus sepanjang rentang waktu pembelajaran. h. Adil, bahwa dalam proses penilaian tidak ada siswa yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial, ekonomi, agama, budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender. i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penialaian juga harus memperhatikan standar umum penilaian yang merupakan aturan main dari aspek-aspek umum dalam pelaksanaan penilaian, sehingga untuk melakukan penilaian pendidik harus selalu mengacu pada standar umum penilaian sesuai dengan standar nasional pendidikan yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Pemilihan teknik penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik. 2 Informasi yang dihimpun mencakup ranah-ranah yang sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan. 3 Informasi mengenai perkembangan perilaku peserta didik dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran masing- masing. 4 Pendidik harus selalu mencatat perilaku siswa yang menonjol baik yang bersifat positif maupun negatif dalam buku catatan perilaku. 5 Melaksanakan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang ulangan akhir semester. 6 Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan 7 Pendidik harus selalu memeriksa dan memberikan balikan kepada peserta didik atas hasil kerjanya sebelum memberikan tugas lanjutan. 8 Pendidik harus memiliki catatan komulatif tentang hasil penilaian untuk setiap siswa yang berada di bawah tanggung jawabnya. Pendidik harus pula mencatat semua kinerja siswa, untuk menentukan pencapaian kompetensi siswa. 9 Pendidik melakukan ulangan tengah dan akhir semester untuk menilai penguasaan kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam standar kompetensi dan standar lulusan. 10 Pendidik yang diberi tugas menangani pengembangan diri harus melaporkan kegiatan siswa kepada wali kelas untuk dicantumkan jenis kegiatan pengembangan diri pada buku laporan pendidikan. 11 Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi siswa dan tidak disampaikan kepada pihak lain tanpa seijin yang bersangkutan maupun orang tua wali murid. a Fungsi dan Tujuan Penilaian Fungsi dari penilaian menurut Sudjana, 1995:4 adalah sebagai berikut: 1 Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional 2 Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain. 3 Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tua. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya Sedangkan tujuan dari penilaian menurut Sudjana, 1995: 4 adalah sebagai berikut : 1 Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. 2 Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. 3 Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya. 4 Memberikan pertanggungjawaban accountability dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa. 2. Pengertian Standar Penilaian Pendidikan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 11 Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 63 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa cakupan penilaian pendidikan khususnya penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari: a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 64 dijelaskan pula mengenai penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyususnan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian diakui melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik serta ujian, ulangan, danatau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, danatau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik dan ulangan, danatau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah BSNP menerbitkan paduan penilaian untuk: a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi d. Kelompok mata pelajaran estetika e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 65 bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian akhir yang dilakukan juga mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. Untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui ujian sekolah atau madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Untuk dapat mengikuti ujian sekolah atau madrasah peseta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau lebih besar dari batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, yaitu pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah atau madrasah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 66 bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional yang dilakukan secara objektif, berkeadilan, dan akuntabel. Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran. Dalam hal ini pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan jalur nonformal kesetaraan. Dalam penyelenggaraan ujian nasional Badan Standar Nasional Pendidikan bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten atau Kota, dan satuan pendidikan. Fungsi dari hasil ujian nasional dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program danatau satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, penentu kelulusan peserta didik dari program danatau satuan pendidikan, dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan pendidikan tanpa dipungut biaya. Untuk peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan BSNP. Peserta ujian nasional memperoleh surat keterangan hasil ujian nasional yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggaraan Ujian Nasional. Pada jenjang SDMISDLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Pada progam paket A, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Pada jenjang SMPMTsSMPLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Pada program paket B, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Pada SMAMASMALB atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran yang menjadi cirikhas program pendidikan. Pada program paket C, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran yamg menjadi ciri khas program pendidikan. Pada jenjang SMKMAK atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran kejuruan yang menjadi ciri khas program pendidikan. Kriteria kelulusan ujian nasional dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan serta lulus ujian sekolahmadrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan lulus Ujian Nasional. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Standar Penilaian Pendikan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007. Penilaian pendidikan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolahmadrasah, ujian nasional. Yang dimaksud dengan ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar KD atau lebih. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengatur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ujian sekolahmadrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pedidikan. Dalam peraturan menteri tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan adanya kriteria ketuntasan minimal KKM adalah kriteria ketuntasan belajar KMB yang ditentukan oleh satuan pendidikan, KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi. Prinsip penilaian diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2 Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penialai. 3 Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena kebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4 Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5 Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian. 6 Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi sengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7 Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8 Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Selain itu dijelaskan pula tentang Teknik dan Instrumen Penilaian yang meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknis tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung danatau di luar kegiatan pembelajaran. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah danatau proyek. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan antara lain substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, kontruksi adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan bahasa adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolahmadrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun. Adapun mekanisme dan prosedur penilaian pendidikan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 yaitu penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Ulangan tengah semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif danatau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolahmadrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolahmadrasah. Kegiatan ujian sekolahmadrasah dilakukan dengan langkah-langkah menyusun kisi-kisi ujian, mengembangkan instrumen, melaksanakan ujian, mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah madrasah, dan melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. Penilaian akhlak mulia yang ,merupakan aspek afektif dan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolahmadrasah. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti remidi. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar POS UN yang diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional bekerjasama dengan instansi terkait. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Kemudian hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program danatau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester, mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran, mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih, melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, danatau bentuk lain yang diperlukan, kemudian melakukan pengolahan hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, mengembalikan hasil belajar dan kesulitan belajar kepada peserta didik, memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran, melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh, melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan penidik, mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas, menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik, menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik, menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik, menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolahmadrasah, menyelenggarakan ujian sekolahmadrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolahmadrasah sesuai dengan POS Ujian sekolahmadrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN, melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orangtuawali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan, melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupatenkota. Adapun pihak satuan pendidikan ikut berperan dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, lulus ujian sekolahmadrasah, dan lulus UN dan menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional SKHUN setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional serta Ijazah kepada setiap peserta didik yang lulus bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan keserasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program danatau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkab hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP. 3. Pengertian Guru Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Istilah profesional dalam pengertian tersebut merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Pihak pihak penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat serta memiliki kompetensi. yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam tugas keprofesionalan. Adapun kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik yang merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki setiap guru yang didalamnya memuat penguasaan karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi ke dua yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi kepribadian yang merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia yang di dalamnya memuat aspek aspek penting meliputi Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Kompetensi ke tiga yang harus dimiliki guru adalah kompetensi Profesional. Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam dan memungkinkan membimbing peserta didik dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Kompetensi yang ke empat adalah kompetensi Sosial. Menurut Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 28 ayat 3 butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Pemendiknas nomor 16 tahun 2007 Kompetensi sosial meliputi bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya; Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. Guru juga harus memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalandan memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Pihak-pihak yang berhubungan dan bertanggung jawab degan pendidikan yaitu masyarakat. Dalam hal ini masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. Pemerintah yang dimaksud yakni pemerintah pusat. Mencakup pula pemerintah daerah yaitu pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau pemerintah kota, dan menteri yaitu menteri yang mengurusi urusan pemerintahan dalam bidang pendidikan nasional. a. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kedudukan, fungsi dan tujuan guru adalah sebagai berikut: 1 Kedudukan Guru Sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang diangkat sesuia dengan peraturan perundang- undangan. 2 Fungsi Guru Untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. 3 Tujuan Guru Bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. b. Hak dan Kewajiban 1 Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 14 dalam melaksanakan keprofesionalan, guru berhak: a Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. b Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. c Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual. d Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. e Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. f Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, danatau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan. g Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. h Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi. i Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan. j Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi danatau k Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. 2 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20 dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban: a Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; c Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; d Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan e Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. 4. Masa Kerja Masa Kerja adalah jumlah waktu yang telah ditempuh seseorang untuk menjalani suatu pekerjaan. Sedangkan Martoyo 2000:34 berpendapat bahwa masa kerja atau pengalaman kerja adalah mereka yang dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang nantinya akan diberikan di samping kemampuan intelegensinya yang juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya. Dalam penelitian ini, penggolongan masa kerja atau klasifikasi masa kerja dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: Masa Kerja Tahun 0-10 tahun 11-20 tahun 21 tahun 5. Tingkat Pendidikan Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 8 Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yangdikembangkan. Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari: a. Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 sembilan tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat. b. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah c. Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. d. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. 6. Status Sekolah Sekolah merupakan lembaga formal yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan Keputusan-Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Sekolah Negeri Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah kepala sekolah negeri adalah sebagai berikut: 1 Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi: a Penyusunan program kerja sekolah b Pengaturan kegiatan belajar mengajar,pelaksanaan penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan. c Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah RAPBS 2 Pembinaan Kesiswaan. a Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga pendidik lainnya. b Penyelenggaraan administrasi sekolah c Perencanaan pengembangan, pendayagunaan dan pemeliharaan sarana prasarana b. Sekolah Swasta Sekolah Swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Tanggung jawab pengelola swasta diatur sebagai berikut: 1 Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: a Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum. b Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga pendidik lainnya. c Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran. d Penyusunan pedoman pengembangan e Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan pemanfaatan peralatan pendidikan. f Pengawasan penyelenggaraan pendidikan. 2 Yayasanbadan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: a Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta tenaga kependidikan lainnya. b Pengadaan dan pemanfaatan buku pelajaran c Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan peralatan pendidikan. d Pengadaan dan pemanfaatan tanah, gedungg, dan ruang kelas. e Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, dan perundangan sekolah. f Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. g Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas sekolah tanpa mengurangi struktur program

B. Hasil Penelitian Sebelumnya