Mempersepsikan emosi perceiving emotion

romantis pada responden yang berpacaran dan telah menikah. Pada penelitian sebelumnya tidak menghubungkan dengan kehidupan perkawinan dan peneliti belum menemukan penelitian yang menghubungkan secara langsung antara kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan.

D. Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kepuasan Perkawinan

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan dan meregulasi emosi untuk memfasilitasi pikiran dan mencapai suatu tujuan. Kecerdasan emosi berhubungan dengan keterampilan dalam mengamati perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengarahkan pikiran dan tindakan. Salah satu aspek dasar kecerdasan emosi adalah mempersepsikan emosi pada diri sendiri dan orang lain. Salah satu kemampuan dalam merasakan emosi adalah mengenali emosi. Selain itu, kemampuan lainnya adalah terbuka terhadap perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Individu yang mampu terbuka terhadap perasaannya mudah terbuka dalam menyadari dan memecahkan masalah pada kehidupan perkawinannya. Kedua hal ini membuat individu merasa nyaman berkomunikasi dengan pasangan terutama dalam berbagi emosi dan pendapat sehingga individu menilai dan merasakan hal positif terhadap pasangannya. Kemampuan individu dalam mengekspresikan emosi mereka dengan tepat berdampak pada bagaimana individu mengekspresikan emosi positif pada pasangan dan berkomitmen untuk setia. Sebaliknya, individu yang kurang mampu dalam mengekspresikan emosi mereka, memiliki kesulitan dalam mengekspresikan kasih sayang pada pasangan dan memiliki komitmen yang cenderung rendah untuk setia. Individu yang mampu mengekspresikan kasih sayang kepada pasangannya memiliki perasaan positif terhadap pasangannya. Aspek kecerdasan emosi lainnya adalah menggunakan emosi untuk memfasilitasi pikiran. Individu yang dapat menggunakan emosinya mampu mempertimbangkan beberapa sudut pandang dan mampu menguasai perubahan suasana hati. Hal ini akan memengaruhi individu dalam mengambil keputusan dan mendiskusikan masalah dengan pasangan, sebaliknya individu yang tidak dapat mempertimbangkan sudut pandang orang lain cenderung mengambil keputusan sendiri tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu. Memahami dan menganalisa emosi merupakan aspek kecerdasan emosi yang ketiga. Kemampuan ini terkait dengan pengetahuan tentang emosi dan relasi diantara emosi yang kompleks Mayer Salovey, 1997. Kemampuan ini berkaitan dengan aspek afektif dalam kepuasan perkawinan. Memahami dan menganalisa emosi dapat digunakan untuk mengamati perasaan perasaan yang