1.2 Uji Linearitas
Hasil uji linearitas menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 p0,05. Angka ini menggambarkan bahwa kecerdasan emosi dan
kepuasan perkawinan memiliki hubungan yang linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Uji Linearitas.
F Sig.
Kepuasan Perkawinan
Kecerdasan Emosi
Between Groups
Combined 4,643
0,000 Linearity
58,384 0,000
Deviaton from Linearity
2,724 0,002
2. Uji Hipotesis
Peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan teknik uji korelasi dengan korelasi Pearson Product Moment pada program SPSS for windows
16 . Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16. Uji Hipotesis.
Kecerdasan Emosi Kepuasan Perkawinan
Pearson Correlation 0,583
Sig. 1-tailed 0,000
N 67
Data pada tabel menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.615 dengan taraf signifikasi p= 0,000 p0,01. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan. Koefisien determinasi r
2
yang diperoleh sebesar 0,34. Hal ini berarti
sumbangan yang diberikan kecerdasan emosi kepada kepuasan perkawinan yaitu sebesar 34.
3. Analisis Tambahan
Peneliti melakukan analisis tambahan untuk memperkaya data penelitian mengenai kepuasan perkawinan. Analisis tambahan yang dilakukan oleh
penelitian antara lain:
3.1 Korelasi tiap aspek kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan.
Peneliti melakukan analisis korelasi dengan menggunakan aspek- aspek kecerdasan emosi meliputi a mempersepsi emosi PE; b
menggunakan emosi GE; c memahami emosi ME, dan; d meregulasi emosi RE dengan kepuasan perkawinan, adalah sebagai berikut:
Tabel 17. Korelasi aspek kecerdasan emosi dengan Kepuasan Perkawinan.
PE GE
ME RE
Kepuasan Perkawinan
Pearson Correlation
0,517 0,459
0,398 0,585
Sig. 1- tailed
0,000 0,000
0,000 0,000
N 67
67 67
67 Tabel 17 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan sebesar
0,000 p0,01 tiap aspek kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan. Aspek mempersepsi emosi memiliki koefisien korelasi sebesar 0,517;
aspek menggunakan emosi memiliki koefisien korelasi sebesar 0,459. Aspek memahami emosi memiliki nilai koefisien korelasi paling rendah
yaitu 0,398 dan aspek mengatur emosi memiliki koefisien tertinggi yaitu 0,585.
3.2 Perbedaan kepuasan perkawinan berdasarkan data demografik
Peneliti melakukan analisis tambahan yaitu uji beda menggunakan independent t-test
pada program SPSS for windows 16. Analisis tambahan yang dilakukan peneliti berdasarkan data demografik yang diperoleh pada
masing-masing responden. Data yang digunakan peneliti dalam uji beda, antara lain:
3.2.1 Perbedaan kepuasan perkawinan berdasarkan usia perkawinan
Peneliti melakukan analisis uji beda berdasarkan usia perkawinan responden yang dikelompokkan menjadi 2, yaitu usia
perkawinan yang kurang dari 15 tahun dan usia perkawinan yang lebih dari 15 tahun. Hasil uji beda dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18. Uji beda berdasarkan Usia Perkawinan.
N Mean
teoretis Mean
Sig. Usia Perkawinan
15 Tahun 25
105,85 105,48
0,186 Usia Perkawinan
15 Tahun 42
107,48 Berdasarkan data pada tabel 19, sebanyak 25 responden
memiliki usia perkawinan yang kurang dari 15 tahun dengan mean 105,48. Terdapat 42 responden yang sudah menikah lebih dari 15
tahun dengan perolehan mean sebesar 107,48. Nilai signifikansi uji