Korelasi tiap aspek kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan.

yang sama memiliki kepuasan perkawinan lebih tinggi dibandingkan responden dengan pasangan dari asal daerah yang berbeda.

3.2.4 Perbedaan Kepuasan perkawinan berdasarkan usia

Peneliti melakukan uji beda kepuasan perkawinan berdasarkan usia responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu usia 21-45 dan usia 46-65. Hasil uji beda kepuasan perkawinan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 21. Tabel 21. Uji beda berdasarkan Usia. N Mean teoretis Mean Sig. Usia 21-45 35 105,85 107.36 0,444 Usia 46-65 32 105.94 Berdasarkan usia responden, terdapat 35 responden yang berada pada usia 21 tahun hingga 45 tahun dengan nilai mean sebesar 107,36. Responden lainnya berada pada usia 46 tahun hingga 65 tahun yaitu sebanyak 32 responden dengan nilai mean sebesar 105,94. Nilai signifikansi uji beda dari data demografik mengenai usia yaitu sebesar 0,444 p0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan kepuasan perkawinan yang tidak signifikan antara responden yang berusia dengan rentang 21 tahun hingga 45 tahun dan subjek dengan rentang usia 46 tahun hingga 65 tahun.

3.2.5 Perbedaan Kepuasan perkawinan berdasarkan jenis kelamin

Peneliti melakukan uji beda pada variabel kepuasan perkawinan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil uji beda dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22. Uji beda berdasarkan Jenis Kelamin. N Mean teoretis Mean Sig. Laki-Laki 33 105,85 107.11 0,444 Perempuan 34 106.20 Tabel 22 menunjukkan terdapat 33 responden laki-laki dengan nilai mean sebesar 107,11 dan 34 responden perempuan dengan nilai mean sebesar 106,20. Nilai signifikansi uji beda dari data demografik mengenai usia perkawinan yaitu sebesar 0,444 p0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan kepuasan perkawinan yang tidak signifikan antara laki-laki dan perempuan.

D. Pembahasan 1. Hubungan antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan. Hal ini berarti individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi merasakan perkawinan yang memuaskan, dan begitu sebaliknya. Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tergolong rendah