makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna Kustandi dan Sutjipto, 2013:
8. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya pembaharuan, dalam pemanfaatan hasil teknologi untuk membantu proses
belajar. Mahasiswa FKIP sekurang-kurangnya dapat menggunakan media yang murah dan efisien meskipun sederhana. Untuk itulah mahasiswa FKIP
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang media pembelajaran.
Tujuan dari mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks dan mata kuliah Media Pembelajaran adalah untuk membekali mahasiswa FKIP agar
memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam menciptakan, menemukan, dan menyajikan informasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kaitannya dengan
bakat keguruan, mahasiswa yang sudah mengambil kedua mata kuliah tersebut berarti sudah melalui proses pembelajaran dan pelatihan dalam
membuat bahan ajar dan media. Ketika mahasiswa FKIP diminta untuk menciptakan bahan ajar, mahasiswa bisa mengidentifikasi kompetensi dasar,
tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Di sisi lain, terkait dengan media pembelajaran,
mahasiswa FKIP diharapkan mampu membuat dan menemukan media pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran, tujuan pembelajaran,
dan kebutuhan siswa. Mahasiswa yang sebelumnya sudah memiliki bakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keguruan dari lahir akan semakin terasah keterampilan dan kemampuan keguruannya.
Kedua mata kuliah tersebut diharapkan mampu memunculkan bakat karena di kedua mata kuliah tersebut mahasiswa dituntut untuk mampu
memahami konsep dasar, identifikasi dan kebutuhan yang diperlukan. Oleh karena itu, kedua mata kuliah tersebut berperan dalam mengasah keterampilan
dan kemampuan keguruannya. Hal tersebut sesuai dengan pengertian bakat yaitu sebagai kemampuan bawaan serta potensi yang masih perlu dilatih
Munandar, 1985: 17 guna mendapatkan kesempatan untuk berkembang Poerbakawatja, 1989: 38 diwujudkan dengan pendidikan dan latihan agar
suatu kinerja dapat dilakukan pada masa yang akan datang Ali dan Asrori, 2005: 80. Hal ini menunjukkan bahwa bakat dapat terwujud sebagai kinerja
atau perilaku nyata dalam bentuk prestasi yang menonjol, masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengadakan
penelitian tentang Hubungan Mata Kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks dan Mata Kuliah Media Pembelajaran dengan Bakat keguruan
Mahasiswa FKIP. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus pada
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis berfokus pada hal-hal yang mempengaruhi bakat keguruan mahasiswa FKIP. Hal-hal tersebut dilihat dari
mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks dan mata kuliah Media Pembelajaran. Sedangkan untuk bakat keguruan mahasiswa FKIP dilihat dari
keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan tugas keguruan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian
ini adalah
1. Apakah ada hubungan antara mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku
Teks dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP?
2. Apakah ada hubungan antara mata kuliah Media Pembelajaran dengan
bakat keguruan mahasiswa FKIP?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara mata kuliah Kurikulum dan
Kajian Buku Teks dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP. 2.
Untuk mengetahui adanya hubungan antara mata kuliah Media Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP.
E. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk bidang pendidikan dan pengajaran.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Untuk para calon guru hendaknya menjadikan bahan refleksi mahasiswa dan mahasiswi FKIP karena akan menambah pengetahuan
dikemudian hari jika menjadi seorang guru. b.
Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dapat menjadi bahan acuan bagi fakultas untuk mengetahui bakat
keguruan yang dimiliki mahasiswa FKIP. c.
Bagi Universitas Sanata Dharma Sebagai Universitas yang mempunyai Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan FKIP penelitian ini hendaknya dapat memperkaya dan menambah wawasan bacaan tentang bakat keguruan.
d. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, menerapkan teori yang telah diperoleh selama studi dan untuk
memperoleh pengalaman nyata supaya dapat dipraktikkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Guru
1. Pengertian Guru
Pada era otonomi pendidikan, pemerintah memiliki kewenangan yang besar mengenai penentuan kualitas guru. Oleh karena itu
pemerintah dan lembaga pendidikan FKIP harus memiliki pola rekrutmen dan pola pembinaan calon guru yang tepat. Menurut
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia 2011: 509 guru adalah orang yang pekerjaan atau mata pencahariannya, profesinya mengajar.
Guru adalah orang dewasa yang mempersiapkan diri secara khusus melalui lembaga pendidikan guru Samana, 1994: 15 dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik Danim dan Khairil, 2011: 5
baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah Djamarah, 2005: 32 yang mampu membawa generasi bangsa
membangun peradaban mereka Djohar, 2006: 11. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru adalah seorang pendidik yang telah melalui pelatihan di lembaga pendidikan dan memiliki tanggung jawab serta tugas utama
mendidik, mengajar, melatih, dan mengevalusi peserta didik agar tercipta sumber daya manusia yang berperan dalam membangun
peradaban bangsa. 2.
Tugas dan Peran Guru Guru adalah figur seorang pemimpin. Jabatan guru memiliki
banyak tugas, baik terikat oleh dinas maupun di luar dinas. Secara umum tugas guru adalah sebagai pendidik dan pengajar serta
bertanggung jawab terhadap setiap muridnya. Guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya mengajar dan menyampaikan materi
pembelajaran, tetapi juga dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang cakap, dapat diharapkan membangun dirinya, dan
membangun bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 menegaskan
tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik yaitu meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
adalah meneruskan keterampilan atau kecakapan hidup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan belajar mengajar tidak bisa lepas dari keberadaan guru. Tanpa adanya guru, pembelajaran akan sulit dilakukan. Guru memiliki
peran yang paling aktif dalam pelaksanaan pendidikan. Guru melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan
mengajar peserta didik. Di sisi lain, guru juga memiliki banyak kewajiban
dalam pembelajaran,
mulai dari
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran hingga melakukan
evaluasi pembelajaran. Menurut Djamarah 2005: 43-48, peranan yang diharapkan dari guru antara lain: korektor, inspirator, infomator,
organisator, motivator,
inisiator, fasilitator,
pembimbing, demonstrator, pengelolaan kelas, mediator, supervisor, dan evaluator.
Dari semua proses pembelajaran mulai dari perencanaan hingga evaluasi pembelajaran guru memiliki berbagai peran.
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan nilai yang buruk. Nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai
yang buruk harus diperbaiki. Bila guru membiarkan nilai yang buruk, maka guru telah mengabaikan perannya sebagai korektor yang menilai
dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didik. Di sisi lain, guru melakukan koreksi tidak hanya di sekolah, tetapi juga
di luar sekolah Djamarah, 2005: 44. Guru melakukan koreksi di luar sekolah karena tidak sedikit anak didik yang melakukan pelanggaran
terhadap norma yang hidup di masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI