Teknik Penentuan Sampel Outliers Univariate

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval. sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut : 1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju Keterangan : Jawaban dengan nilai 1 berarti kecenderungan tidak menyetujui pernyataan yang diberikan negatif, jawaban dengan nilai antara 7 berarti menyetujui pernyataan yang diberikan positif.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi Populasi merupakan kelompok subyek obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian Sumarsono, 2004 : 44. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM Card Mentari. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representatif dari sebuah populasi Sumarsono, 2002 : 45. Metode pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain : a. Umur minimal 17 tahun. Alasannya, sudah cukup dewasa, mengerti dan memahami akan SIM Card. b. Merupakan pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM Card Mentari 2 bulan terakhir. Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand 2002:48, antara lain : 1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation. 2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi. 3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5- 10. Bila terdapat 22 indikator, jika dikalikan 5 maka besarnya sampel adalah 110. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data Data Primer. Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dengan cara kuesioner.

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber datanya diperoleh dari keseluruhan pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM Card Mentari.

3.3.3. Pengumpulan Data

1. Wawancara Melakukan wawancara atau tanya jawab dengan keseluruhan pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM Card Mentari untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk kebutuhan penelitian. 2. Kuesioner Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada keseluruhan pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM Card Mentari. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4. Teknik Analisis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modeling SEM. Alasan peneliti menggunakan teknik analisis ini karena membutuhkan alat analisis yang mencakup beberapa variabel sekaligus baik sebagai variabel independen maupun variabel dependen. SEM memiliki kemampuan menganalisis model-model yang menggunakan variabel laten. Dalam menguji analisis dan uji hipotesis peneliti menggunakan program aplikasi AMOS dengan salah satu alasannya yaitu aplikasinya yang lebih mudah dan praktis. 1 Confirmatory Factor Analysis Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran confirmatory factor analysis dengan contoh sebagai berikut : Persamaan atribut produk X1: X.1.1 = 1 atribut produk + er_1 X.1.2 = 2 atribut produk + er_2 X.1.3 = 3 atribut produk + er_3 X.1.4 = 4 atribut produk + er_4 X.1.5 = 5 atribut produk + er_5 Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan contoh variabel produk akan nampak sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Variabel Atribut Produk er_1 X1.1 Keterangan : X.1.1 = pertanyaan tentang kualitas daya tahan, keandalan jangkauan sinyal X.1.2 = pertanyaan tentang nama merek X.1.3 = pertanyaan tentang logo X.1.4 = pertanyaan tentang desain kemasan X.1.5 = pertanyaan tentang nomor cantik

3.4.1 Uji Normalitas dan Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram. Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam analisis, penguji dapat menggunakan uji – uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skweness value dari data yang digunakan. Dimana biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai z – value Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atai critical ratio Ferdinand, 2002 : 95, maka dapat diduga bahwa distribusi data Atribut Produk X1.2 er_2 X1.2 er_3 X1.4 er_4 X1.5 er_5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki. Misalnya bila nilai yang dihitung lebih besar  2.58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0.01. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pada penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.

3.4.2. Evaluasi Outliers

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki karateristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi yang lain dan muncul dalam bentuk ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel kombinasi. Hair. et.al. 1998. Adapun outliers dapat dievaluasi dengan 2 cara, yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers Hair. et.al. 1998.

a. Outliers Univariate

Deteksi terhadap adanya outliers univariate dapat dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkoversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar z-score, maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar diatas 80 observasi, pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 Hair dkk, 1998 dalam Ferdinand, 2002 : 98. Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang memilki z-score  3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

b. Outliers Multivariate