31
o. Guru harus terampil dan adil dalam menilai proses dan hasil belajar siswa.
p. Guru harus memperlihatkan perhatian terus-menerus dalam tanggungjawab
profesional dalam tiap kesempatan. q.
Guru harus terampil bekerja dengan orang tua atau wali, sesama guru, administrator, dan memelihara hubungan baik sesuai etika profesional.
r. Guru memperlihatkan minat dan perhatian luas tentang berbagai hal.
s. Guru sebaiknya mempunyai humor yang sehat. Penting bagi guru untuk
mempunyai selera humor agar kondisi kelas dapat mencair. t.
Guru harus mampu mengenali secara cepat siswa yang memerlukan perhatian khusus.
u. Guru harus berusaha melakukan usaha khusus untuk memperlihatkan
bagaimana materi pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Guru harus mampu mengkonstektualkan pelajaran sehingga dalam menangkap
materi akan lebih mudah karena berhubungan langsung dengan kehidupan anak didik.
v. Guru hendakya dapat dipercaya, baik dalam membuat perjanjian maupun
kesepakatan. Kepercayaan dan kekonsistenan guru inilah yang harus terus ada di dalam kepribadian seorang guru. Karena guru yang mempunyai sikap
konsisten akan memengaruhi pandangan masyarakat terhadap guru.
D. Macam-Macam Kompetensi Guru
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 1 ayat 10 bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
32
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kemudian dalam pasal 8 dinyatakan bahwa guru wajib memiliki
kualifiaksi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal
ini diperjelas dalam BAB IV mengenai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi dalam pasal 10 yang menjelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi-kompetensi tersebut akan lebih rinci dikupas dalam
pembahasan berikutnya.
1. Kompetensi pedagogik
Menurut Dwi Siswoyo 2013:118 kompetensi pedagogik mencakup selain pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, serta sistem evaluasi pembelajaran, juga harus menguasai “ilmu pendidikan”. Kompetensi ini diukur dengan performance test
atau episodes terstruktur dalam PPL Praktek Pengalaman Lapangan dan case base test yang dilakukan secara tertulis. Sedangkan menurut Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2015 kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Pemahaman wawasan landasan kependidikan.
Guru yang menguasai kompetensi pedagogik adalah guru yang memahami dan menguasai mengenai landasan kependidikan. Menguasai terkait tujuan
pendidikan nasional sehingga dengan mengetahui mengenai landasan
33
kependidikan maka guru akan mempunyai pondasi dan arah dalam mendidik anak didik nantinya.
b. Pemahaman terhadap peserta didik.
Penguasaan kompetensi pedagogik juga terkait pemahaman guru terhadap peserta didik. Guru harus mengetahui mengenai kondisi tiap anak didik. Hal ini
sangat penting karena dengan mengetahui dan memahami peserta didik sejak awal akan membantu guru untuk mengajarkan anak terkait materi pembelajaran dan
juga akan lebih mudah menganalisis bakat, kemampuan, dan kebutuhan anak didik. Pemahaman terhadap anak didik juga akan menciptakan kedekatan secara
psikologis antara guru dengan siswa. Sehingga guru dalam mengajarkan materi serta membimbing akan lebih mudah.
c. Pengembangan kurikulum silabus
Guru dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik yang mumpuni manakala mampu mengembangkan kurikulum. Guru dituntut untuk mempunyai
kreativitas untuk mengembangkan kurikulum silabus yang berlaku namun juga tetap mempertimbangkan kondisi siswa, tingkat perkembangan siswa serta faktor
lingkungan yang ada. d.
Perencanaan pembelajaran Segala bentuk skenario pembelajaran yang ada di dalam kelas tidak lepas
dari peran guru. Pembelajaran yang berjalan dengan baik salahsatunya ditunjang oleh perencanaan pembelajaran yang dirancang secara matang. Perencanaan
pembelajaran merupakan salahsatu faktor yang menujang proses pembelajaran agar pembelajaran berjalan secara maksimal. Perencanaan ini dibuat tetap dengan
34
mempertimbangkan kondisi peserta didik, faktor lingkungan yang mendukung, serta sarana dan prasarana yang tersedia.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pembelajaran harus berorientasi terhadap peningkatan kemampuan siswa dan juga harus dapat membantu siswa untuk menginternalkan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat, maka dari itu pembelajaran yang mendidik sangatlah penting.
Jika selama ini pendidikan di Indonesia masih berpusat kepada guru teacher center, dimana siswa dianggap berpengetahuan kosong ketika masuk
kelas maka paradigma di atas harus segera diubah agar kualitas pendidikan di Indonesia meningkat. Karena sebenarnya siswa sudah mempelajari banyak hal di
luar kelas maupun sekolahan, dan ketika siswa masuk kelas mereka telah mempunyai
pengetahuan sendiri-sendiri.
Sehingga tugas
guru adalah
membimbing anak didik untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui berbagai kegiatan yang dapat membantu baik siswa maupun guru untuk berpikir
kritis salahsatunya melalui kegiatan diskusi, tanya-jawab dll. f.
Pemanfaatan teknologi pembelajaran Teknologi pembelajaran sangat menunjang dalam proses pembelajaran.
Guru harus mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran yang tersedia dalam sekolah. Maka dari itu penting bagi guru untuk selalu meningkatkan kapasitasnya
dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran. g.
Evaluasi hasil belajar
35
Evaluasi hasil belajar ini untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman anak terhadap materi yang pernah diajarkan oleh guru. Guru harus melakukan evaluasi
pembelajaran untuk bahan refleksi yang nantinya dapat menjadi patokan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih optimal.
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya Potensi yang ada pada setiap diri siswa hendaknya harus dieksplor dan terus
diasah sesui dengan bakatnya. Guru harus mampu menganalisis potensi yang dimiliki tiap siswa sehingga bisa membimbing dalam meningkatkan kemampuan
atau potensi yang dimiliki. Pengasahan potensi siswa ini dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai cara, salahsatunya disediakan kegiatan berupa ekskul untuk
terus meningkatkan kemampuan siswa.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian
menuntut seorang
pendidik mempunyai
kepribadian yang baik, diantaranya amanah, dapat dipercaya, jujur, dan bertanggungjawab Daryanto 2013: 19. Menurut Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2015. Kompetensi kepribadian ini sekurang-kurangnya meliputi: a.
mantab; b.
stabil; c.
dewasa; d.
arif dan bijaksana; e.
berwibawa; f.
berakhlak mulia;
36
g. menjadi teladhan bagi peserta didik dan masyarakat;
h. secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan;
i. mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Guru yang memiliki kompetensi kepribadian yang baik adalah guru yang memenuhi kesembilan kriteria yang disebutkan di atas. Sebagai seorang guru,
mereka merupakan sosok panutan dan teladhan baik bagi anak didik maupun masyarakat luar. Kepribadian guru akan terpancar melalui sikap sehari-hari.
Kepribadian merupakan suatu sikap yang dimilki setiap orang yang tentunya berbeda setiap individu. Kepribadian inilah yang menjadi cerminan dari sikap diri
seseorang. Hal ini selaras dengan pendapat Raka Joni dalam Akhmad Sudrajad 2011:116 yang menyatakan bahwa kompetensi personal yaitu seseorang yang
memiliki kepribadian yang mantab dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran:
ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Banyak sekali faktor yang memengaruhi kepribadian seorang guru
salahsatunya faktor lingkungan. Sebagai seorang guru yang digugu dan ditiru untuk anak didik guru harus mampu menjadi model untuk anak didik.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:
a. berkomunikasi lisan, tulisan, danatau isyarat;
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
37
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua wali peserta didik; d.
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Seorang guru juga harus mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
dengan baik dan juga mempunyai kemampuan sosial yang bagus baik dalam lingkup sekolahan maupun di luar lingkup sekolah masyarakat. Kemampuan
sosial ini lebih menekankan kepada kemampuan menjalin hubungan dengan baik lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru juga harus mampu mengoptimalkan
sarana teknologi komunikasi dan informasi seefektif mungkin dalam rangka mengoptimalkan peran untuk menjalin hubungan sosial agar tercipta bentuk
komunikasi secara efektif.
4. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan materi pelajaran merupakan
keharusan guru. Walaupun guru bukan merupakan satu-satunya sumber bagi siswa untuk belajar, namun kemampuan guru dalam penguasaan materi secara
mendalam berpengaruh terhadap bagaimana guru menyampaikan materi kepada anak didik. Ketika guru tidak dapat menguasai pelajaran yang akan diajarkan
maka dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran tidak akan berjalan secara efektif, sebaliknya ketika guru mampu menguasai materi secara mendalam maka
guru dapat membimbing siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Sedangkan menurut Raka Joni dalam Akhmad Sudrajad 2011:116
kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang
38
diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya. Keefektifan dalam mengajar
juga dipengaruhi bagaimana guru mampu memaksimalkan kegiatan pembelajaran melalui metode yang digunakan. Metode yang digunakan guru harus mampu
mencover potensi yang ada di diri siswa. Menurut Suharsimi Arikunto Isman, 2012 kompetensi profesional artinya
guru memiliki pengetahuan yang luas serta mendalam tentang subject matter mata pelajaran yang diampu dan akan diajarkan, serta penguasaan metodologis
dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa kompetensi profesional
merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a. konsep, struktur, dan metode keilmuan teknologi seni yang menaungi
koheren dengan materi ajar; b.
materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c.
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; d.
penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; e.
kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa kompetensi profesional salahsatunya guru harus mempunyai kecakapan terkait konsep, struktur, metode,
39
teknologi yang mempunyai kaitan dengan bahan ajar yang akan diajarkan di SD. Kecakapan dalam mengaitkan setiap unsur pelajaran dengan konsep, struktur,
metode teknologi adalah dasar guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang akan berjalan lebih variasi.
Konsep pembelajaran yang akan diajarkan oleh siswa sebelumnya sudah dikuasai guru secara mendalam dan guru juga mengetahui serta menguasai
hubungan konsep pembelajaran dengan mata pelajaran terkait. Penguasaan konsep ini akan mempermudah guru ketika mengajarkan materi untuk siswa. Guru juga
harus mampu untuk menanamkan kosnpe-konsep yang sudah diajarkan ke siswa untuk diimplemetasikan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu
dalam pembelajaran yang dilakukan sangat dianjurkan oleh guru untuk mengkonstektualkan pembelajaran dan membuat pembelajaran dekat dengan
kehidupan sehari-hari siswa, agar guru mudah menginternalkan konsep keilmuan ke dalam kehidupan siswa.
Namun dalam membelajarkan siswa, guru harus tetap mempertahankan nilai-nilai dan budaya nasional yang ada. Guru tidak boleh larut untuk
membiarkan siswanya menyukai dunia luar sehingga melupakan norma dan nilai yang ada di masyarakat. Maka dari itu ketika dalam proses belajar dan mengajar
guru dapat mengaitkan pembelajaran dengan budaya-budaya nasional melalui contoh atau kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan mempehatikan nilai
nasional. Sedangkan menurut Wina Sanjaya 2013:288 kompetensi profesional
adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian
40
tugas-tugas keguruan. Tingkat keprofesionalan guru dapat dilihat dari beberapa indikator terkait keprofesionalitasan. Beberapa kemampuan yang berhubungan
dengan kompetensi ini di antaranya. a.
Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran. Tujuan dari pendidikan merupakan hal yang paling mendasar yang harus diketahui guru,
sehingga ketika guru mengajar siswa, guru mempunyai landasan dalam mengajar yang tentunya harus sesuai dengan tujuan pendidikan baik yang
bersifat nasional, institusional hingga tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mempermudah guru dalam membuat rancangan
pembelajaran. b.
Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan. Guru diharapkan tahu perkembangan psikologi tiap siswa tahap perkembangan kognitif siswa
sehingga ketika guru memahami tahapan perkembangan siswa akan mempermudah guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran. Selain
tahap perkembangan, guru juga diharapkan tahu mengenai teori belajar, serta kebutuhan tiap siswa. Setiap siswa mempunyai kekhasan sendiri dalam
menguasai materi, guru harus mampu mengakomodasi gaya belajar tiap siswa.
c. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
yang diajarkannya. Kemampuan ini mutlak harus dikuasai oleh setiap guru. Guru harus mampu menguasai materi secara mendalam sesui dengan bidang
41
yang diajarkannya. Karena keberhasilan suatu pembelajaran sangat ditunjang oleh seberapa besar pengetahuan guru terhadap materi yang diajarkannya
disamping metode yang digunakan. d.
Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. Guru harus tetap senantiasa melakukan pengkajian dan
penelitian untuk mendapatkan metode apa yang paling cocok diterapkan untuk peserta didik. Strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan juga output pembelajaran. Guru juga harus mampu memberikan variasi terhadap pembelajaran agar
anak didik tidak bosan. e.
Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. Media merupakan sarana yang sangat menunjang dalam proses
pembelajaran. Pemanfaatan secara maksimal dapat mempermudah anak didik untuk menangkap pembelajaran. Selain itu guru juga harus mampu
memanfaat berbagai sumber pembelajaran yang tersedia baik cetak maupun non cetak.
f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Evaluasi digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Maka sangat penting bagi guru untuk melakukan evaluasi baik lisan maupun
tertulis. g.
Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran. Setiap guru harus mampu menyusun program pembelajaran. Program pembelajaran ini yang
42
menjadikan pedoman guru dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk siswa.
h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang misalnya paham
akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan. i.
Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. Guru harus selalu mengembangkan ilmu terutama
dalam hal kependidikan untuk menunjang keprofesionalannya. Maka dari itu melakukan penelitian seperti PTK dan berpikir secara ilmiah merupakan
salahsatu cara untuk selalu mengembangkan ilmu sekaligus menyumbang ilmu di bidang pendidikan.
Hamzah B Uno menyatakan bahwa kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia
dapat melaksanakan tugas mengajarnya hingga berhasil. Kompetensi profesional mengajar menurut Hamzah B Uno 2010:19 meliputi sebagai berikut.
a. Merencanakan sistem pembelajaran
1 merumuskan tujuan;
2 memilih prioritas materi yang akan diajarkan;
3 memilih dan menggunakan metode;
4 memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada;
5 memilih dan menggunakan media pembelajaran;
b. Melaksanakan sistem pembelajaran
1 memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat;
2 menyajikan urutan pembelajaran secara tepat.
43
c. Mengevaluasi sistem pembelajaran
1 memilih dan menyusun jenis evaluasi;
2 melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses;
3 mengadministrasikan hasil evaluasi;
d. Mengembangkan sistem pembelajaran
1 mengoptimalisasi potensi peserta didik;
2 meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri;
3 mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesonal mengajar meliputi merencanakan sistem pembelajaran, melaksanakan sistem
pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan mengembangkan sistem pembelajaran. Keempat komponen di atas harus dikuasai dan dilaksanakan oleh
guru sebelum, ketika, dan selesai kegiatan pembelajaran agar tujuan instruksional dari pembelajaran sendiri dapat tercapai secara optimal.
Menurut Sediarto dalam Hamzah B Uno 2010:64-65 kompetensi guru profesional menuntut dirinya sebagai seorang guru agar mampu menganalisis,
mediagnosis, dan memprognosis situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain:
a. disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran;
b. bahan ajar yang diajarkan;
c. pengetahuan tentang karakteristik siswa;
d. pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan;
e. pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar;
44
f. penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran;
g. pengetahuan terhadap penilaian dan mampu merencanakan, memimpin guna
kelancaran proses pendidikan. Mulai dari bahan ajar apa yang harus dipersipakan oleh guru sampai dengan
proses pendidikan yaitu mengenai bagaimana guru mampu mengelola kelas sehingga tercipta suatu pembelajaran yang terlaksana dengan baik merupakan hal
yang harus guru kuasai sebagai salah satu indikator guru yang menguasai kompetensi profesional. Kompetensi harus dikuasai betul-betul oleh setiap guru
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak hanya sekedar menguasai materi, metode, teknologi pembelajaran, dan melakukan penilaian, guru juga
dituntut untuk mengetahui tentang karakteristik siswa dan juga filsafat dan tujuan pendidikan yang juga merupakan hal yang sangat penting yang harus dikuasai
oleh guru, karena tentunya dalam melakukan kegiatan pembelajaran salahsatu penunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar adalah mengetahui tiap
karakteristik siswa. Ketika guru mampu mengetahui dan memahami karakteristik siswa maka guru dapat mengkoordinasi gaya belajar siswa.
Moh. Uzer Usman 2006:18-19 menggolongkan kompetensi profesional menjadi beberapa bagian yang spesifik. Kompetensi profesional ini harus dimiliki
guru, yang meliputi: a.
Menguasai landasan kependidikan 1
mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional; 2
mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat;
45
3 mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan
dalam proses belajar-mengajar. b.
Menguasai bahan pengajaran 1
menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah; 2
menguasai bahan pengayaan. c.
Menyusun program pengajaran 1
menetapkan tujuan pembelajaran; 2
memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran; 3
memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar; 4
memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai; 5
memilih dan memanfaatkan sumber belajar. d.
Melaksanakan program pengajaran 1
menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat; 2
mengatur ruang belajar; 3
mengelola interaksi belajar mengajar; e.
Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 1
menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran; 2
menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dari hasil pemaparan Uzer Usman, kompetensi profesional guru adalah
dimana guru harus mampu menguasai mulai dari landasan kependidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan
program pengajaran, sampai menilai hasil dan proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Guru harus mampu menguasai kompetensi tersebut karena guru
46
merupakan profesi sehingga dibutuhkan profesionalitas dalam mengajar. Hal ini akan berdampak pada kualitas pendidikan yang telah dilaksanakan. Sehingga
penguasaan guru terhadap keempat indikator kompetensi profesional sangat penting untuk dilakukan guru.
Sedangkan menurut Undang-Undang No 16 Tahun 2007 ada lima kompetensi profesional guru yang harus dimiliki oleh guru yang meliputi:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu. Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian intergral dari proses belajar mengajar, hendaknya
tidak dianggap pelengkap profesi guru Udin Syaefudin Sa’ud 2010:53. Selain itu guru juga dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam hal kependidikan. Mengetahui setiap konsep mengenai pembelajaran sangat diperlukan guru ketika memberikan materi
kepada anak didik. b.
Mengusasi standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu. Penguasaan terhadap standar kompetensi dan
kompetensi dasar sangat penting untuk guru karena akan berkaitan dengan materi serta pengelolaan dalam pembelajaran. Guru dapat mengoptimalkan
materi yang akan disampaikan dan mendapatkan banyak informasi terkait hal tersebut manakala guru menguasai dan memahami Standar Kompetensi SK
dan Kompetensi Dasar KD yang diterapkan. c.
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
47
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif. Tindakan reflektif berupa evaluasi terhadap diri sendiri terkait bagaimana guru mengelola pembelajaran sangat perlu utuk dilakukan
oleh seorang guru untuk lebih meningkatkan kapasitasnya dalam mendidik dan juga sebagai perbaikan guru dalam mengajar.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno 2010:28 bahwa guru harus terampil dalam melakukan
interaksi dengan para peserta didik, dengan mempertimbangkan tujuan dan materi pembelajaran, kondisi peserta didik, suasana belajar, jumlah peserta
didik, waktu yang tersedia dan faktor yang menyangkut guru tersebut. Tentunya dalam berkomunikasi ini tidak hanya meliputi lingkup sekolah
namun lebih luas dari itu yaitu lingkup masyarakat. Menurut Cooper dalam Isman 2012 terdapat 4 komponen kompetensi
profesional guru, yaitu. 1.
Memiiki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. Ciri guru yang mempunyai kompetensi profesional yang memadai adalah tahu dan
menguasai mengenai teori tentang belajar untuk anak didik serta tingkah laku manusia yaitu anak didik itu sendiri. Pengetahuan guru terkait penguasaan
terhadap sifat dan teori belajar akan berpengaruh terhadap cara guru mengajar dan memfasilitasi anak didik dalam belajar di kelas maupun di luar kelas.
2. Memiliki pengetahuan dan menguasai bidang studi yang diampu. Penguasaan
terhadap bidang mata pelajaran yang diampu mutlak harus dikuasai guru,
48
karena dengan pengetahuan yang minim, maka informasi yang akan disampaikan kepada anak didik tidak akan maksimal.
3. Memiliki sifat yang tepat terhadap diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan
bidang studi yang diampu. Guru harus mampu memposisikan dirinya baik terhadap diri sendiri, sekolah, teman sejawat. Sikap yang berlebihan atau
penempatan sikap yang salah akan memengaruhi citra guru. 4.
Memiliki keterampilan menyampaikan materi ajar. Keterampilan ini akan sangat berpengaruh terhadap gaya mengajar guru. Variasi dalam mengajar
salahsatunya akan dipengaruhi oleh seberapa terampil guru mengelola pembelajaran di dalam kelas. Penyampaian materi yang dilakukan secara
variatif akan memudahkan siswa dalam menangkap pembelajaran dan juga membuat siswa tidak mudah bosan terhadap mata pelajaran yang diajarkan
guru. Sedangkan menurut Jamil Suprihatiningrum 2013:115-116 kompetensi
guru secara umum dapat diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya. Landasan kependidikan ini menjadi dasar guru dalam melakukan tugasnya yaitu menjadi pendidik yang
profesional, bukan hanya dalam mengajar siswa namun juga kaitannya dalam landasan terkait kependidikan.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf
perkembangan siswa. Guru dituntut untuk mengetahui teori belajar dan juga
49
perkembangan intelektual anak sehingga dalam mengimplementasikan pembelajaran dapat berjalan maksimal.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya. Hal ini sangat penting maka kemampuan serta pengusaan materi secara mendalam oleh guru terkait bidang studi yang diajarkan harus
terus ditingkatkan. d.
Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi merupakan salahsatu cara
agar proses pembelajaran dapat berjalan seara efektif. e.
Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber berjalan yang relevan. Relevansi dalam penggunaan berbagai apat, media,
dan sumber belajar juga menjadi faktor yang penting agar pembelajaran dapat terjadi secara optimal.
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
Mengorganisasi dan melaksanakan program merupakan tuntutan setiap guru. Program pembelajaran dirancang agar tujuan dari pembelajaran dapat
tercapai. g.
Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa. Evalusi harus dilaksanakan dan harus dikuasai guru untuk mengukur pemahaman siswa.
h. Mampu menumbuhkan kepribadian siswa. Kepribadian merupakan salahsatu
yang wajib dikembangkan karena menyangkut dengan moral siswa, sehingga selain guru mempunyai tanggungjawab dalam mengajar juga mempunyai
tanggungjawab untuk membentuk kepribadian siswa.
50
E. Kerangka Berpikir