Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Di dalam kriteria visi ini terdapat satu kriteria yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan yaitu visi sekolah tidak selalu dirumuskan berdasar masukan seluruh warga sekolah melainkan hanya guru yang berkepentingan seperti guru yang menjabat sebagai waka bidang kurikulum. b. Misi Sekolah SMA Bruderan Purworejo Dalam misi sekolah, indikator standar pengelolaan yang menyebutkan bahwa misi sekolah harus memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, SMA Bruderan telah memenuhi standar tersebut. Sekolah menggunakan misi sebagai alat yang dapat memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, misi sekolah SMA Bruderan merupakan operasionalisasi dari visi. Misi SMA Bruderan dari tahun ajaran 20082009 sampai dengan tahun ajaran 20122013 tidak mengalami banyak perubahan, hal ini nampak dari dokumen KTSP sekolah. Perumusan misi mengalami perubahan hanya pada tahun ajaran 20102011 yaitu rumusan misi sekolah hanya terdapat lima poin sedangkan untuk tahun ajaran 2008, 2009, 2011, 2012, 2013 misi SMA Bruderan mencantumkan enam poin misi. Berikut adalah tabel perbandingannya. Tabel 4.3 Perbandingan perbedaan rumusan misi SMA Bruderan Purworejo Rumusan misi tahun ajaran 20102011 Rumusan misi tahun ajaran 20082009, 20092010, 20112012, 20122013 Membiasakan hidup yang dijiwai nilai-nilai luhur pancasila. 1 Membiasakan hidup yang dijiwai nilai- nilai luhur pancasila. Menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan secara demokratis. 2 Menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan secara demokratis. Menciptakan kondisi yang mendorong perkembangan peserta didik menjadi manusia cerdas. 3 Menciptakan kondisi yang mendorong perkembangan peserta didik menjadi manusia cerdas. Memberi pelayanan untuk perkembangan bakat dan ketrampilan secara maksimal. 4 Memberi pelayanan untuk perkembangan bakat dan ketrampilan secara maksimal. Membiasakan hidup disiplin dalam semangat cinta kasih. 5 Membiasakan hidup disiplin dalam semangat cinta kasih. 6 Menggalang kerja sama dengan berbagai pihak guna menunjang tercapainya tujuan sekolah. Sumber: KTSP SMA Bruderan Purworejo Misi SMA Bruderan merupakan tujuan sekolah yang akan dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang. Peneliti berkesempatan memperoleh dokumen KTSP SMA Bruderan yang dapat digunakan sebagai alat penelitian, berdasarkan hasil dokumentasi misi sekolah yang menekankan kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan sekolah tertuang dalam misi SMA Bruderan tahun ajaran 20122013 pada poin ke empat yaitu: memberi pelayanan untuk perkembangan bakat dan ketrampilan secara maksimal. Misi SMA Bruderan memuat pernyataan umum dan khusus berkaitan dengan program sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan waka bidang kurikulum untuk misi poin 1-3 merupakan pernyataan umum dan misi poin 4-6 merupakan pernyataan khusus. KTSP selalu dirapatkan dan melibatkan persetujuan komite sekolah. “Kami menyusun KTSP berdasarkan masukan dari komite sekolah dan dewan guru” begitulah penegasan dari Bapak Sutasmadi. Dalam kriteria misi terdapat sembilan kriteria dan satu kriteria tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Kriteria yang tidak sesuai tersebut adalah kriteria misi yang menjadi dasar program pokok sekolah. Kriteria ini tidak sesuai karena yang menjadi dasar program pokok SMA Bruderan adalah visi. c. Tujuan Sekolah SMA Bruderan Purworejo Pada kriteria tujuan sekolah dari hasil wawancara dan dokumentasi, tujuan sekolah SMA Bruderan menggambarkan tingkat kualitas yang dicapai di jangka menengah dan berkelanjutan, hal ini terpapar dari penjelasan Waka Bidang Kurikulum yang menyebutkan bahwa tujuan sekolah pada poin ke tujuh yaitu: mempersiapkan peserta didik agar dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi, merupakan gambaran tingkat kualitas yang dicapai dalam jangka menengah dan berkelanjutan. Tujuan SMA Bruderan mengacu visi, misi, tujuan pendidikan nasional dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, hal ini nampak dalam wawancara peneliti dengan narasumber. Narasumber menjelaskan bahwa kebutuhan masyarakat di Kabupaten Purworejo khususnya peserta didik SMA Bruderan adalah beragam, menginggat peserta didik tidak hanya berasal dari Kabupaten Purworejo saja melainkan berasal dari Kabupaten, Kota dan Provinsi lain. Untuk itu sekolah perlu mengakomodir masukan dari orangtua ataupun wali peserta didik. Indikator selanjutnya mengenai tujuan sekolah yang harus mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah dijawab oleh Waka Kurikulum bahwa tujuan sekolah SMA Bruderan dirumuskan berdasarkan faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi sekolah yang mengacu pada standar kompetensi lulusan untuk tiap-tiap mata pelajaran yang ditetapkan sekolah dan Pemerintah. Poin tujuan sekolah yang mengacu pada standar kompetensi lulusan terdapat dalam poin 8 yaitu: memberikan bekal kepada peserta didik agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan hasil dokumentasi terlihat jelas bahwa tujuan SMA Bruderan mengakomodasi masukan pihak komite sekolah dan diputuskan rapat dewan pendidik yang dipimpin Kepala Sekolah setiap tahunnya. Tujuan SMA Bruderan disosialisasikan pada warga sekolah, yaitu para guru dan segenap pihak yang berkepentingan pada saat In House Training. “Alur In House Training itu, setelah para guru melewati sesi pengenalan awal mengenai KTSP langsung dilanjutkan ke sesi workshop. Inti dari kegiatan workshop itu sendiri adalah memberikan sosialiasi dari pelaksanaan perangkat mengajar yang tentunya sesuai dengan pedoman KTSP yang telah diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah dan para guru kemudian di berikan format penyusuan KTSP dan format penyusunan silabus juga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk diujicobakan penyusunannya dan mendikuskusikan dengan narasumber bagaimana penyusunan yang baik. Sehingga apabila ada guru yang belum paham bisa dapat langsung mendapatkan jawaban dari sumber yang dapat dipercaya. Tujuan sekolah SMA Bruderan selalu dievaluasi dan ditinjau secara berkala, hal ini nampak dalam dokumen KTSP sekolah tahun ajaran 20082009 dan 20092010 tujuan sekolah mengalami banyak perubahan. Dan sejak tahun ajaran 20112012 sampai saat ini tujuan sekolah belum mengalami perubahan lagi. Berikut adalah tabel perbandingannya. Tabel 4.4 Perbandingan perbedaan rumusan tujuan sekolah SMA Bruderan Purworejo. Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran ≤ 20092010 Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran 20112012 s.d sekarang Mendidik generasi muda agar mampu menjadi manusia yang sanggup memperjuangkan kesejahteraan umum Mendidik generasi muda agar beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki sikap toleransi dalam kebhinekaan. Mendidik generasi muda agar mampu menjaga tegaknya kejujuran, keadilan, kebebasan, tanggungjawab, Mendidik generasi muda agar memiliki sikap disiplin terhadap waktu. Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran ≤ 20092010 Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran 20112012 s.d sekarang persaudaraan dan perdamaian Mengembangkan sikap toleransi dalam kebhinekaan Mendidik generasi muda agar memiliki semangat cinta kasih terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan alam dan tanah air. Mendidik generasi muda untuk memiliki sikap hidup yang berdisiplin terhadap waktu Mendidik generasi muda agar menerapkan nilai-nilai kejujuran, keadilan, kebebasan, tanggunjawab, kemandirian, persaudaraan dan perdamaian. Mendidik generasi muda untuk memiliki sikap setian terhadap tata tertib sosial yang berlaku di dalam masyarakat Mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup secara demokratis dalam masyarakat. Mendidik generasi muda untuk memiliki semangat cinta kasih Mendidik generasi muda agar menjadi manusia yang sanggup menghargai prestasi oranglain demi kesejahteraan umum. Mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi pemimpin bangsa yang tetap berpedoman pada ajaran luhur bangsa. Memberikan bekal kepada peserta didik agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Mempersiapkan dan mendidik generasi muda agar memiliki kecerdasan dan sikap sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi pemimpin bangsa yang dijiwai dan disemangati ajaran luhur bangsa Memberi bekal peserta didik agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik anak bangsa agar memiliki ketrampilan-ketrampilan yang dapat membantu hidupnya di masyarakat Mendidik anak bangsa agar memiliki berbagai ketrampilan yang berguna bagi hidupnya di masyarakat. Mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kecerdasan sosial dalam kehidupan sehari-hari Mempersiapkan peserta didik agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Mempersiapkan peserta didik agar nantinya mampu hidup secara Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran ≤ 20092010 Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran 20112012 s.d sekarang demokratis dalam masyarakat Sumber: KTSP SMA Bruderan Purworejo Rumusan tujuan sekolah ini mengalami banyak perubahan karena harus menyesuaikan dengan visi dan misi sekolah yang juga mengalami perubahan. Tujuan sekolah dan tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan harus selaras dengan visi dan misi. Dalam kriteria tujuan sekolah terdapat lima kriteria dan seluruh kriteria sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. d. Rencana Kerja Sekolah SMA Bruderan Purworejo Dalam hal Rencana Kerja Sekolah menengah SMA Bruderan Purworejo peneliti mendapatkan data melalui wawancara dan juga dokumentasi. Peneliti berkesempatan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai indikator rencana kerja sekolah, salah satunya adalah indikator tentang rencana kerja sekolah untuk jangka menengah sekolah yang harus dapat menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan. Indikator ini telah dapat dipenuhi oleh SMA Bruderan Purworejo yang terindikasi bahwa SMA Bruderan mempunyai rencana kerja sekolah yaitu Rencana Kerja tahunan atau Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKA-S, rencana ini kemudian dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah, semua rencana-rencana sekolah ini terdapat dalam dokumen rencana kerja sekolah SMA Bruderan Purworejo. SMA Bruderan juga memberi kesempatan kepada narasumber untuk melihat dokumen yang didalamnya dijelaskan sekolah mengupayakan agar mutu lulusan kami dari tahun ke tahun semakin baik, dan guru SMA Bruderan berusaha untuk selalu membimbing para siswa selama tiga tahun dan berharap agar kegiatan belajar mereka di sekolah bisa optimal sehingga dapat menetaskan lulusan-lulusan yang unggul. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa Rencana Kerja SMA Bruderan selalu dirapatkan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan sekolah dan selalu melibatkan komite sekolah dan dewan guru yang bertanggung jawab untuk mengetahui planning sekolah akan seperti apa. Sementara untuk komite sekolah, SMA Bruderan menjadikan sebagai mitra sekolah yang bertanggung jawab untuk mengetahui sejauh mana sekolah berkembang. Dari hasil dokumentasi Rencana Kerja Sekolah SMA Bruderan dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca pihak-pihak terkait seperti komite sekolah dan Yayasan Pius. Dokumen selalu digunakan sebagai acuan dan juga laporan. Rencana Kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah seperti halnya dengan penyusunan KTSP, berikut adalah penjelasannya “Untuk rumusan rencana kerja sekolah, kami membuat rincian rencana kerja kemudian di ajukan kepada komite sekolah apabila ada kekurangan maka komite sekolah akan meminta sekolah untuk merevisi dan memperbaiki yang kemudian di dokumentasikan agar dapat dibaca oleh pihak yang berkepentingan” penjelasan Bapak Sutasmadi. Rencana Kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian sekolah, kemitraan, partisipasi segenap warga sekolah, keterbukaan dan akuntabilitas. Dari enam kriteria rencana kerja, SMA Bruderan memiliki rencana kerja yang sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. e. Sistem Informasi Manajemen SMA Bruderan Purworejo Pada kriteria sistem informasi manajemen, SMA Bruderan belum memiliki sistem informasi manajemen yang mendukung administrasi pendidikan. Hal ini nampak dalam wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah SMA Bruderan ”Untuk masalah sistem informasi ini, sekolah baru akan merealisasi kan dalam waktu jangka panjang”. Untuk saat ini SMA Bruderan baru memiliki akses internet yang hanya diperuntukkan oleh guru sementara untuk akses internet untuk siswa belum tersedia. Dalam menyediakan sistem informasi manajemen yang baik sekolah membutuhkan biaya yang cukup banyak, sedangkan sekolah sendiri dalam waktu dekat ini baru akan merealisasikan pengolahan sampah yang sudah direncanakan dari tahun lalu. f. Kepemimpinan Sekolah SMA Bruderan Purworejo Kriteria Kepemimpian Sekolah SMA Bruderan secara garis besar sudah memenuhi kriteria standar pengelolaan pendidikan. Ini terbukti dari hasil dokumentasi dan juga observasi. SMA Bruderan memiliki seorang Kepala Sekolah dan empat Wakil Kepala Sekolah, yaitu bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang humas dan juga bidang sarana dan prasarana. Pernyataan ini terdapat dalam struktur organisasi sekolah dan juga buku pedoman siswa. Sedangkan dari hasil observasi untuk kriteria Kepala Sekolah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah yaitu apabila dilihat dari dimensi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi sosial dan kompetensi kewirausahaan sudah memiliki kompetensi yang cukup baik dalam mengelola pendidikan. Namun, untuk kompetensi kewirausahaan Kepala Sekolah berdasarkan hasil wawancara dengan sebagian guru dan karyawan di SMA Bruderan dapat disimpulkan bahwa untuk kompetensi kewirausahaan ini Kepala Sekolah SMA Bruderan masih belum cukup dalam menciptakan iklim kewirausahaan, ini nampak dari sekolah yang belum memiliki muatan lokal ataupun pelatihan kewirausahaan bagi siswa yang difasilitasi sekolah. 2. Data Transaction a. Pedoman Sekolah SMA Bruderan Purworejo Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dapat dikatakan bahwa SMA Bruderan memiliki pedoman sekolah yang memperhatikan visi, misi dan tujuan sekolah. Pedoman sekolah SMA Bruderan di buat setelah rumusan visi, misi dan tujuan sekolah disetujui oleh komite sekolah dan pihak yang berkepentingan. Pedoman sekolah juga di tinjau dan di evaluasi sesuai kebutuhan sekolah yang dapat digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan operasional bagi seluruh warga sekolah selama satu semester. Pedoman sekolah ini juga berfungsi untuk mengukur dan mengontrol kegiatan sekolah dalam satu semester. Pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian tugas di SMA Bruderan telah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan yaitu pada tiap akhir semester dan lainnya seperti tata tertib sekolah dievaluasi sesuai kebutuhan sekolah. Dari empat kriteria pedoman sekolah, SMA Bruderan sudah memiliki pedoman sekolah yang sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. b. Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo berdasarkan hasil dokumentasi peneliti berisi sistem penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan jelas dan transparan. Semua pimpinan, pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan administrasi sekolah. Struktur organisasi memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan tanggungjawab jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara optimal dan ini dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme kerja pengelolaan sekolah. Struktur organisasi SMA Bruderan di koreksi di setiap tahun pada awal tahun pelajaran dan di akhir semester dua sekolah akan mengevaluasi dan dari evaluasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk penyusunan di tahun ajaran baru sebelum masuk ke ajaran baru. Peninjauan atau evaluasi ini dilakukan pada saat IHT atau In House Training . Struktur organisasi sekolah SMA Bruderan Purworejo diputuskan oleh Kepala Sekolah dan mempertimbangkan pendapat komite sekolah. Dari lima kriteria struktur organisasi sekolah, seluruh kriteria sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. c. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah SMA Bruderan Purworejo Pelaksanaan Kegiatan Sekolah SMA Bruderan Purworejo dari hasil wawancara dengan Bapak Sutasmadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kerja SMA Bruderan selalu berdasar rencana kerja tahunan yang telah dibuat. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah selalu dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang telah disepakati dan juga didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang ada misalnya dalam hal rekruitment, seleksi dan penempatan. Dalam indikator pelaksanaan kegiatan sekolah yang menyebutkan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah, dijelaskan oleh narasumber bahwa pelaksanaan-pelaksanaan rencana kerja SMA Bruderan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat biasanya terjadi karena suatu sebab, yang kebanyakan dikarenakan oleh hal yang mendesak, misalnya kunjungan ke panti jompo. Apabila kegiatan tersebut tidak masuk dalam rencana kerja sekolah maka sekolah akan tetap melaporkan kegiatan tersebut komite sekolah pada rapat dewan pendidik. Kepala Sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non-akademik pada rapat komite sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya. Dari empat kriteria pelaksanaan kegiatan sekolah, semua kriteria sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. d. Bidang Kesiswaan SMA Bruderan Purworejo Di bidang kesiswaan, peneliti berkesempatan melakukan wawancara dengan Ibu Lusia Gien Susiawantiningsih, BA yang menjabat sebagai Waka Bidang Kesiswaan sekaligus sebagai guru agama Katolik. Indikator pertama adalah mengenai penyusunan dan penetapan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta didik untuk kriteria calon peserta didik yaitu berasal dari anggota masyarakat yang telah lulus dari SMPMTs, Paket B atau satuan pendidikan lainnya yang sederajat telah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Hal ini terindikasi dengan adanya petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta didik dari anggota masyarakat yang lulus SMPMTs, Paket Bsederajat yang dapat dilihat dalam persyaratan penerimaan siswa baru, bahkan SMA Bruderan juga menerima lulusan SMP dengan ijazah paket B. Indikator kedua adalah penerimaan peserta didik SMA Bruderan Purworejo apakah dilakukan secara obyektif, transparan dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan sekolah berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMASMK. Indikator ini telah sesuai karena SMA Bruderan melaksanakan penerimaan calon siswa baru dengan adil, transparan dan akuntabel tanpa diskriminasi gender, agama, etnis, status sosial, kemampuan ekonomi dan yang diterima adalah calon siswa yang sudah lulus ujian nasional SMP, ini terbukti dari beragamnya peserta didik yang mendaftar di sekolah ini. Indikator ketiga dari standar pengelolaan pendidikan dalam bidang kesiswaan adalah mengenai penerimaan siswa yang harus menetapkan jumlah sesuai target dan mengacu pada Standar Pendidikan Nasional yaitu sesuai dengan daya tampung sekolah yang di paparkan oleh narasumber bahwa sekolah menerima peserta didik baru sesuai dengan daya tampung yaitu empat kelas untuk kelas X, dalam satu kelasnya terdiri dari kurang lebih 25 siswa. Beliau juga menjelaskan bahwa orientasi siswa di SMA Bruderan tidak bersifat keras melainkan berupa pengenalan secara lebih dalam dengan seluruh warga sekolah baik itu guru, karyawan dan kakak tingkat. Sekolah menekankan pengenalan terhadap lingkungan sekolah agar lebih dekat dengan guru, karyawan dan juga kakak tingka t. ”Kami tidak mau sudah berbulan-bulan sekolah disini tapi masih bertanya ibu itu namanya siapa, atau menyapa dengan sapaan mata pelajarannya seperti pak ekonomi dan sebagainya, kami mau agar seluruh siswa baru itu mengenal dengan betul siapa-siapa saja guru maupun karyawan yang ada di sekolah ini”. Dalam indikator standar pengelolaan bidang kesiswaan tentang bimbingan konseling, setiap 15-20 siswa mendapat bimbingan konseling dari tenaga BK dan tercantum dalam dokumen pedoman sekolah yang menjelaskan peraturan siswa dalam mendapatkan bimbingan dari guru BK. SMA Bruderan memiliki beragam kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan tenaga professional dari luar sekolah. Sekolah sangat mendukung bakat siswa dengan mengembangkannya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pembinaannya sekolah tidak mengambil dari guru kelas sebagai pelatih ekstrakurikuler, salah satu ekstrakurikuler yang dibina langsung oleh tenaga professional adalah ekstrakurikuler teater yang dilatih oleh pelatih professional yang di datangkan langsung dari dinas kesenian Purworejo. Indikator standar pengelolaan pendidikan dalam bidang kesiswaan yang selanjutnya adalah mengenai pelacakan alumni. SMA Bruderan selalu melakukan komunikasi pada alumni baik melalui jejaring sosial seperti facebook atau email. Dari sembilan kriteria bidang kesiswaan, nampak jelas bahwa seluruh kriteria dalam bidang kesiswaan ini sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. e. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran SMA Bruderan Purworejo Dalam Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran berdasarkan hasil dokumentasi, SMA Bruderan menyusun KTSP dan dalam penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi dan peraturan pelaksanaannya. Peneliti juga berkesempatan mewawancarai Waka Bidang Kurikulum yaitu Bapak Benedictus Sutasmadi, S.Pd untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan kurikulum dan kegiatan sekolah, diantaranya adalah indikator yang menyebutkan bahwa KTSP Sekolah seharusnya dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. Narasumber menjelaskan bahwa dari awal penyusunan KTSP, semua guru telah mempunyai dan mempelajari pedoman pembuatan KTSP dari Dinas Pendidikan. Kondisi atau karakteristik dari Kabupaten Purworejo ini dikembangkan sesuai dengan keadaan atau profil di Purworejo yaitu SDM dari Bapak Ibu Guru dan juga kondisi sekolah. Potensikarakteristik daerah Kabupaten Purworejo, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik adalah sangat beragam sekaligus memiliki rentang yang jauh yaitu keadaan ekonomi siswa dari low input sampai high input, kemudian dari letak geografis siswa yang beragam dan juga asal daerah siswa yang berasal dari desa, kota, luar provinsi dari berbagai suku, ras dan agama. Kepala Sekolah mempertanggungjawabkan tersusunnya KTSP dan Wakil Kepala SMA Bruderan bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus tiap mata pelajaran yang diampunya sesuai Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Panduan Penyusunan KTSP, berdasarkan hasil dokumentasi dan ini tertuang dalam buku panduan guru. Dalam penyusunan silabus sebagian besar dari tenaga pendidik SMA Bruderan mengikuti Kelompok Kerja Guru KKG, Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP atau Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan LPMP. Dalam penyusunan KTSP SMA Bruderan Purworejo dikoordinasi, disupervisi dan difasilitas oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Penyusunan KTSP Pendidikan Agama PA dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Wilayah Departemen Agama. Sekolah menyusun kalender pendidikan meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur dan kalender pendidikan didasarkan Standar Isi. Kalender pendidikan berisi pelaksanaan aktivitas sekolah satu tahun, dirinci secara semesteran, bulanan dan mingguan. Kalender pendidikan SMA Bruderan di sosialisasikan di awal tahun tepatnya pada saat IHT berdasarkan sumber dari dinas pendidikan provinsi, Yayasan dan Keuskupan Purwokerto. Kalender Akademik ini kemudian ditetapkan Kepala Sekolah. Sekolah menyusun jadwal penyusunan draf KTSP, namun ketika sudah melewati revisi maka penyusunan kurikulum mengikuti evaluasi dari revisi dan ini tid ak terjadwal. “Awalnya dulu kami membuat jadwal artinya bab pertama, kedua dan selanjutnya ada jadwalnya, hanya saja ketika sudah melewati revisi-revisi, kami tinggal evaluasi dari revisi itu saja”, begitulah tanggapan dari narasumber mengenai pertanyaan peneliti tentang penyusunan kalender pendidikan. Berdasarkan hasil dokumentasi sekolah telah menyusun mata pelajaran dan dijadwalkan pada semester gasal dan genap. Sekolah menjamin mutu kegiatan pembelajaran setiap mata pelajaran dan program pendidikan tambahan yang dipilih, seperti muatan lokal yang ada di SMA Bruderan yaitu muatan lokal Bahasa Jawa, Kekharitasan dan Budidaya Ikan. Kegiatan pembelajaran berlangsung berdasar Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi dan peraturan pelaksanaannya, Standar Proses dan Standar Penilaian agar dapat berjalan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Mutu pembelajaran dikembangkan dengan model kegiatan pembelajaran dan mengacu Standar Proses yang melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis. Guru-guru SMA Bruderan selalu berusaha untuk berinovasi agar kegiatan belajar mengajar dapat melibatkan peserta didik, ini nampak dari kedekatan antara siswa dan guru. Hal lainnya seperti tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik agar mampu berpikir kritis, SMA Bruderan menggunakan metode belajar misalnya dengan metode pembelajaran role playing dan belajar di luar kelas. Selain dapat berpikir kritis, dengan belajar dan inovatif peserta didik juga akan dapat mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir, dapat beraktivitas intelektual berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan dan memprediksi. Kegiatan pembelajaran di SMA Bruderan Purworejo menciptakan pemahaman keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar, hal ini nampak ketika peneliti melakukan observasi dan berdasarkan hasil observasi ada salah seorang karyawan yang menceritakan kepada peneliti bahwa terdapat seorang guru di SMA Bruderan Purworejo yang tidak mendapat ijin mengajar dikarenakan peserta didik tidak mampu meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik dan mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan. Setiap guru SMA Bruderan Purworejo bertanggung jawab agar siswa mampu memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi dan mengolah informasi menjadi pengetahuan. Hal ini kemudian secara lebih jelas dipaparkan oleh Bapak Sutasmadi bahwa guru-guru telah memberi tugas sesuai aturan dan dengan tugas-tugas tambahan seperti itu akan melibatkan unsur teknologi yang kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru ataupun masalah yang mereka dapatkan di luar jam sekolah dan mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain misalnya dengan presentasi di depan kelas atau hanya mensharingkan pada tenaga BK . Guru bertanggung jawab agar siswa dapat mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar dengan membagi kelompok belajar. Kepala Sekolah bertanggungjawab pada kegiatan pembelajaran sesuai peraturan Pemerintah yaitu sebagai top manager disekolah dan Wakil Kepala Kurikulum bertanggungjawab pada mutu kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dan mudah di pahami siswa. “Berkembangnya dunia teknologi mau tidak mau juga harus mendorong perkembangan guru untuk menggunakan perkembangan iptek sebagai fasilitas pembelajaran, namun belum semua guru di SMA Bruderan dapat mengikuti perkembangan iptek yang mutakhir. Ini disebabkan karena faktor usia karena ada beberapa guru yang bisa dikatakan sudah tidak muda lagi”. Begitulah jawaban narasumber ketika peneliti menanyakan mengenai ke mampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dengan me tode pembelajaran mutakhir. Setiap guru bertanggungjawab untuk menggunakan fasilitas, peralatan, alat bantu secara efektif dan efisien agar tercipta pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran misalnya dengan menggunakan viewer yang saat ini sekolah baru menyediakan fasilitas viewer untuk siswa kelas XII. Guru juga memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi dari SMP Negeri dan swasta dari kejar paket B dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. Tenaga pendidik di SMA Bruderan memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, dengan tujuan meningkatkan kompetensi, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan keterampilan hidup peserta didik, misalnya dengan cara lombakompetisi, perkemahan yang dapat melatih siswa untuk hidup mandiri dengan permasalahan yang dihadapi harus dipecahkan sendiri. Perkemahan dapat diberi tema sesuai dengan penekanan yang diinginkan, misalnya perkemahan sosial, atau perkemahan lintas mata pelajaran seperti perkemahan bakti sosial di daerah bencana. Guru SMA Bruderan sebagian besar telah mengarah ke pendekatan kompetensi yang menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja tinggi dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah. Ini didasarkan dari hasil observasi dan juga dokumentasi peneliti bahwa kebanyakan guru-guru SMA Bruderan Purworejo telah mempunyai pengalaman mengajar selama lebih dari 15- 20 tahun. Sekolah menyusun program penilaian hasil belajar yang adil, bertanggung jawab dan berkesinambungan dari awal siswa masuk sampai dengan mereka lulus. Penyusunan program penilaian hasil belajar berdasarkan Standar Penilaian Pendidikan dengan menilai hasil belajar seluruh kelompok mata pelajaran, membuat program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan pada pihak yang memerlukan dan pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan dan dokumentasi. Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan pada guru agar dapat ditinjau secara periodik, berdasar data kegagalan atau kendala pelaksanaan program dari temuan penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan bertanggung jawab. Indikator penetapan prosedur yang mengatur transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan berupa pencatatan penilaian yang bervariasi dalam setiap kegiatan pembelajaran sudah dipenuhi oleh sekolah dan sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil guru mengembalikan hasil ulangan harian, namun untuk hasil UTS dan UAS orangtua siswa dipanggil ke sekolah untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan di sekolah. Berkas ulangan harian siswa harus mencantumkan itu tanda tangan orangtua, oleh karenanya berkas ulangan harian di kembalikan kepada siswa. Indikator lain mengenai penyampaian aspirasi siswa sekolah memberi angket kepada siswa untuk memberikan masukan ke guru terkait dengan bagaimana cara guru mengajar. Penilaian di dokumentasikan disertai bukti kesahihan berupa lembar kerja siswa dan raport. Sekolah selalu melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite sekolah dan institusi di atasnya yaitu tiap tengah semeter dan akhir semester. Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik namun dalam peraturan akademik SMA Bruderan Purworejo ini tidak berisi persyaratan minimal kehadiran siswa dan saat wawancarapun narasumber seperti tidak yakin menyebutkan syarat minimal kehadiran siswa adalah 75. Berdasarkan hasil dokumentasi dalam peraturan akademik SMA Bruderan berisi ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, kelulusan dan juga ketentuan mengenai hak siswa menggunakan fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensiperpustakaan. Peraturan akademik ini dilengkapi juga dengan aturan siswa untuk mendapat layanan konsultasi dengan guru mapel dana juga konselor. Kriteria bidang kurikulum ini memiliki 52 kriteria dan 3 kriteria tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan yaitu pertama indikator guru harus bertanggungjawab pada mutu kegiatan pembelajaran dengan cara merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir. Kedua adalah indikator yang menyebutkan seluruh lembar penilaian siswa harus dikembalikan kepada sisiwa untuk dijadikan alat evaluasi dan pemantauan orangtua siswa terhadap perkembangan prestasi siswa. Ketiga, indikator standar pengelolaan yang menyebutkan peraturan akademik di sekolah harus mencantumkan persyaratan minimal kehadiran siswa. Berdasarkan hasil dokumentasi pada pedoman sekolah, peneliti tidak menemukan adanya informasi mengenai persyaratan minimal kehadiran siswa. f. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Bruderan Purworejo Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, peneliti berkesempatan mewawancarai Bruder Albert. Dalam wawancaranya Bruder menjelaskan bahwa dalam menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah mempunyai programnya, namun yang menyusun secara langsung adalah Kepala Sekolah. Bruder Albert kemudian memaparkan untuk program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan berdasarkan kualifikasinya yang terkait dengan pendidik dan profesionalisme guru dan latar belakang guru. Penentuan penghargaan sekolah SMA Bruderan, dari hasil wawancara dengan Bruder Albert, penghargaan akan diberikan kepada tenaga pendidik ataupun karyawan yang telah mengabdi selama 25 tahun yaitu dengan memberikan cincin penghargaan dari Yayasan. Penghargaan ini juga dapat berupa finansial yang jumlahnya bervariasi. Sekolah berharap dengan adanya penghargaan ini tenaga pendidik dan kependidikan termotivasi untuk menjadi agen pembelajaran yang lebih baik. Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar sekolah dan proses seleksi dilakukan atas permintaan sekolah sesuai dengan formasi yang ada. Bruder Albert menjelaskan sekolah selalu melakukan seleksi dengan SDM yang ad a, “Yang namanya formasi disesuaikan dengan kebutuhan, tapi tidak semata-mata kalau kita butuh kita langsung mengangkat, tentunya kami melakukan seleksi dan seleksi itu dilakukan oleh Yayasan dan yang memenuhi standar atau layak akan di ujicobakan akan ditempatkan s esuai dengan formasi yang ada di sekolah”. Tenaga pengajar yang telah di terima di SMA Bruderan tidak lantas di angkat sebagai pegawai tetap tapi harus melalui uji coba dan seleksi. Masa uji coba bervariasi tergantung pada prestasi dan keprofesionalitasan guru, apabila Yayasan memandang telah layak atau sudah sesuai maka Yayasan akan diangkat dan yang belum sesuai akan terus di uji coba sampai di anggap layak oleh Yayasan. Sekolah mendukung upaya promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasar asas kemanfaatan, kepatutan dan profesionalisme dengan memberikan kesempatan guru studi S2, namun guru kurang berminat karena terganjal urusan keluarga, materi, akomodasi dan inisiatif dari guru sendiripun masih tergolong kurang. Semangat dari guru-guru SMA Bruderan Purworejo semakin surut karena tawaran studi S2 tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan guru, “Sebenarnya ada tawaran untuk melanjutkan studi, tapi yang ditawarkan adalah studi hukum padahal sebagai tenaga pengajar yang mereka butuhkan Magister Pend idikan bukan ilmu murni”. SMA Bruderan mendukung penempatan tenaga kependidikan disesuaikan kebutuhan jumlah, kualifikasinya dengan menetapkan prioritas. Sekolah mendukung mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain berdasar analisis jabatan, diikuti orientasi tugas pimpinan tertinggi sekolah biasanya dilakukan setelah empat tahun dan diperpanjang berdasar alasan yang dipertanggungjawabkan melalui seleksi dan kompetensi, diutamakan mereka yang sudah menjadi pegawai tetap. Untuk tenaga kependidikan tambahan tidak ada mutasi. Sekolah mendayagunakan Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah. Walaupun SMA Bruderan merupakan sekolah Yayasan, namun tetap top manager nya adalah Kepala Sekolah. Wakil Kepala Kurikulum SMA Bruderan mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, beliau dibantu oleh beberapa staf dalam mengelola bidang kurikulum. Wakil Kepala Sarana Prasarana dan Wakil Kepala Kesiswaan merasa didayagunakan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu Kepala Sekolah mengelola sarana prasarana dan peserta didik. SMA Bruderan mendayagunakan guru melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik menjadi manusia berkualitas dan mengaktualisasikan potensi kemanusiaan secara optimum. Konselor di SMA Bruderan melaksanakan tugas dan tanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling pada siswa. SMA Bruderan juga memiliki pelatihinstruktur untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Dalam mengelola perpustakaan SMA Bruderan memiliki satu tenaga perpustakaan untuk membantu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam mengelolan sumber belajar yang ada di perpustakaan. Secara khusus, SMA Bruderan tidak memiliki tenaga laboratorium. Tenaga laboratorium di SMA Bruderan adalah guru yang menggunakan laboratorium tersebut, misalnya pengelolaan laboratoriun kimia dilaksanakan oleh guru kimia. Hal ini tentunya akan menggandakan fungsi guru dan ditakutkan akan menyebabkan guru kurang fokus terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Teknisi sumber belajar di SMA Bruderan adalah para pesuruh dan yang berkaitan dengan teknologi sekolah memanggil jasa agar tidak terjadi kekeliruan karena di kerjakan oleh mereka yang belum professional di bidangnya. Teknisi sumber belajar ini melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran. SMA Bruderan dalam pemenuhan tenaga administrasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya sedangkan untuk tenaga kebersihan sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawab memberikan layanan kebersihan lingkungan SMA Bruderan dengan sangat bersih dan terawat sehingga SMA Bruderan dapat dikatakan sebagai sekolah yang nyaman dan sejuk untuk belajar. Dari 20 kriteria bidang pendidik dan kependidikan terdapat dua indikator yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Pertama adalah indikator sekolah yang harus mendukung pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang diidentifikasi secara sistematis sesuai aspirasi individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah yang tersandung dengan masalah akomodasi dan biaya serta inisiatif dari guru sendiri untuk dikembangkan masih kurang. Hal ini terjadi karena sekolah hanya memberikan bantuan sekian persen dan ditambah tawaran studi S2 yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan guru, yaitu tawaran studi hukum dan ilmu murni, padahal yang dibutuhkan guru adalah studi magister pendidikan yang tentunya sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Kedua, indikator tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawab membantu guru mengelola kegiatan praktikum di laboratorium. Kenyataannya tenaga laboratorium di SMA Bruderan adalah guru yang menggunakan laboratorium tersebut. Misalnya pengelolaan laboratorium kimia dilaksanakan oleh guru kimia. g. Bidang Sarana dan Prasarana SMA Bruderan Purworejo SMA Bruderan telah menetapkan kebijakan program tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana yang mengacu Standar Sarana dan Prasarana di dalam merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan. SMA Bruderan melakukan evaluasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi untuk mendukung proses pendidikan. Bapak Pangarso selaku Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana menjelaskan bahwa untuk melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah dilakukan secara bertahap misalnya untuk pengadaan LCD dan viewer tahun lalu sekolah telah berhasil merealisasikan pengadaan viewer untuk kelas XII dan untuk kelas XI dan X, sekolah berencana merealisasikan tahun depan. Saat peneliti berkesempatan menanyakan mengenai program pengelolaan sarana dan prasarana SMA Bruderan apakah menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat, dapat disimpulkan bahwa SMA Bruderan menyusun skala prioritas pada masing-masing tingkat dan disesuaikan dengan kemampuan sekolah. “Yang mahal-mahal kami penuhi secara bertahap, dan yang paling dibutuhkan di sekolah kami akan usahakan untuk segera memenuhinya” begitulah paparan dari Bapak Pangarso. SMA Bruderan melakukan pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan misalnya dalam pengolahan sampah yang baru di anggarkan dan akan di implementasikan tahun depan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemisahan sampah dalam tiga tempat yang berbeda-beda yaitu dengan warna kuning, merah dan ungu. Tahun depan SMA Bruderan berencana menganggarkan untuk membangun pengolahan sampah yang lebih besar lagi dan pengolahan sampah ini nantinya akan dikelola oleh pesuruh yang ada di SMA Bruderan Purworejo. Peneliti kemudian melanjutkan wawancaranya dengan menanyakan hal mengenai sosialisasi program, apakah program selalu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan narasumber menjawab bahwa sosialisasi tidak selalu dilakukan, sosialisasi dilakukan dalam hal kecil misalnya sosialisasi yang terkait dengan hal sarana dan prasarana yang dilakukan kepada guru yang berkepentingan misalnya cara menggunakan viewer d an LCD. “Kalau yang saat ini tidak, kami biasanya akan memanggil seluruh wali kelas dan dikumpulkan dan akan ditanya apa yang dibutuhkan di kelas atau berdasarkan masukan dari teman-teman guru ”. Pengelolaan sarana prasarana sekolah direncanakan sistematis, selaras pertumbuhan kegiatan akademik dan mengacu Standar Sarana dan Prasarana dilakukan secara bertahap dan sesuai masukan wali kelas masing-masing. Rencana pemenuhan sarana dan prasarana dituangkan dalam rencana pokok master plan meliputi gedung dan laboratorium dan pengembangannya “Dalam masterplan yang sekarang ini garis besarnya SMA Bruderan sudah tidak boleh membangun gedung kecuali yang ramah lingkungan karena dapat menggurangi ruang terbuka”. Saat peneliti menanyakan hal pengelolaan perpustakaan sekolah, Bapak Pangarso menyarankan peneliti untuk ke perpustakaan langsung dan bertanya pada petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan menjelaskan bahwa untuk saat ini, SMA Bruderan sudah menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya dengan menyediakan komputer dalam pencarian buku. Pengelolaan perpustakaan sekolah merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai kebutuhan peserta didik dan pendidik tiap tahunnya. Perpustakaan membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja yaitu dari pukul 07.00 - 14.00, perpustakaan akan tetap melayani peminjaman buku apabila ada kegiatan ekstra seperti seminar dan kegiatan yang berkaitan dengan jurnalistik. Perpustakaan SMA Bruderan hanya melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan internal dan tidak menyediakan pelayanan peminjaman dari sekolah lain. SMA Bruderan kekurangan biaya dalam pemenuhan alat praktik karena hanya menerima sedikit bantuan dari pemerintah. “Alat praktik sering mengalami kerusakan karena siswa-siswanya yang bandel dan tidak menaati peraturan pemakaian”. Pengelolaan fasilitas fisik untuk ekstrakurikuler disesuaikan perkembangan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik yang selalu memberikan kebebasan siswa-siswinya dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. “Kita selalu mengusahakan apabila sarana dan prasarana untuk perkembangan ekstrakurikuler kurang maka akan disesuaikan dengan minat siswa, misalnya ada yang membutukan gamelan untuk ekstrakurikuler, kami para guru akan mengusahakan bagaimana caranya untuk memenuhinya ”. Dari 16 indikator bidang sarana dan prasarana terdapat empat indikator yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Pertama, seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sebaiknya disosialisasikan pada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. Kedua, indikator perpustakaan yang seharusnya melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, internal maupun eksternal. Ketiga, indikator perpustakaan yang sebaiknya menyediakan pelayanan peminjaman dari sekolah lain. Keempat, indikator pengelolaan laboratorium yang sebaiknya dikembangkan dengan perkembangan iptek, dilengkapi dengan manual yang jelas, tidak terjadi kekeliruan yang menimbulkan kerusakan. h. Bidang Keuangan dan Administrasi SMA Bruderan Purworejo SMA Bruderan sangat menjaga privasi dan rahasia. Dalam memperoleh data, peneliti memberikan angket kepada tenaga TU karena tidak bersedia di wawancarai. Dari hasil angket pada bidang Keuangan dan Pembiayaan Sekolah di SMA Bruderan menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional mengacu Standar Pembiayaan. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah mengatur pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola, yaitu segala pemasukan yang berasal dari pemerintah dan donatur dicatat secara jelas agar tidak terjadi kekeliruan. Penyusunan, pencairan anggaran, penggalangan dana di luar dana investasi dan operasional merupakan kewenangan dan tanggungjawab Kepala Sekolah dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai peruntukannya. Semua penerimaan dan pengeluaran, penggunaan anggaran dicatat dan di dokumentasikan sedemikian rupa untuk dilaporkan kepada komite sekolah dan juga institusi di atasnya pada tiap bulannya. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah diputuskan oleh kebijakan dari komite sekolah, ditetapkan Kepala Sekolah dan mendapat persetujuan institusi di atasnya. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah hanya di sosialisasikan pada pihak yang berkepentingan. Dari tujuh indikator dalam bidang keuangan dan administrasi hanya terdapat satu indikator yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan yaitu pedoman pengelolaan biaya yang tidak disosialisasikan kepada semua pihak, melainkan hanya kepada pihak yang berkepentingan yaitu tenaga administrasiTU saja. i. Bidang Budaya dan Lingkungan SMA Bruderan Purworejo Berdasar hasil wawancara peneliti dengan Bapak Albertus Suhadi selaku Waka Bidang Hubungan Masyarakat dapat di katakan bahwa Sekolah SMA Bruderan selalu menciptakan suasana, iklim, lingkungan pendidikan yang kondusif dalam pembelajaran. Ini nampak pada lingkungan sekolah yang bersih, terawat dan nyaman untuk belajar karena sejuk dengan ditambah pohon-pohon rindang yang menciptakan hawa tidak begitu panas. Sedangkan berdasar hasil dokumentasi, dalam prosedur pelaksanaan terdapat prosedur tertulis dan regulasi mengenai informasi kegiatan penting yang akan dilaksanakan melalui media yang memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang beserta penjelasannya per bidangnya. Prosedur pelaksanaan tidak selalu dirapatkan dalam rapat dewan pendidik dan hanya dirapatkan dengan guru dan pihak terkait. Sekolah juga menetapkan pedoman tata-tertib yang terdapat dalam pedoman sekolah yang juga menjelaskan mengenai penetapan tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, termasuk menggunakan, memelihara sarana dan prasarana pendidikan berupa petunjuk, peringatan dan larangan dalam berperilaku di sekolah, pemberian sangsi yang melanggar tata tertib yang tercakup dalam buku panduan untuk siswa, guru dan karyawan. “Untuk siswa ada buku pedoman tata tertibnya untuk guru juga ada dari Yayasan itu tata tertibnya ada semua, kemudian sanksi untuk siswa juga di buku panduan ada, untuk guru dan karyawan juga ada dan tercantum dalam buku panduan untuk guru dan karyawan” begitulah penjelasan dari Waka Bidang Hubungan Masyarakat yaitu Bapak Albertus Suhadi. Tata tertib SMA Bruderan ditetapkan Kepala Sekolah dan menetapkan kode etik warga sekolah memuat norma hubungan warga di sekolah, hubungan warga sekolah dengan masyarakat. Dari hasil dokumentasi di dalam buku panduan terdapat peraturan sistem yang memberikan penghargaan yang mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar. Kode etik sekolah ditanamkan kepada seluruh warga sekolah untuk menegakkan etika sekolah. Sekolah memiliki program yang jelas untuk meningkatkan kesadaran beretika bagi semua warga sekolahnya. Dari 13 indikator bidang hubungan masyarakat, seluruh indikator di dalamnya sudah memenuhi standar pengelolaan pendidikan. 3. Data Product a. Program Pengawasan SMA Bruderan Purworejo SMA Bruderan memiliki program pengawasan dan sosialisasi dalam bentuk supervisi, monitoring dan evaluasi yang kontrolnya dilakukan oleh Yayasan dengan laporan RAPBS yang dilaporkan tiap bulan. Kegiatan monitoring pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah menjadi terarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan monitoring ini juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih terarah dalam mewujudkan tujuan yang ditetapkan oleh sekolah. Supervisi, monitoring atau pengawasan ini dilakukan dengan cara penilaian sesuai kompetensi, kepala sekolah melakukan penilaian dengan pemantauan secara terstruktur. Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu: 1 Meningkatkan mutu kinerja guru: 2 Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut 3 Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya. 4 Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya. 5 Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. 6 Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran. 7 Menyediakan sebuah sistem yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran. 8 Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru. 9 Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik 10 Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa 11 Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan. 12 Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan. b. Pelaksanaan Pengawasan SMA Bruderan Purworejo Sebagai salah satu sekolah swasta Yayasan Katolik, SMA Bruderan terkenal dengan sekolah yang memiliki disiplin tinggi. Untuk menjaga nama baik dari sekolah, SMA Bruderan terus melakukan upaya agar kualitas sekolah tetap terjaga yaitu dengan selalu melakukan evaluasi. Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pihak dalam yaitu guru dan pengelola sekolah dalam hal ini adalah Kepala Sekolah yang selanjutnya disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar atau badan independen atau badan akreditasi sekolah seperti Yayasan Pusat dan juga Badan Akreditasi Sekolah. c. IsiSasaran Kepengawasan SMA Bruderan melakukan pelaksanaan pengawasan baik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru maupun dari pihak Yayasan terhadap sekolah. Sasaran pengawasan dari SMA Bruderan adalah seluruh guru dan segenap karyawan yang terlibat di SMA Bruderan yang bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup masukan termasuk program sekolah, proses dan hasil. d. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Diri dan Evaluasi Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan Evaluasi diri ini dilakukan dengan metode angket dan juga dalam rapat kedinasan. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan berupa supervisi, pengawasan dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam kurun waktu tertentu dan hasilnya disampaikan lagi kepada guru berupa DP3 atau raport guru. e. Pelaksanaan persiapan bahan untuk akreditasi sekolah oleh BAS SMA Bruderan melaksanakan segala persiapan terkait dengan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah yang dilakukan oleh BAS, misalnya perlengkapan administrasi dan perbaikan pengelolaan sekolah untuk mendukung akreditasi sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dapat dikatakan bahwa SMA Bruderan memiliki standar pengelolaan yang cukup baik. Ini terbukti dengan akreditasi SMA Bruderan yang memiliki akreditasi A dengan skor 93. 126

BAB V PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2013 untuk mendapatkan data, peneliti mewawancarai Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana dan prasarana dan bidang keuangan di SMA Bruderan. Peneliti juga melakukan observasi untuk mendapatkan data mengenai kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, sosial Kepala Sekolah, mengamati sarana prasarana yang ada di sekolah dan mengamati penyediaan fasilitas di sekolah. 1. Evaluasi Antecedents Berdasarkan wawancara dan dokumentasi yang dilakukan peneliti pada data antecedents yaitu penerapan perencanaan program kerja di SMA Bruderan Purworejo mencakup visi sekolah, misi, tujuan sekolah, rencana kerja sekolah sudah dirumuskan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Hal ini nampak pada keselarasan antara hasil wawancara dan hasil dokumentasi pada dokumen KTSP dan pedoman sekolah. Dalam wawancaranya dengan Waka Bidang Kurikulum Bapak Sutasmadi dan Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo Bapak Waluya dapat disimpulkan bahwa visi adalah menyangkut tentang sesuatu yang diinginkan dari sekolah dan keinginan ini dapat bersumber dari masyarakat sebagai pengguna sekolah dan pemerintah sebagai pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap sekolah. Visi dan misi merupakan bagian integral dari usaha mewujudkan tujuan pendidikan nasional sekaligus sebagai strategi peningkatan mutu. Departemen Pendidikan Nasional menetapkan visi pendidikan nasional sebagai berikut: “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif dalam menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”. Misi sekolah merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Sebagai sekolah swasta, SMA Bruderan telah mendokumentasikan visi, misi dan tujuan sekolah ke dalam KTSP yang telah disetujui dan dirapatkan dengan para pemangku kepentingan atau stakeholder diantaranya komite sekolah. Sedangkan untuk rencana kerja, sekolah mendokumentasikan ke dalam RKA- S agar mudah dijangkau oleh staf pengajar. Pada kriteria antecedents lainnya yaitu kepemimpinan sekolah berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, dilihat dari kualifikasi khusus dan kualifikasi umum kepala sekolah SMA Bruderan yaitu Kepala sekolah SMA Bruderan memiliki kualifikasi S1 jurusan Pendidikan Kimia di IKIP Negeri Yogyakarta, Kepala sekolah SMA Bruderan pada saat diangkat sebagai kepala sekolah berusia 47 tahun, Kepala sekolah SMA Bruderan telah memiliki pengalaman mengajar selama 25 tahun sejak SMA Bruderan ini bernama SPG, Kepala sekolah SMA Bruderan berstatus sebagi guru SMA, Kepala sekolah SMA Bruderan memiliki pangkat IVa, Kepala sekolah SMA Bruderan memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA dan Kepala sekolah SMA Bruderan memiliki sertifikat kepala SMAMA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah memenuhi Standar Kepala Sekolah. Ini semua sudah sesuai dengan kualifikasi umum dan khusus seperti yang tertuang dalam Permen No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala SekolahMadrasah. Sedangkan apabila dilihat dari segi kompetensi kepribadian, Kepala Sekolah sudah bersikap jujur dalam hal apapun terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya seperti: mengisi agenda kegiatan harian, merekam jumlah barang yang diterima, membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Kepala sekolah SMA Bruderan juga telah bersikap terbuka, misalnya dalam hal menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS dan seluruh kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokoknya. Bapak Waluyo selaku Kepala sekolah juga telah memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin yaitu, memiliki kestabilan emosi dan mengendalikan diri dalam memecahkan masalah. Kepala sekolah telah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan juga memiliki rasa percaya diri dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah sudah menjalin komunikasi dan kerjasama dengan pihak lain untuk pelaksanaan tugas pokoknya seperti komite sekolah dan Yayasan Pius. Dalam kompetensi sosial Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo juga sudah sesuai dengan Standar Kepala SekolahMadrasah misalnya dalam hal kepekaan terhadap masalah sosial, partisipasi dalam kegiatan sosial dan juga Kepala sekolah telah berinovasi dalam memberikan bantuan kepada pihak lain misalnya pada panti jompo maupun panti asuhan. Sedangkan untuk kompetensi manajerial Kepala Sekolah sudah mengelola KTSP dan juga ikut mengembangkan maupun melaksanakan program pembelajaran. Kepala Sekolah juga telah mengevaluasi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan ikut dalam mengelola penerimaan siswa baru. Untuk kompetensi supervisi Kepala Sekolah menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah dengan cara merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Kepala Sekolah Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat di waktu tertentu. Kepala Sekolah SMA Bruderan sudah memiliki kompetensi yang cukup baik untuk mengelola sekaligus menjadi top manager. Untuk memvalidasi hasil observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada karyawan dan guru mengenai kompetensi yang dimiliki Kepala Sekolah. Dan hasilnya adalah penilaian dari karyawan dan guru yang dipilih secara random oleh peneliti dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi dan sosial sebagian besar sudah sesuai dengan kriteria Permen No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala SekolahMadrasah. Untuk kompetensi kewirausahaan Kepala Sekolah masih kurang dalam menciptakan iklim kewirausahaan, ini nampak dari kurikulum SMA Bruderan yang belum memiliki muatan lokal ataupun pelatihan kewirausahaan bagi siswa. Dari hasil observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa SMA Bruderan sebagai sekolah swasta perlu berinovasi di bidang kewirausahaan agar SMA Bruderan selain unggul dalam akademik tapi juga unggul dalam bidang kewirausahaan. Kriteria antecedents berikutnya yaitu sistem informasi manajemen, dari hasil observasi sekolah belum mempunyai sistem informasi manajemen yang mendukung administrasi sekolah. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan, karena seharusnya sekolah menyediakan sistem informasi manajemen yang dapat di akses oleh seluruh warga sekolah dan bukan hanya guru saja. Secara keseluruhan dari 28 kriteria antecedents terdapat 26 kriteria yang sudah sesuai dengan standar pengelolaan dan 2 kriteria yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan yaitu pada kriteria misi sekolah yang seharusnya menjadi dasar pokok sekolah tapi dasar pokok dari SMA Bruderan adalah visi. Kriteria lain yang tidak sesuai adalah ketidaksesuaian sistem informasi manajemen yang ada di SMA Bruderan dengan standar pengelolaan pendidikan, ini disebabkan karena belum adanya sistem informasi manajemen yang bisa diakses seluruh warga sekolah dan belum tersedianya fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses