Konsep Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Menurut Tuchman yaitu berita adalah jendela dunia yang menjelaskan bahwa dengan berita kita dapat mengetahui keadaan, kondisi, kehidupan bahkan kegiatan di belahan dunia lain yang jauh berbeda dari tempat tinggal kita. Namun apa yang kita lihat, kita ketahui, dan kita rasakan mengenai dunia tergantung pada jendela framebingkai yang kita pakai. Apakah jendela tersebut besar atau kecil, berjeruji atau tidak, memungkinkan kita melihat secara bebas keluar atau terhalang dan sebagainya. Dalam berita, jendela itu yang kita sebut sebagai frame Eriyanto, 2004:4.

2.1.5 Konsep Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Analisis dalam penelitian ini menggunakan model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki, dimana Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki 1993 melalui tulisan mereka Framing Analysis: An Approach ti News Discourse mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing : sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Keempat dimensi struktural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu kedalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Dalam pendekatan ini framing dapat dibagi kedalam empat struktur besar, yaitu : a. Struktur Sintaksis Adalah susunan kata atau frase dalam kalimat, hal ini berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan kisah berita Sobur, 2001:175. Dengan demikian, struktur sintaksis ini dapat diamati dari baganskema berita, antara lain : - Headline Merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi menunjukkan kecenderungan berita dan digunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu Eriyanto, 2004:257-258. - Lead Umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk ke dalam isi berita secara lengkap Eriyanto, 2001:232. - Latar Informasi Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks Eriyanto, 2001:235. - Pengutipan Sumber Berita Hal ini dimaksudkan untuk membangun objektivitas prinsip keseimbangan tidak memihak Eriyanto, 2001:259. - Pernyataan - Penutup b. Struktur Skrip Berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi bercerita atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa Eriyanto, 2004:255. Bentuk umum dari skrip ini adalah pola 5W+1H, antara lain : - Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa? - What : Apa yang terjadi? - Where : Dimana peristiwa itu terjadi? - When : Kapan peristiwa itu terjadi? - Why : Mengapa apa yang menyebabkan peristiwa itu terjadi? - How : Bagaimana peristiwa itu terjadi? c. Struktur Tematik Berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, keseluruhan Eriyanto, 2004:255. Ada beberapa elemen dapat diamati dari perangkat tematik ini, antara lain adalah : - Detail Elemen wacana ini berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan oleh seseorang komunikator. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau untuk mendapatkan citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi tersebut dalam jumlah yang sedikit atau bahkan jika perlu informasi itu tidak disampaikan kepada khalayak jika hal itu merugikan kedudukannya. Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara implisit Eriyanto, 2001:238. - Koherensi Pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan. Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab- akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain Eriyanto, 2001:263. - Bentuk Kalimat Bentuk kalimat ini berhubungan dengan cara berpikir yang logis, yaitu kausalitas. Logika kausalitas ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subyek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat Sobur, 2001:81. - Kata Ganti Merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti ini timbul untuk menghindari pengulangan kata yang disebut antaseden dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam suatu wacana Sobur, 2001:81-82. d. Struktur Retoris Gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris, mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak Sobur, 2001:84. Struktur ini berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu kedalam berntuk berita. Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan oleh wartawan merupakan suatu kebenaran Eriyanto, 2004:264. Struktur retoris terdiri dari beberapa elemen, antara lain : - Leksikon elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia, pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menujukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap faktarealitas Eriyanto, 2001:255. - Grafis Biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran yang lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik gambar, dan tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian-bagian yang ditonjolkan ini menekankan kepada khalayak pentingnya bagian tersebut, di mana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut. Elemen grafis itu juga muncul dalam bentuk foto, gambar dan tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan Eriyanto, 2001:258. - Metafora Merupakan suatu kiasan, ungkapan yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu teks. Pemakaian metafora tertentu dapat menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapatgagasan tertentu kepada publik Eriyanto, 2001:259. - Pengandaian Presupposition Strategi lain yang dapat memberi citra tertentu ketika diterima khalayak. Elemen wacana pengandaian merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pengandaian hadir dengan memberi pernyataan yang dipandang terpercaya dan karena tidak perlu dipertanyakan Sobur, 2001:79. Gambar 2.1 KERANGKA FRAMING ZHONGDANG PAN DAN GERALD M.KOSICKI STRUKTUR UNIT YANG DIAMATI SINTAKSIS Cara wartawan menyusun fakta Headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan, penutup SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta 5W+1H TEMATIK Cara wartawan menulis fakta Paragraph, proposisi, kalimat, hubungan antar kalimat RETORIS Cara wartawan menekankan fakta Kata, idiom, gambarfoto, grafik PERANGKAT FRAMING 1. Skema berita 2. Kelengkapan berita 3. Detail 4. Koherensi 5. Bentuk kalimat 6. Kata ganti 7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora Sumber : Eriyanto, 2004:256

2.2 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25