2. Kontribusi Sikap Terhadap Pekerjaan terhadap Produktivitas Kerja Perajin Industri Topeng di Desa Putat
Sumbangan persentase kontribusi sikap terhadap pekerjaan para perajin di Desa Putat terhadap produktivitas kerja sebesar 8,67. Hal ini
dikarenakan saat para perajin bekerja, mereka dapat mengekspresikan gagasan atau ide di tempat mereka bekerja tanpa melanggar peraturan-
peraturan yang ada. Faktor intern di tempat mereka bekerja juga mendukung adalah selalu terbinanya hubungan yang harmonis dengan
rekan kerja ataupun dengan pemilik sentra kerajinan, sedangkan faktor eksternnya adalah adanya peran orang lain yang menghormati dan
menghargai profesi mereka. Produktivitas kerajinan topeng kayu harus selalu dijaga atau bahkan
wajib untuk ditingkatkan. Suasana yang kondusif dalam tempat kerja menjadi modal utama untuk membuat para perajin semangat bekerja.
Pemilik sentra kerajinan harus dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada para perajin untuk selalu bersikap konsisten dengan profesinya
sebagai perajin. Dengan konsistensi yang tinggi terhadap profesi yang ditekuninya sekarang, maka produktivitas kerja para perajin dapat dijaga
dan sangat mungkin untuk ditingkatkan.
3. Kontribusi Kemampuan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Perajin Industri Topeng di Desa Putat
Sumbangan persentase kontribusi kemampuan kerja para perajin di Desa Putat terhadap produktivitas kerja sebesar 38,25. Hal ini
dikarenakan potensi fisik dan intelektual sebagai seorang perajin selalu mereka gunakan hampir setiap hari. Kemampuan fisik yang mereka miliki
yakni menggunakan alat gergaji, alat pahat, alat amplas, dan alat kampak, sedangkan kemampuan intelektual yang mereka miliki yakni mengingat
topeng-topeng yang pernah dibuat dan mengetahui jenis-jenis topeng batik dan klasik. Para perajin, pada saat membuat topeng kayu jenis batik dapat
dikatakan profesional, dimana saat mereka melakukan kesalahan kecil pada saat proses pembuatan, mereka dapat segera memperbaikinya dan
hasilnya pun tidak terlihat “cacat”. Kemampuan fisik dan intelektual yang sudah dimiliki oleh para
perajin tersebut dapat dijadikan modal utama untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya, misalnya: menemukan metode baru pada
proses pemahatan, penghalusan, pengecatan, dan pengering, atau dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. Terbentuknya daya
kreativitas dan inovasi pada para perajin, diharapkan mampu mewujudkan efisiensi dan efektivitas pada sentra kerajinan tersebut, sehingga
produktivitas kerja akan meningkat.
4. Kontribusi Pengalaman Kerja, Sikap terhadap Pekerjaan, dan Kemampuan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Perajin Industri
Topeng di Desa Putat
Persentase kontribusi pengalaman kerja, sikap pada pekerjaan, dan kemampuan kerja secara bersama-sama menyumbang 84,6 terhadap
produktivitas kerja. Berdasarkan penelitian ini dapat dibuktikan bahwa
terdapat kontribusi positif dan signifikan atas pengalaman kerja, sikap pada pekerjaan, dan kemampuan kerja terhadap produktivitas kerja perajin
industri kerajinan topeng kayu di Desa Putat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman kerja, sikap pada pekerjaan, dan kemampuan
kerja maka produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan bahwa pengalaman kerja para perajin topeng
kayu mulai membuat kerajinan topeng sejak mereka sebelum menjadi seorang perajin tetap disalah satu sentra kerajinan yang ada, dimana pada
saat mereka berumur 15 – 20 tahun. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh, banyak mereka dapatkan dari keluarga atau orang disekitarnya,
dari media sosial, dan juga dari pelatihan yang diadakan oleh instansi- instansi terkait. Saat mereka sudah menjadi seorang perajin disalah satu
sentra kerajinan yang ada, pengalaman yang mereka dapatkan semakin bertambah, dikarenakan intensitanya dalam membuat kerajinan topeng
kayu hampir setiap hari sesuai dengan target yang ditentukan oleh sentra kerajinan tempat mereka bekerja. Variasi pembuatan topeng kayu yang
dilakukan oleh para perajin setiap 2 – 3 bulan sekali. Begitu pula sikap pada pekerjaan, dimana mereka dapat mengekspresikan gagasan atau ide
di tempat mereka bekerja tanpa melanggar peraturan-peraturan yang ada. Faktor intern di tempat mereka bekerja juga mendukung adalah selalu
terbinanya hubungan yang harmonis dengan rekan kerja ataupun dengan pemilik sentra kerajinan, sedangkan faktor eksternnya adalah adanya peran
orang lain yang menghormati dan menghargai profesi mereka. Sedangkan
pada kemampaun kerja, potensi fisik dan intelektual sebagai seorang perajin selalu mereka gunakan hampir setiap hari. Kemampuan fisik yang
mereka miliki yakni menggunakan alat gergaji, alat pahat, alat amplas, dan alat kampak, sedangkan kemampuan intelektual yang mereka miliki yakni
mengingat topeng-topeng yang pernah dibuat dan mengetahui jenis-jenis topeng batik dan klasik. Para perajin, pada saat membuat topeng kayu jenis
batik dapat dikatakan profesional, dimana saat mereka melakukan kesalahan kecil pada saat proses pembuatan, mereka dapat segera
memperbaikinya dan hasilnya pun tidak terlihat “cacat”.
97
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan data hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Terdapat kontribusi positif dan signifikan pengalaman kerja X
1
terhadap produktivitas kerja Y perajin topeng kayu.
Terdapat kontribusi pengalaman kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 53,08 dan sisanya sebesar 46,92 ditentukan oleh variabel lain. Hal ini
dikarenakan sebagian besar dari para perajin mulai membuat kerajinan topeng sejak mereka sebelum menjadi seorang perajin tetap disalah satu
sentra kerajinan yang ada, dimana pada saat mereka berumur 15 – 20 tahun. Variasi pembuatan topeng dilakukan setiap 2 – 3 bulan sekali,
sehingga pengalaman kerja para perajin topeng kayu bertambah.
2. Terdapat kontribusi positif dan signifikan sikap pada pekerjaan X
2
terhadap produktivitas kerja Y perajin topeng kayu.
Terdapat kontribusi sikap pada pekerjaan terhadap produktivitas kerja sebesar 8,67 dan sisanya sebesar 91,33 ditentukan oleh variabel lain.
Hal ini
dikarenakan saat
para perajin
bekerja, mereka
dapat mengekspresikan gagasan atau ide di tempat mereka bekerja tanpa
melanggar peraturan-peraturan yang ada. Faktor intern di tempat mereka bekerja juga mendukung adalah selalu terbinanya hubungan yang