Berdasarkan Tabel V.12 dapat dilihat nilai probabilitas sebesar 0,196 nilai signifikansi 0,05, sedangkan nilai F hitung sebesar 1,486
nilai F tabel sebesar 2,32. Kesimpulan uji linearitas hubungan antara variabel kemampuan kerja dengan variabel produktivitas kerja bersifat
linear.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil perhitungan
yang dilakukan
benar-benar bebas
dari masalah
multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Model regresi ganda akan dijadikan alat perhitungan yang tidak bias jika tidak terjadi
masalah multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. a. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji untuk mengeatahui masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel-
variabel bebas. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Variance Inflation Factor
VIF dan Tolerance, jika nilai VIF 10 maka dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas pada variabel
tersebut, dan jika VIF 10 maka tidak ada masalah multikolinearitas pada variabel tersebut. Adapun uji multikolinearitas pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel V.13 Uji Multikolineartas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 Constant
-3,155 2,028
-1,556 ,124
Pengalaman ,390
,049 ,569
7,976 ,000
,404 2,478
Sikap ,072
,035 ,093
2,038 ,045
,996 1,004
Kemampuan ,363
,063 ,410
5,751 ,000
,404 2,472
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Berdasarkan Tabel V.13 dapat dilihat nilai VIF dan toleransi pengalaman kerja 10, sedangkan nilai VIF dan toleransi sikap pada
pekerjaan 10, dan nilai VIF dan toleransi kemampuan kerja 10. Kesimpulan uji multikolinearitas pada penelitian ini adalah tidak terjadi
masalah multikolinearitas. b. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya masalah varian
dari residual
pada model
regresi. Deteksi
masalah heterokedastisitas adalah dengan menggunakan metode Spearman,
dimana jika nilai probabilitas antara variabel bebas dengan residual nilai signifikansi 0,05 maka tidak terjadi. Sebaliknya, jika nilai
probabilitas nilai
signifikansi 0,05
maka terjadi
masalah heterokedastisitas. Adapun uji heterokedastisitas pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel V.14 Uji Heterokedastisitas
Correlations Pengalaman
Sikap Kemampuan
Unstandardized Residual
Spear mans
rho Pengala
man Correlation
Coefficient 1,000
-,058 .772
,007 Sig. 2-
tailed .
,621 ,000
,950 N
76 76
76 76
Sikap Correlation
Coefficient -,058
1,000 -,034
-,041 Sig. 2-
tailed ,621
. ,771
,726 N
76 76
76 76
Kemam puan
Correlation Coefficient
.772 -,034
1,000 -,067
Sig. 2- tailed
,000 ,771
. ,567
N 76
76 76
76 Unstand
ardized Residual
Correlation Coefficient
,007 -,041
-,067 1,000
Sig. 2- tailed
,950 ,726
,567 .
N 76
76 76
76
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Berdasarkan Tabel
V.14 dapat
dilihat nilai
probabilitas pengalaman kerja sebesar 0,950 nilai signifikansi 0,05, sedangkan
nilai probabilitas sikap pada pekerjaan sebesar 0,726 nilai signifikansi 0,05, dan nilai kemampuan kerja sebesar 0,567 nilai signifikansi 0,05.
Kesimpulan uji heterokedastisitas pada penelitian ini adalah tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
c. Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi residual
untuk pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain, yang disusun menurut runtun waktu. Metode yang digunakan untuk menguji
masalah ini adalah dengan metode Durbin – Watson. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
DW dL atau DW 4 – dL maka terdapat autokorelasi dL DW dU atau 4 – dU DW 4 – dL maka autokorelasi tidak
dapat dijelaskan dU DW 4 – dU maka tidak terdapat autokorelasi
Tabel V.15 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .322
a
,104 ,066
1,922 1,983
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Berdasarkan Tabel V.15 dapat dilihat nilai DW sebesar 1,983 sedangkan dengan membandingkan tabel DW pada signifikansi 0,05
dengan N = 76 dan k = 3, maka didapat nilai dU sebesar 1,709 dan nilai dL sebesar 1,543. Kesimpulan uji autokorelasi pada penelitian ini
adalah tidak terjadi autokorelasi, dimana 1,709 1,983 2,291 1,709 1,983 4 – 1,709.
3. Analisis Regresi Berganda