3. Pembahasan
a. Pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan
ditinjau dari masa kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan bahwa nilai sig. 0,954 lebih besar dari = 0,05. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan awal penelitian ini. Dugaan awal penelitian ini bahwa guru dengan masa kerja yang lebih lama akan
memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik dalam melakukan penilaian pendidikan dibandingkan dengan guru yang belum lama
mengajar. Hal ini disebabkan guru dengan masa kerja yang lama, maka akan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam melakukan
penilaian sehingga mereka dapat melaksanakan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.
Hal – hal yang diduga kuat menyebabkan hasil penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut: 1
Guru dengan masa kerja yang lebih lama senior dan guru yang memiliki masa kerja belum lama yunior sebelumnya telah
mendapatkan pengalaman
dan pengetahuan
melalui keikutsertaanya dalam seminar, workshop, dan pelatihan yang
membahas tentang standar penilaian pendidikan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan, Universitas, ataupun instansi yang terkait
untuk memberikan pengarahan tentang penilaian pendidikan. 2
Guru ekonomi yang memiliki masa kerja yang sudah lama senior selalu memperbaharui ilmu yang diperoleh selama melaksanakan
tugas kegiatan belajar mengajar. 3
Tuntutan untuk menjadi guru semakin tinggi yang mana guru harus mampu bertindak profesional dalam menjalankan tugas
fungsionalnya sebagai pendidik, meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan serta kelayakan guru sebagai agen pembelajaran.
Hal tersebut yang membuat para guru terus belajar untuk menambah wawasan ilmunya agar mampu meningkatkan
pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. 4
Guru ekonomi di Kabupaten Sleman selalu mengadakan pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang di dalamnya
membahas hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan seperti halnya penilaian pendidikan. Sehingga baik guru senior maupun
yunior memiliki persepsi dan pengetahuan yang sama tentang penilaian pendidikan.
5 Dalam melakukan penilaian pendidikan baik guru senior maupun
yunior telah mengikuti pedoman Penilaian Acuan Patokan PAP dan Penilaian Acuan Norma PAN yang di dalamnya memuat
aturan-aturan dan kriteria dalam melakukan penilaian pendidikan secara objektif, baik dan benar.
6 Latar belakang pendidikan guru ekonomi yang sama-sama berasal
dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dengan latar belakang pendidikan yang sama, maka guru dengan masa kerja
yang sudah lama maupun guru dengan masa kerja yang belum lama mendapatkan mata kuliah yang sama yang membahas tentang
proses penilaian yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian, misalnya dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
b. Pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan
ditinjau dari tingkat pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan statistik
yang menunjukkan bahwa nilai 0,297 lebih besar dari 0,05. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian ini. Dugaan awal peneliti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan guru ekonomi
maka akan semakin memperkuat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. Hal tersebut dikarenakan guru yang mempunyai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai kematangan
secara intelektual melalui berbagai pengalaman dan ilmu yang diperolehnya.
Hal-hal yang diduga kuat menyebabkan hasil penelitian ini adalah sebagian besar guru ekonomi di kabupaten Sleman mempunyai
tingkat pendidikan D-III, D-IVS1, dan S2. Hasil penelitian ini, guru dengan tingkat pendidikan yang berbeda ternyata memiliki
pemahaman yang sama terhadap standar penilaian pendidikan. Guru dengan tingkat pendidikan D-III, S-1, maupun S2 telah mendapatkan
bekal, pengalaman, dan pengetahuan yang sama yang diperoleh melalui mata kuliah yang membahas tentang penilaian pendidikan
yang mereka peroleh ketika berada di bangku kuliah. Untuk guru yang memiliki tingkat pendidikan D-III ternyata merupakan guru produk
lama yang memiliki pengalaman yang cukup banyak tentang penilaian pendidikan terhadap peserta didik sehingga memunculkan kesamaan
pemahaman. Guru ekonomi juga telah mempelajari sistem standar penilaian pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh aturan
peraturan pemerintah yang merupakan acuan pokok sebelum melaksanakan prosedur penilaian pendidikan. Disamping itu, guru
ekonomi di kabupaten Sleman juga aktif mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Ekonomiyang diadakan satu bulan
sekali yang bertempat di sekolah-sekolah secara bergantian. Dalam kegiatan MGMP sering mendatangkan pembicara dan pemateri yang
berasal dari beberapa Universitas, Perbankan, Bursa Efek Jakarta, Bank Indonesia, Kantor Perpajakan, Dinas Pendidikan, Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan untuk memberikan materi kepada guru ekonomi sehingga wawasan dan pengetahuan guru tersebut tentang
materi pembelajaran ekonomi dapat selalu bertambah. Di dalamnya terdapat berbagai kegiatan diantaranya penyusunan soal ulangan
umum bersama, pembahasan soal-soal olimpiade, bedah Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional, Studi banding di beberapa SMA
di daerah Semarang, Sosialisasi Perubahan Kurikulum, Simulasi Perbankan yang diadakan langsung oleh Bank Indonesia, Kunjungan
Perusahaan, Studi Wisata, hingga penyusunan perangkat pembelajaran secara bersama-sama yang digunakan untuk kalangan interen. Dengan
rutinya kegiatan tersebut diharapkan guru ekonomi memiliki kualitas yang semakin baik dan profesional sehingga diharapkan nantinya
dapat membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
c. Pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan
ditinjau dari status sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari status sekolah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan bahwa nilai 0,609 lebih besar dari 0,05. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian ini. Dugaan awal peneliti bahwa guru ekonomi yang mengajar di sekolah negeri
akan memiliki pemahaman yang lebih terhadap standar penilaian pendidikan baik daripada guru ekonomi yang mengajar di sekolah
swasta. Hal-hal yang diduga kuat menyebabkan hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Baik guru yang berasal dari sekolah negeri maupun swasta
mendapatkan peluang yang sama melalui pembekalan materi tentang penilaian pendidikan yang diperoleh dari pelatihan,
sosialisasi tentang standar penilaian pendidikan dengan mendatangkan narasumber yang kompeten dibidangnya yang
berasal dari dinas pendidikan maupun para praktisi pendidikan. 2
Pemerintah memberikan perhatian yang sama terhadap sekolah negeri maupun swasta dalam pembinaan guru dalam rangka
peningkatan kualitas dan pemahaman guru yang berkaitan dengan penilaian pendidikan. Di samping itu sekolah swasta
juga mendapatkan arahan dan bimbingan yang berasal dari dalam yayasan itu sendiri.
3 Dari aspek psikologis, pada awalnya sekolah swasta
dipandang oleh masyarakat memiliki kualitas yang lebih baik
daripada sekolah negeri yang disebabkan karena ketersediaan fasilitas yang lebih memadai dan ketercapaian kompetensi
peserta didik. Namun seiring berjalanya waktu, kini sekolah negeri dipandang masyarakat lebih bagus. Hal ini dikarenakan
beberapa faktor. Salah satunya adalah anggaran dana yang dialirkan ke sekolah negeri untuk pembangunan infrastruktur
dan perbaikan sarana prasarana pembelajaran lebih banyak dibandingkan sekolah swasta. Dari sebagian dana yang
dialirkan pemerintah ke sekolah negeri, sebagian diantaranya dipegunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dalam hal ini adalah guru. Guru diberikan pelatihan yang menunjang dengan proses kegiatan belajar
mengajar yang salah satunya adalah proses penilaian sehingga dapat menggambarkan ketercapaian kompetensi peserta didik
secara baik. 4
Masyarakat sudah tidak lagi membedakan sekolah negeri ataupun swasta karena baik sekolah negeri maupun swasta
sama- sama memiliki kualitas pendidikan yang baik dan mampu memberikan penilaian kepada siswa secara objektif.
5 Sekolah negeri maupun sekolah swasta memiliki karakteristik
masing-masing sehingga akan menampilkan perbedaan antara yang satu dengan lainnya. Namun disisi lain, baik sekolah
negeri maupun sekolah swasta memiliki tujuan yang sama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan
yang tidak terlepas dari kegiatan penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik dan berupaya untuk mencapai tujuan
tersebut. 6
Guru-guru negeri dan swasta diberikan peluang yang sama oleh pemerintah, mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme. 7
Guru yang berasal dari sekolah negeri dan sekolah swasta memiliki pengetahuan yang tinggi dan baik dalam memahami
dan melaksanakan standar nasional pendidikan sesuai yang telah tertulis dan diatur dalam undang-undang.
8 Sekolah negeri dan sekolah swasta sama sama menerapkan
sistem penilaian yang sesuai dengan Penilaian Acuan Patokan PAP dan Penilaian Acuan Norma PAN dan juga
berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan. 9
Guru di sekolah negeri maupun swasta dituntut untuk disiplin tinggi sehingga dapat melakukan pengamatan lebih dalam
terhadap peserta didik dan dapat menilai sesuai dengan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara objektif, sehingga
hasil pencapaian prestasi peserta didik dapat terlihat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
10 Pemerintah melakukan pembinaan guru mengenai penilaian
pendidikan baik di sekolah negeri dan swasta secara sama sehingga guru ekonomi yang berasal dari sekolah negeri dan
swasta memiliki kualitas pemahaman yang sama.
88
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN