Bagan 1. Bagan Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kepuasan Perkawinan.
Kecerdasan Emosi
Terbuka terhadap perasaan, baik yang menyenangkan dan
tidak menyenangkan
Mampu mengekspresikan
kasih sayang pada pasangan dan berkomitmen untuk setia.
Individu akan
memiliki perasaan
positif terhadap
pasangan dan
kehidupan Merasa nyaman berkomunikasi
dengan pasangan, terutama dalam berbagi emosi dan
Mampu mempertimbangan
beberapa sudut pandang dan mampu menguasai perubahan
suasana hati. Mampu mengambil keputusan
dan mendiskusikan masalah dengan pasangan
Mampu mengetahui
pengetahuan tentang emosi dan
relasi emosi
yang Mampu mengamati perasaan-
perasaan yang dirasakan oleh individu
disepanjang perkawinan
Mampu mengatur
emosi dalam diri dan orang lain.
Mudah memahami
dan menghargai perasaan anggota
keluarga, serta
dapat menyelesaikan
masalah Kepuasan
Perkawinan
Memiliki penilaian
dan perasaan positif
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan. Semakin tinggi kecerdasan emosi
individu maka semakin tinggi tingkat kepuasan perkawinannya.
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis survei korelasional, yang bertujuan untuk menguji korelasi antara kcerdasan emosi
dengan kepuasan perkawinan.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Kepuasan Perkawinan.
2. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan definisi konseptual pada masing-masing variabel.
1. Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan adalah evaluasi atau penilaian subjektif individu terhadap pasangan dan perasaan positif yang muncul dalam perkawinan.
Kepuasan perkawinan diukur dengan menggunakan skala kepuasan perkawinan yang disusun berdasarkan dua aspek, yaitu aspek kognitif dan
aspek afektif. Masing masing aspek dilihat berdasarkan tujuh konteks dalam
perkawinan, yaitu a kepribadian; b komunikasi; c resolusi konflik; d pengaturan keuangan; e aktivitas waktu luang; f hubungan seksual; serta
g anak dan pengasuhan.
2. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasa secara akurat, menilai, dan mengekspresikan emosi, kemampuan untuk mengakses dan
membangkitkan emosi agar membantu pikiran, kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan terkait emosi, dan kemampuan meregulasi emosi
untuk meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual. Kecerdasan Emosi diukur menggunakan skala kecerdasan emosi yang disusun berdasarkan empat
aspek dari kecerdasan emosi, yaitu a mempersepsi emosi; b menggunakan emosi; c memahami dan menganalisa emosi; serta d mengatur dan
meregulasi emosi.
D. Responden Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan orang dewasa berusia 21-65 tahun yang telah menikah sebagai responden penelitian. Teknik pemilihan responden
dalam penelitian ini menggunakan metode non probability purposive sampling jenis purposive sampling, yaitu pemilihan responden berdasarkan ciri-ciri tertentu
yang berkaitan dengan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Siregar, 2013. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah orang dewasa
yang sudah menikah, memiliki anak, dan tinggal bersama dengan pasangan. Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena peneliti ingin melihat bagaimana
individu menilai dan perasaan terhadap pasangan dan seputar perkawinan, termasuk pola pengasuhan anak.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode skala untuk memperoleh data mengenai kepuasan perkawinan dan kecerdasan emosi. Prosedur
penyusunan skala kepuasan perkawinan dan kecerdasan emosi, meliputi penyusunan blue print, Focus Group Discussion FGD, penulisan item, review
dan revisi item, perhitungan IVI-I dan IVI-S, serta uji coba alat ukur.
1. Penyusunan Blue Print
Peneliti menyusun blue print kepuasan perkawinan dan blue print kecerdasan emosi
1.1 Penyusunan Blue Print Kepuasan Perkawinan
Berdasarkan tujuh area dalam kehidupan perkawinan, peneliti menyusun blue print di mana masing-masing area mengandung aspek
kognitif dan aspek afektif. Setiap area, terdapat empat item favorable F dan empat item unfavorable UF. Pernyataan favorable yaitu
pernyataan-pernyataan yang bila disetujui menunjukkan sikap positif atau menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian. Sebaliknya, pernyataan
unfavorable adalah
pernyataan-pernyataan yang
bila disetujui
mencerminkan sikap negatif atau tidak menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian Supratiknya, 2014.
Total keseluruhan item kepuasan perkawinan adalah 56 item. Peneliti menyusun item-item skala kepuasan seperti dapat dilihat pada
tabel 1. Tabel 1.
Blue-Print Skala Kepuasan Perkawinan.
Aspek Konteks
Kognitif Afektif
Jumlah F
UF F
UF Kepribadian
3, 40 31, 22
13, 48 38, 15
8 Resolusi konflik
28, 44 6, 14
1, 11 34, 2
8 Pengaturan keuangan
45, 29 21, 54
39, 32 46, 50
8 Pola pengasuhan
35, 5 16, 47
49, 7 52, 26
8 Waktu luang
4, 53 12, 51
17, 24 25, 30
8 Komunikasi
10, 41 8, 36
19, 42 20, 9
8 Hubungan seksual
23, 18 43, 27
33, 35 37, 56
8 Total
56
1.2 Penyusunan Blue Print Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi memiliki empat aspek, yaitu a mempersepsi emosi; b menggunakan emosi; c memahami emosi dan; d meregulasi
emosi. Berdasarkan keempat aspek tersebut, peneliti menyusun item di mana masing-masing aspek terdapat delapan item favorable dan delapan
item unfavorable. Total keseluruhan item kecerdasan emosi adalah 64 item. Peneliti menyusun item-item skala kecerdasan emosi seperti dapat
dilihat pada tabel 2.