Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis Data 1. Pengujian Normalitas dan Uji Linieritas

Keterangan: F = harga bilangan F untuk garis regresi S 2 TC = varian tuna cocok S 2 e = varian kekeliruan JKTC = varian kuadrat tuna cocok JKE = jumlah kuadrat kekeliruan Kriteria yang digunakan yaitu jika F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 5 maka hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat tidak linear. Sedangkan, jika F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikansi 5 maka berarti hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat linier.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel- variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh parsial masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Sumodiningrat, 2004:282: Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + E Jika tujuan pemodelan hanya untuk peramalan nilai Y peubah respon dan tidak mengkaji hubungan atau pengaruh antara X peubah bebas dengan Y maka masalah multikolinearitas bukan masalah yang serius. Masalah multikolinearitas menjadi serius apabila digunakan untuk mengkaji hubungan antara X dengan Y karena simpangan baku koefisiennya regresinya tidak signifikan sehingga sulit memisahkan pengaruh dari masing-masing X. Pendeteksian adanya multikolinearitas dengan melakukan uji koefisien korelasi sederhana antara X dalam model. Jika korelasi sangat tinggi dan nyata maka terjadi multikolinearitas. Namun, nilai koefisien korelasi sederhana yang tinggi antar X hanya syarat cukup, bukan syarat perlu bagi multikolinearitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Sumodiningrat, 2004:282: VIF = 1 – R j 2 -1 Nilai VIF ini menggambarkan kenaikan varians dari dugaan parameter antar peubah penjelas. Apabila nilai VIF 5 atau 10, maka taksiran parameter kurang baik terjadi multikolineartitas. b. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan uji korelasi rank spearman antara residual dan nilai probabilitas atau signifikansi seluruh variabel bebas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Supranto, 2004:51: rs = 1 – 6 [ ∑ d12 : n n2 – 1] Keterangan: d1 = perbedaan setiap pasangan rank n = jumlah pasangan rank Dikatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas apabila nilai probabilitas 0,05, sedangkan jika probabilitas 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. c. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggunggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya t – 1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Gujarati, 2007:199: ݀ = ∑ ௧ୀଶ ் ݁ ௧ − ݁ ௧ିଵ ଶ ∑ ௧ୀଵ ் ܥ ௧ ଶ T merupakan jumlah observasi. Karena d kira-kira sama dengan 2 1 – r, dimana r adalah otokorelasi sampel dari residu, d = 2 menunjukkan tidak ada autokorelasi. Nilai d selalu terletak diantara 0 dan 4. Jika statistik secara substansial kurang dari 2, ada bukti korelasi serial positif. Sebagai aturan kasar praktis, jika kurang dari 1.0, mungkin ada penyebab untuk alarm. Nilai kecil d berturut-turut menunjukkan kesalahan istilah, rata-rata, dekat nilai satu sama lain, atau berkorelasi positif. Jika d 2 istilah kesalahan berturut-turut adalah rata-rata, jauh berbeda nilai satu sama lain, yaitu berkorelasi negatif. Pengujian autokorelasi positif pada α signifikansi, uji statistik d dibandingkan dengan atas dan bawah nilai kritis d L,α dan d U,α Gujarati, 2007:201: Tabel III.9 Aturan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d d L Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan d L ≤ d ≤ d U Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – d L d 4 Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4 – d U ≤ d ≤ 4 – d L Tidak ada autokorelasi positif dan negatif Jangan tolak D U d 4 – d U

3. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KEMAMPUAN SOFT SKILLS TERHADAP KESIAPAN KERJA Kontribusi pengalaman praktik kerja industri dan Kemampuan soft skills terhadap kesiapan kerja Siswa kelas xII akuntansi SMK Negeri 1 Klaten Tahun ajaran 2016

0 3 12

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KEMAMPUAN SOFT SKILLS TERHADAP KESIAPAN KERJA Kontribusi pengalaman praktik kerja industri dan Kemampuan soft skills terhadap kesiapan kerja Siswa kelas xII akuntansi SMK Negeri 1 Klaten Tahun ajaran 2016

0 2 16

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI KERAJINAN PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DAN KUNINGAN MUDA TAMA DI TUMANG BOYOLALI SK

0 0 14

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN PLUMBON-KABUPATEN CIREBON: Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon.

2 6 44

Kontribusi pengalaman kerja, sikap terhadap pekerjaan, dan kemampuan kerja terhadap produktivitas kerja perajin industri kerajinan topeng di Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul

0 7 157

TAP.COM - PENGARUH UPAH, KEMAMPUAN DAN PENGAN KERJA TERHADAP ... 213 438 1 PB

1 1 9

ANALISIS PRINSIP DESAIN DAN SOUVENIR PADA PRODUK KERAJINAN LORO BLONYO DI BOBUNG, PUTAT, PATUK, GUNUNG KIDUL

3 1 149

KEBERADAAN TOPENG KLASIK DAN TOPENG KREASI DI DUSUN BOBUNG, DESA PUTAT, KECAMATAN PATUK, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA - Institutional Repository ISI Surakarta

0 1 167

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN PROSES KERJA PERAJIN BAMBU KARYA UTAMI DUSUN GUMAWANG, PUTAT, PATUK, GUNUNGKIDUL

0 0 8

INDUSTRI KERAJINAN TOPENG KAYU BATIK DI DESA PUTAT, KECAMATAN PATUK, KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 1980-2006

0 0 21