Latar Belakang PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANDEN.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tentunya dalam hal ini guru membutuhkan tanggung jawab untuk menunjang profesi tersebut. Selain itu guru berperan besar dalam mengajarkan peserta didik untuk tumbuh dewasa yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Guru mempunyai tugas yang sangat beragam baik di lingkup sekolahan maupun di lingkup luar sekolahan, maka dari itu tanggung jawab seorang guru tidak hanya sekedar terbatas pada bagaimana cara mengajarkan dan membelajarkan anak namun juga meliputi tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai yang berguna untuk kehidupan masa datang. Sejak ditetapkannya oleh Presiden Republik Indonesia ke-6 yaitu Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 2 Desember 2004 dalam peringatan Hari Guru Nasional XII yang mencanangkan guru sebagai profesi. Tentunya guru merupakan suatu profesi yang tidak sekedar bertanggungjawab pada mengajarkan anak agar menjadi anak yang cerdas secara akademik, jauh dari itu, guru juga mempunyai fungsi untuk membina hubungan baik dalam lingkup sekolahan maupun luar sekolahan atau sering disebut masyarakat dan juga turut serta berkontribusi dalam penelitian terkait masalah pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan Syaiful Sagala 2 2009: 6 yang menyatakan bahwa guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan para murid dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat. Selain itu guru mempunyai peran yang sentral dalam mengemban tugasnya, karena mereka harus mempunyai kemampuan atau kecakapan dalam menunjang tugasnya. Kemampuan itu diantaranya yaitu kemampuan dalam mendidik dan membimbing peserta didik, kemampuan untuk memimpin, kemampuan untuk melakukan konseling untuk peserta didik, kemampuan dalam berbaur pada masyarakat, serta mengemban ilmu untuk meningkatkan kapasitasnya seperti melakukan penelitian. Tentunya dalam melakukan hal di atas bukan merupakan hal yang sederhana, karena guru mempunyai tanggungjawab baik di sekolah maupun di masyarakat. Tanggung jawab moral juga melekat pada diri seorang guru. Status guru ini tentunya mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi guru yang sudah melekat satu kesatuan menjadi tanggungjawabnya. Menurut Suparlan 2006:29 guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Hal 3 tersebut dijabarkan lebih rincinya yaitu melalui UU Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 yang menyebutkan bahwa kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Guru diharapkan mempunyai keempat kompetensi tersebut, karena keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri. Ketika guru meninggalkan atau tidak melaksanakan salahsatu kompetensi yang harus dikuasai guru, maka proses pendidikan tidak bisa berjalan secara optimal. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1 pemahaman wawasan dan landasan kependidikan; 2 pemahaman terhadap peserta didik; 3 pengembangan kurikulum atau silabus; 4 perancangan pembelajaran; 5 pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6 pemanfaatan teknologi pembelajaran; 8 evaluasi hasil belajar; 8 pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Untuk kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1 mantap; 2 stabil; 3 dewasa; 4 arif dan bijaksana; 5 berwibawa; 6 berakhlak mulia; 8 menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 8 secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; 9 mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: 1 berkomunikasi lisan, tulisan, dan atau isyarat; 2 menggunakan teknologi 4 komunikasi dan informasi secara fungsional; 3 bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik, dan; 4 bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Sedangkan untuk kompetensi profesional, kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Hal di atas mempunyai kaitan erat dengan Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa. Mencermati definisi pendidikan di atas menurut Undang-Undang bahwa proses pendidikan mempunyai tujuan agar anak memiliki kualifikasi menjadi generasi penerus yang selain cerdas baik intelektualnya, akhlaknya, dan kepribadiannya. Pendidikan ditujukan agar siswa mempunyai keaktifan dalam proses pembelajaran. Tentunya hal tersebut tidak lepas dengan peran guru sebagai pendidik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan dimana siswa menjadi pusat dalam pembelajaran, siswa diberikan kebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang dirancang oleh guru untuk memfasilitasi peserta didik. Hal ini juga selaras dalam pembukaan Undang- Undang 1945 yang menyebutkan bahwa salahsatu tujuan pendidikan adalah 5 mencerdasakan kehidupan bangsa. Dan untuk mencapai tujuan pendidikan salahsatunya ditempuh dengan jalan bangku sekolah. Berbicara mengenai sekolah, tentunya tidak akan terlepas oleh kualiats guru, oleh karena itu banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru mengingat guru merupakan salahsatu garda terdepan pendidikan. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi hal tersebut diantaranya melakukan proses seleksi LPTK yang perlu diperketat. Selain itu menurut berita yang dikutip pada koran Kompas pada tanggal 16 Oktober 2016 menyatakan bahwa revitalisasi pendidikan guru dilakukan sejak tahap seleksi karena hal tersebut terkait dengan kemajuan bangsa. Hal tersebut merupakan salah satu pokok deklarasi Jakarta, hasil Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia Konsapsi VIII. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dimulai dari guru ini diharapkan mampu memajukan pendidikan yang ada di Indoensia baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Yang salahsatunya yaitu meningkatnya kompetensi guru yang ada di Indonesia. Menurut fakta di lapangan dan hasil observasi yang peneliti lakukan, hasil dari nilai Ujian Nasional siswa Sekolah Dasar se Kecamatan Sanden tahun 2016 yang diperoleh dari UPT Kecamatan Sanden, SD N 2 Sanden memiliki peringkat pertama dari enam belas Sekolah Dasar yang terdapat di Kecamatan Sanden baik sekolah negeri ataupun swasta. SD N 2 Sanden memiliki rata-rata nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 88,18, Matematika rata-ratanya 84,09, dan mata pelajaran IPA 93,30. Selain itu banyak prestasi yang diperoleh siswa siswi di SD 2 Sanden seperti juara 1 lomba aritmatika tingkat nasional pada tahun 2015, 6 juara 1 lomba olimpiade MIPA bidang IPA se Kabupaten Bantul, juara lomba untuk pidato, atletik, sinopsis, hafalan Al’Quran serta beberapa prestasi lainnya baik di bidang akademik maupun non akademik. Hal di atas tidak akan terlepas oleh kemampuan guru dalam mendidik siswa. Kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran bagi anak didik. Salahsatu kompetensi yang menunjang proses pembelajaran adalah kompetensi profesional. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Selanjutnya, menurut Wina Sanjaya 2013: 288 salahsatu indikator kompetensi profesional guru adalah menguasai berbagai metode strategi pembelajaran, kemampuan menyusun program pembelajaran, dan juga kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Guru yang mampu melaksankan hal di atas mempunyai kaitan yang sangat erat dengan prestasi siswa yang didapat. Antara prestasi dengan kemampuan guru dalam mendidik merupakan satu kesatuan yang saling berpengaruh terhadap hasil dari proses pembelajaran yang selama ini berlangsung. Guru di SD N 2 Sanden mempunyai penguasaan terhadap kompetensi tersebut dan telah melaksanakan sehingga banyak prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh pserta didik. Selain hasil yang diperoleh dari UPT Sanden, pengamat juga melakukan observasi ke beberapa Sekolah Dasar diantaranya SD 1 SN dan juga SD 1 GDH. Hasil dari observasi yang dilakukan pada hari Jumat, 5 November 2016, pembelajaran masih didominasi oleh guru kelas, dimana guru mencatat di papan 7 tulis terkait materi pembelajaran PKn. Setelah guru selesai menulis, siswa diminta untuk menulis di buku tulis masing-masing, kemudian seluruh siswa secara bersama-sama membaca apa yang telah dituliskan oleh guru. Ketika semua siswa telah membaca bersama, guru menjelaskan materi tersebut. Guru mengajar tidak berpatokan pada RPP, namun pada buku pelajaran. Hal tersebut juga senada dengan SD 1 GDH, pengamatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 November 2016, dimana guru dalam menjelaskan materi dominan menggunakan metode ceramah, dan sesekali diselingi dengan tanya jawab pada siswa serta guru terlalu berpatokan kepada buka pegangan. Namun, pengamat mendapatkan hasil yang berbeda ketika melakukan observasi dan wawancara dengan guru dan kepala sekolah di SD N 2 Sanden pada tanggal 2 dan 9 November 2016, dimana dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, pembelajaran sudah berpusat pada siswa student center. Dalam proses pembelajaran guru selalu berusaha mengaktifkan siswa seperti bertanya kepada siswa terkait apa yang ia ketahui mengenai suatu hal atau memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat dan bertanya terkait materi yang sedang diajarkan. Guru juga sesekali melakukan tanya jawab secara acak yang bertujuan untuk memusatkan perhatian anak agar tetap fokus terhadap pelajaran. RPP dibuat per kegiatan untuk memudahkan guru dalam mengajarkan materi kepada anak. Dan sebelum melaksanakan pembelajaran guru juga menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai. Dari hasil pemaparan di atas, peneliti ingin mengetahui seberapa jauh kompetensi profesional guru kelas 8 di SD N 2 S anden. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti “Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri 2 Sanden”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 3 19

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 2 17

IMPLEMENTASI KEMAMPUAN GURU DALAM MEWUJUDKAN KOMPETENSI PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI GALEH Implementasi kemampuan guru dalam mewujudkan Kompetensi profesional di sekolah dasar negeri galeh I tangen sragen tahun ajaran 2012/ 2013.

0 1 15

IMPLEMENTASI KEMAMPUAN GURU DALAM MEWUJUDKAN KOMPETENSI PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI GALEH Implementasi kemampuan guru dalam mewujudkan Kompetensi profesional di sekolah dasar negeri galeh I tangen sragen tahun ajaran 2012/ 2013.

0 1 11

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR BHARLIND SCHOOL MEDAN.

0 0 29

Kompetensi Profesional Guru Dalam Kerja Di Sekolah Dasar Negeri Jabung I Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

0 0 7

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.

0 0 39

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.

0 1 39

KEMAMPUAN GURU GURU SEKOLAH DASAR DALAM

0 0 1

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL “MENGUASAI KOMPETENSI INTI ATAU KOMPETENSI DASAR DAN PENGEMBANGAN MATERI” GURU PPKn DI SMA Negeri 2 PURBALINGGA

0 1 17